Senin, 14 Oktober 2013

Melancong Ke Jogya

Melancong Ke Jogya

Jogya adalah tempat yang menyenangkan untuk dikunjungi. Sudah berbilang kali aku mengunjungi kota ini untuk berbagai keperluan. Baik keperluan kantor maupun keperluan pribadi. Untuk pertemuan ilmiah IAGI maupun seminar-seminar. Untuk menghadiri pesta atau untuk berlibur. Mampir di Jogya selalu berkesan. 

Beberapa bulan yang lalu salah seorang adik ipar mengajak berlibur di Jogya. Sebenarnya dia berniat mengadakan selamatan untuk meresmikan pembangunan rumahnya yang baru saja selesai. Kami tertarik untuk hadir dan berencana untuk datang. Dengan kendaraan sendiri.

Aku menyukai menyetir jarak jauh, meski tidak maniac. Pernah beberapa kali menyetir dari Jakarta ke kampung pulang pergi. Bahkan pernah sampai ke Medan. Dua puluh tahun lebih yang lalu pernah menyetir sampai ke Jogya ini. Tapi sejak beberapa tahun ke belakang aku agak membatasi diri karena alasan kesehatan. Lalu ada sedikit perubahan dalam keluhan sakit asam urat sejak lebih kurang dua tahun terakhir ini. Ahamdulillah, badan terasa lebih fit. Timbul keinginan untuk mencoba menyetir jarak jauh lagi. 

Rencana menyetir ke Jogya pun dimatangkan. Ada ipar lain dari kampung yang akan ikut menemani. Untuk bergantian menyetir. Waktu berangkat dipilih hari Ahad tanggal 6 Oktober yang lalu. 

Kami berangkat jam sebelas siang melalui jalur selatan. Dimulai dengan menempuh jalan tol Cipularang sampai ke ujungnya di Cileunyi. Berhenti untuk shalat di mesjid di tempat istirahat sebelum akhir jalan tol. Kemudian sesudah itu istirahat lagi untuk makan siang di daerah Nagrek. Kami lanjut melalui Tasikmalaya, Ciamis kemudian Banjar lalu berhenti pula untuk shalat maghrib. Banjar terletak lebih kurang di tengah-tengah jarak ke Jogya. Sudah tujuh jam aku memegang kemudi. Dan rasanya masih bisa bertahan. 

Perjalanan dilanjutkan memasuki Jawa Tengah. Melalui kota-kota yang tidak semua namanya familiar di telingaku. Di kegelapan malam yang cerah berbintang. Sekitar jam delapan malam kami berhenti untuk makan malam di sebuah rumah makan.

Kami menggunakan GPS untuk membantu navigasi. Terjadi sedikit kekonyolan ketika memasukkan Bantul (di selatan) sebagai kota tujuan di Jogyakarta. Padahal tujuan kami adalah di daerah Kaliurang, di bagian utara kota Jogya. Kami lalu digiring  oleh GPS tersebut untuk melalui Bantul (baru di sana aku sadar bahwa kami menjauh dari sasaran). Tapi syukurlah, dengan berkomunikasi ke sasaran dan dibantu oleh GPS setelah mengoreksi tujuan akhir, kami sampai di tempat yang dituju jam setengah dua malam. Setelah berkendara sejauh 525 km. Dan aku bertahan memegang kemudi sepanjang perjalanan itu. Alhamdulillah. 

*****

                             

Tidak ada komentar:

Posting Komentar