Jumat, 25 April 2014

Berislamlah Yang Kaffah

Berislamlah Yang Kaffah

Yaa ayyuhalladziina aamanu udkhuluuu fissilmi kaaffah, wa laa tattabi'uu khuthuwaatisy syaithaan, innahuu lakum 'aduwwun mubiin..... Wahai orang-orang yang beriman, masuklah ke dalam Islam secara kaffah (utuh), janganlah kalian ikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya dia adalah musuh yang nyata bagimu. Demikian firman Allah dalam surah Al Baqarah ayat 208. Masuklah ke dalam Islam secara totalitas. Secara utuh. Mana-mana perintah kerjakan dengan sungguh-sungguh dan begitupun apa-apa yang dilarang jauhi dengan sungguh-sungguh pula. 

Di tengah maraknya pertandingan mengejar 'nikmat' dunia baik melalui harta, pangkat dan kedudukan seperti sekarang ini, terasa benar perlunya mengingat bagaimana seyogianya kita harus bersikap, agar jangan sampai terpeleset. Padahal kehidupan di dunia ini sungguh sangat sementara. Sudah sama-sama kita lihat, mereka-mereka yang hebat-hebat itu, akhirnya meninggalkan segala kehebatannya di dunia ini tanpa mampu membawanya sedikitpun. Mereka-mereka yang kaya, yang berkuasa, yang berpangkat, semua berakhir. Berakhir dengan kematian dan jasadnya diantar ke pemakaman.

Berislam secara kaffah, artinya bersungguh-sungguh mematuhi ajaran Islam. Hendaklah diselaraskan amal perbuatan dengan memelihara akhlak yang baik. Akhlaqul karimah seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan para sahabat beliau yang terdahulu. Seperti yang beliau shallallahu 'alaihi wa sallam wasiatkan untuk kita teladani, dengan berpedoman kepada al Quran dan assunnah. 

Sangat penting pula menyelaraskan antara ritual (amalan nyata secara fisik) dengan penjiwaan dari amalan tersebut. Hindari pengerjaan ibadah asal-asalan, seolah-olah hanya sekedar pelepas hutang, atau dikerjakan tidak dengan sungguh-sungguh karena Allah. Jika kita berbuat seperti itu, berarti kita sudah masuk ke dalam perangkap setan. Kita telah mengikuti langkah-langkahnya, dan dia akan terus memperdaya agar semakin jauh menyimpang. 

Ibadah kepada Allah wajib dikerjakan sesuai dengan yang diperintahkan. Sesuai dengan yang dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Penting pula dalam hal ini ilmu, yang memberi keyakinan bahwa amalan yang kita lakukan itu sudah sesuai dengan tuntunan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Bahwa amalan itu bukan sesuatu yang kita ada-adakan. Hanya berdasarkan sak wasangka dalam hati kita saja.

Mengerjakan amalan dengan tidak menjiwainya, tidak melaksanakannya untuk mencari keridhaan Allah, akan sangat sia-sia di hadapan Allah. Sering kita terheran-heran melihat orang-orang yang rajin mengerjakan ritual ibadah, tetapi amalannya itu seperti tidak berbekas dan bermakna. Prilakunya sehari-hari, terutama dalam hal keduniaan sangat bertentangan dengan nilai-nilai agama. Meski dia rajin shalat, rajin pergi umrah, tapi perangai maksiatnya juga sangat kentara. Dia tetap suka berbohong, tetap suka menipu, mengambil yang bukan haknya. Kenapa bisa demikian? Karena dia kehilangan ruh dari amalan-amalannya. Dia tidak berislam secara kaffah dan membiarkan dirinya berada di bawah hasutan dan rayuan setan.

Mudah-mudahan kita senantiasa diberi petunjuk oleh Allah Ta'ala, untuk tetap istiqamah dalam berislam. Berislam yang sesuai dengan tuntunan al Quran dan assunnah. Berislam yang kaffah...

****

                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar