Selasa, 14 April 2015

Persiapan Sebuah Perjalanan

Persiapan Sebuah Perjalanan

Cucu kelima lahir di negeri orang, dibalik bumi, beribu kilometer dari Indonesia. Cucu perempuan pertama, diberi nama Fathimah oleh orang tuanya. Lahir tanggal 12 Agustus 2014. Kalau keempat abang-abangnya, ketika bayi rajin dibacakan al Quran sambil digendong, maka si Upiak Kecil ini tidak dapat merasakan hal yang sama. Beruntung karena ada hasil karya anak manusia moderen yang bernama skype, jadi kami bisa bertemu (gambar hidup) Fathimah setiap saat yang diinginkan. Tapi tetap saja belum memuaskan hati nenek dan inyiak karena belum bisa menggendongnya.  

Sebuah kunjunganpun dirancang. Dicari hari baik ketika yang elok. Hari baik, ketika cuaca sudah tidak lagi dingin membeku di negeri orang itu. Disesuaikan pula dengan jadwal libur kakaknya Fathimah, si Hamizan. Dan tanggal yang dipilih adalah 23 April.

Jauh hari sebelumnya sudah disurvai harga tiket pesawat Jakarta - Paris - Pau pulang pergi. Dengan memanfaatkan jasa internet. Ada sebuah biro perjalanan on line yang menawarkan tiket semua penerbangan ke Eropah. Nusatrip namanya. Dengan memasukkan kota asal dan kota tujuan, kita akan mendapatkan informasi tentang harga tiket yang paling murah untuk hari yang dipilih. Aku mengamati fluktuasi harga tiket tersebut beberapa hari. Ternyata dengan menambahkan rencana perjalanan Paris - Pau - Paris harga tiketnya lumayan mahal dan pilihan penerbangannya tidak banyak. Akhirnya aku putuskan untuk mencari tiket Jakarta - Paris - Jakarta saja. 

Harga paling murah untuk 2 orang pulang pergi berkisar di antara Rp 20 juta. Yang paling mahalnya, dalam daftar yang sama bisa mencapai di atas Rp 100 juta. Aku tentu mencari yang paling murah saja. Perusahaan penerbangan yang berada pada posisi paling murah ini berganti-ganti dalam beberapa hari. Pernah Lufthansa (Jerman) yang paling murah. Pernah Qatar, pernah Malaysia Airlines, lalu KLM. Qatar pernah mematok harga sekitar Rp 18 juta selama beberapa hari. Sudah hampir aku beli tapi masih ditunda-tunda. Sampai suatu hari anakku menanyakan apakah sudah jadi memesan tiket Qatar Airlines. Aku bilang belum. Kata anakku, hari ini harga murahnya itu berakhir. Aku segera memeriksa harga. Ternyata terlambat. Harga dan perusahaan yang paling murahnya sudah bertukar. 

Setelah mengamati lagi beberapa hari berikutnya, akhirnya aku mendapatkan tiket Vietnam Airlines seharga Rp 21 juta. Lho, kok Vietnam Airlines? Ya, kenapa tidak. Itu yang termurah dan pesawatnya juga Boeing 777 seperti di penerbangan lain. Pokoknya kita serahkan saja kepada Allah. Dan rencananya kami akan terbang via Ho Chi Min City. 

Persiapan lain adalah uang bekal perjalanan. Sebulan yang lalu aku beli beberapa Euro yang kursnya waktu itu sekitar Rp 14500. Khawatir rupiah akan lebih anjlok lagi karena saat itu memang harganya sedang terpelanting-pelanting melawan dolar Amerika. Tapi, ternyata dalam penukaran uang ini aku 'kalah' lagi. Saat ini harga Euro itu hanya Rp 13700. Ya, mau apa lagi? Begitu memang adanya.

Tinggal menghitung hari sebelum berangkat. Mudah-mudahan Allah mengijinkan dan memudahkan perjalanan itu nanti.

****                                                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar