Sebuah Kenangan Masa Kanak-kanak........
Jalan
Lambau di Bukit Tinggi
Ke
kiri sebelum simpang Mandiangin
SR
11 – 12 di ujung sekali
Ditempuh
oto, bendi dan kereta angin
Di
sebuah rumah sederhana
Di
seberang sekolah pertanian
Di
sana kediaman
keluarga ayahanda
Bersama
istri, anak dan
kemenakan
Damai
sentosa saja awalnya
Lingkungan
nyaman tak terpemanai
Aku
dibonceng dengan sepeda
Ke
taman kanak-kanak di Atas Ngarai
Ketika
umurku enam tahun
Ke
SR 11 aku dimasukkan
Agustus
lima tujuh
bilangan tahun
Pergi
sekolah berjalan sendirian
Ada yang berubah di lingkungan
kami
Tiba-tiba
menjadi lebih ramai
Banyak
orang muda-muda datang kemari
Tidak
ada mereka yang santai
Di
penghujung tahun lima
tujuh
Di
jalan Lambau di Bukit Tinggi
Di
bangunan sekolah berdinding buluh
Yang
kini telah berubah fungsi
Tadinya
sekolah pertanian
Sekarang
berubah jadi asrama
Dahulunya
balai penelitian
Kini
kediaman banyak tentara
Berpuluh
banyaknya anak muda
Bertubuh
kekar penuh semangat
Berseragam
hijau bertopi waja
Berlatih
keras bermandi keringat
Latihan
bertempur dengan senjata
Beradu
sangkur bergerak cepat
Kami
menonton dengan seksama
Abang-abang
itu berlatih dengan giat
Sang waktu berjalan jua
Memasuki lima puluh delapan
Kami semakin terbiasa
Melihat tentara dalam latihan
Ayah
bercerita tentang perang
Itu
sebabnya banyak tentara
Bagiku
tidaklah terlalu terang
Perang
itu apa maksudnya
Suatu
hari di sebelah pagi
Aku
baru pulang sekolah
Sedang
bermain berlari-lari
Tiba-tiba
terdengar suara memecah
Berpuluh
kapal terbang datang menderu
Entah
dari mana saja datangnya
Aku
melihat mata terpaku
Pemandangan
yang sangat mempesona
Tidak
berapa lama kemudian
Terdengar
bunyi berdentam-dentam
Pesawat
ternyata melepas tembakan
Suara
mesinnya berderam-deram
Aku
memandang dengan terpukau
Mata
kecilku sungguh terperangah
Tidak
ku dengar nenek menghimbau
Menyuruhku
masuk ke dalam rumah
Yang
aku ingat di malamnya
Radio
Ralin tak lagi berbunyi
Tak
seperti hari sebelumnya
Tak
terdengar lagi suara nyanyi
Beberapa
sore sesudah itu
Di
jalan Lambau terlihat sibuk
Banyak
otobus tegak menunggu
Tentara
naik terbungkuk-bungkuk
Bus
Himsar dan GON berbaris panjang
Menuju
ke timur mereka mengarah
Asrama
pertanian berubah lengang
Jalan
Lambau pun terasa berubah
Tak
lama pula kemudian
Sebuah
Landrover dibawa singgah
Ayah
membawa kami sekalian
Ke
kampung Koto Tuo kami berhijrah
Otak
kecilku mencatat rapi
Setiap
peristiwa dan kejadian
Di
kampung kami tidaklah sepi
Banyak
teman sepermainan
Mulai
ku mengerti tentang perang
Sekarang
ayah jarang di rumah
Beliau
lebih banyak berada di Kamang
Di
sana beliau
bersama anak buah
Ayah
pulang setiap Kamis
Kepadaku
beliau selalu berpesan
Carikan
telor ayam dan kelikis
Daun
bunga putih tolong remaskan
Hari
Kamis bulan Zulhijjah
Sehari
sebelum riraya haji
Aku
menanti dengan gelisah
Tak
kunjung datang yang kami nanti
Esok
harinya datang berita
Mengharubirukan
segenap famili
Ayahku
sayang sudah tiada
Kemarin
Kamis beliau pergi
Hari
Kamis itu hari mengirik
Bersama
pasukan di sawah dunsanak
Seselesai kerja rencana balik
Ke Koto Tuo melihat anak
Terdengar derum oto di kejauhan
Pertanda tentara pusat sedang mendekat
Semua anak buah beliau ingatkan
Agar menghindar ke lain tempat
Soalnya bukan apa-apa
Senjata mereka tinggal di rumah
Lebih baik menghindar saja
Pergi menjauh dari sawah
Sedangkan diri beliau seorang
Duduk bersunyi di dalam pondok
Tak lama kemudian datang menghadang
Tentara pusat dalam kelompok
Seorang anak buah mengintai jauh
Menyimak apa yang kejadian
Sampai gemetar sebatang tubuh
Hendak menolong tiada kekuatan
Anak buah itu yang bercerita
Ayahku berkelahi dengan berani
Dua tiga tentara dilawannya
Sebelum senjata mereka sempat berbunyi
Secara ringkas itulah takdir
Di sana rupanya akhir hayatnya
Pergulatan ayah jadi berakhir
Dua peluru menembus tubuhnya
Beliau dimakamkan malam itu juga
Menangis haru sanak kemenakan
Beliau syahid orang kampung kira
Dishalatkan lalu langsung dimakamkan
Tinggallah kami bersama ibu
Ketika perang terus berlangsung
Banyak korban di masa itu
Sebagian besar anak muda kampung
Lebih setengah abad yang lalu
Masih saja segar dalam ingatan
Aku masih sangat kecil waktu itu
Pengalaman masa perang tak terlupakan
*****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar