Kamis, 21 Maret 2013

Nunukan



Nunukan

Nunukan adalah sebuah pulau. Lalu sebuah kecamatan di atas pulau itu yang kemudian berubah menjadi kabupaten, meliputi pulau Nunukan sendiri, pulau Sebatik yang separuh punya Malaysia dan separuh lagi milik Indonesia, ditambah dengan daratan besar di pulau Kalimantan.                               
Hari Jumat tanggal 15 yang lalu aku berkesempatan mengunjungi pulau yang kabupaten itu. Untuk sebuah kunjungan lapangan geologi. Kami tujuh orang dalam rombongan dari Jakarta. Berangkat jam 6 pagi dari bandara Soeta menuju Balikpapan. Dari Balikpapan dilanjutkan ke Tarakan. Meski pernah tinggal 14 tahun di Kalimantan Timur, aku belum pernah ke Tarakan. Pagi itu adalah kunjunganku pertama kali.                               
Bandara Tarakan rupanya cukup besar. Pesawat B-737 R900 Lion Air membawa kami dari Balikpapan ke Tarakan. Seterusnya dari Tarakan ke Nunukan kami menggunakan pesawat Cesna seperti di gambar ini. Terbang di ketinggian maksimum 5000 kaki, pesawat ini memerlukan 20 menit untuk sampai di bandara Nunukan. Akupun terkesima melihat kota Nunukan yang ternyata lebih ramai dari yang aku bayangkan.
Kami diterima Kepala Dinas Pertambangan Kabupaten Nunukan untuk beramah tamah. Malamnya kami undang beliau untuk makan malam di sebuah restoran di kota itu. Sambil membicarakan rencana kunjungan kerja kami. Dan sambutan serta bantuan bapak penjabat ini sungguh sangat baik. Dia menugaskan stafnya untuk menemani kami selama kunjungan lapangan tersebut.
Hari Sabtu pagi, kami sarapan di kantor perwakilan perusahaan di Nunukan sebelum berangkat ke lapangan. Meski kami menginap di hotel yang lumayan bersih dan rapih, tidak seberapa jauh dari kantor itu.









Di pinggir jalan sebelum masuk menerabas semak belukar ke dalam hutan. Cuma lima ratus meter kata penunjuk jalan, ternyata kemudian sekitar tiga kali lipat, melalui belukar yang baru dirintis, ditambah acara turun naik tebing-tebing.... Sebuah tantangan untuk kaki tua di atas enam puluh tahun.....
Di lokasi sumur tua bekas Belanda, yang mereka buat tahun 1939...
Menarik.... Ada yang sangat menarik..... Semua terpukau....
Beristirahat sejenak di bawah pohon durian yang sedang berputik, sambil menikmati kelapa muda....... Di pekarangan penjaga kebun di tengah hutan. Banyak anjing di pekarangan ini dan banyak ayam. Anjing juga suka makan kelapa muda. Dan ayam yang berkokok ketawa... Coba seandainya duriannya sudah jadi buah yang matang. Konon, kata yang punya kebun ada yang sampai delapan kilo beratnya.. .
Ahad pagi kami mengitari pulau Nunukan dengan speed boat ke arah selatan. Siangnya kami menyeberang ke pulau Sebatik. 

Pulau Sebatik.... Di tapal batas dengan Malaysia. Rumah di latar belakang itu berada di Malaysia......
                                                Rembesan minyak.... di ujung selatan pulau Sebatik.... di tepi pantai.....
Selesai..... bersiap-siap untuk pulang. Cesna yang akan kami tumpangi untuk ke Tarakan tidak terbang pagi ini. Pilihannya naik bus air yang namanya DC10. Punya tiga mesin. Baru bergerak sekitar sepuluh menit satu mesinnya mati. Alhamdulillah dengan dua mesin dia masih cukup mantap mengharungi laut yang tidak terlalu berombak. Tiga jam untuk sampai di Tarakan (dengan tiga mesin harusnya dua jam saja). Sebuah kunjungan lapangan yang menyenangkan.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar