Senin, 04 Agustus 2014

Misteri Dan Rahasia Allah Dalam Penyakit

Misteri Dan Rahasia Allah Dalam Penyakit   

Disambung cerita tentang perjalanan penyakit yang aku derita sejak sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan yang lalu. Pulang dari Rumah Sakit hari Sabtu dua hari sebelum Hari Raya, akhirnya bisa buang air kecil hari Ahad, hari Ramadhan terakhir. Buang air kecil dalam jumlah banyak yang sebagiannya mungkin pengaruh dari obat (lassic?). Hari Senin masih dalam keadaan lumayan baik, bahkan ikut ke lapangan (dengan didorong di atas kursi roda) untuk shalat Aidil Fithri.

Hari Selasa timbul lagi masalah. Buang air kecil masih ada tapi dalam jumlah yang sangat sedikit untuk kemudian tidak ada sama sekali. Ada sedikit kekhawatiran di dadaku. Pertanda apa ini? Kenapa dia macet lagi? Karena logika awamku yang sederhana mengatakan kalau buang air kecil sudah bisa, berarti ginjalku masih berfungsi. Tapi kalau dia mampet begini lagi apa masalah sebenarnya? Yang dokter ahlipun sementara tidak yakin tentang masalah tersebut. 

Hari Selasa itu adalah hari untuk cuci darah keempat. Kami berangkat ke rumah sakit menjelang siang. Proses cuci darahnya dimulai sekitar jam satu siang. Proses yang ternyata tidak terlalu lancar. Salah satu slang yang mengalirkan darah keluar berkali-kali mampet dikarenakan darah beku menyumbat aliran tersebut. Suster yang mengoperasikan mesin pencuci darah itu bekerja keras mencoba mengatasi 'kebekuan' itu. Akhirnya dia menyerah dan menawarkan solusi kepadaku dengan membuat aliran baru melalui vena yang ditusuk di dekat pergelangan. Menurut istriku jarum penusuknya luar biasa besar. Itulah jalan keluarnya. Alhamdulillah proses cuci darah dapat dilanjutkan.

Dari pemeriksaan sebelum proses cuci darah ada hasil yang tidak bagus dan dirahasiakan sementara kepadaku. Waktu aku bertanya dalam perjalanan pulang istri dan anakku mengatakan, nanti saja kita diskusikan di rumah. Aku langsung faham bahwa ada yang tidak beres. Ternyata terjadi diskusi antara si Bungsu dan dokter tentang obat-obatan yang aku gunakan. Rupanya dokter curiga bahwa aku menggunakan obat lain selain yang diberikannya. Adalah benar, aku meminum pula habatussaudah atas saran anakku yang paling tua (saran temannya pula). Dokter memperkirakan bahwa obat-obatan jadi tidak efektif karena saling bereaksi. Akibatnya kandungan kreatinin dan ureum dalam darah kembali seperti sebelum cuci darah yang pertama. Istri dan anakku meminta agar aku menghentikan dulu penggunaan obat lain itu dan aku setuju.

Urusan buang air kecil sejak hari Selasa itu tetap tidak lancar. Bahkan sampai kembali dari rumah sakit dan sampai hari Rabu subuh. Tidak seratus persen mampet tapi jumlahnya terlalu sedikit dari normal.  

Sesudah shalat subuh hari Rabu itu aku berbaring dan merenung. Dan berdoa kepada Allah memohon kesembuhan dari penyakit ini. Diawali dengan membaca beberapa ayat-ayat suci Allah sambil memegang bagian perutku. Subhanallah....... Allah mengijabah doa itu. Aku merasakan seolah-olah ada yang 'berdenting' di bagian perut yag aku pegang itu. Beberapa puluh detik kemudian aku merasa ingin buang air kecil. Aku bergegas ke kamar kecil. Ada desakan cukup keras tapi air seni belum keluar. Menunggu beberapa detik lagi sampai akhirnya gumpalan darah mengalir keluar diikuti oleh cairan air seni. Semua ditampung di gelas ukur atas saran dokter untuk mengetahui volumenya. Cairan itu berwarna merah dan ada yang berwarna merah pekat.

Aku bangunkan istriku dan memberitahunya bahwa aku baru saja buang air kecil bercampur darah. Dia ke kamar mandi untuk mengamatinya. Cairan merah pekat itu lebih berbentuk jelly, katanya. 

Aku buang air kecil setiap sepuluh menit sesudah itu. Yang pertama tadi itu jadi 6 kurang 10 menit. Sampai jam 8.30 aku buang air kecil sampai 8 kali dengan volume bervariasi antara 150 cc sampai 200 cc. Warnanya makin lama makin 'normal', tidak lagi berwarna darah.

Ya Allah.... mudah-mudahan ini pertanda baik. 

Semua berjalan lancar. Hari Jum'at aku kembali dijadwal untuk cuci darah. Diawali dengan pemerikasaan seperti sebelumnya. Kali ini dokter yang merawat datang khusus ke tempat aku menjalani cuci darah itu, memberi tahu bahwa hasil pemeriksaan darah sangat menggembirakan. Aku bercerita tentang kelancaran buang air kecil. Kita akan check lagi hari Senin, katanya. Kalau kondisi bapak bisa lebih baik dari hari ini, maka cuci darah ini kita hentikan sampai disini. Subhanallah...... aku penuh harap.

Hari Senin kemarin aku ke rumah sakit lagi. Melakukan pemeriksaan darah. Hasilnya kreatinin dan ureum masih sedikit diatas batas normal. Dokter mengatakan tidak perlu cuci darah kemarin itu tapi akan menunggu lagi perkembangannya sampai hari Kamis. Seandainya hari Kamis kondisinya masih tetap seperti itu, maka alat plastik seperti insang di leher kananku ini akan dilepas. Ya Allah.... betapa hamba penuh harap akan pertolongan-Mu........

*****                                     

1 komentar:

  1. Pak M.D.Saibs :
    1. Habbatus saudah merek apa & berapa takar sehari
    2. Doa yang bapak Bacakan sambil memegang perut doa apa saja

    BalasHapus