Sabtu, 24 September 2011

Ujub

Ujub

Ujub artinya sombong. Atau yang oleh anak-anak sekarang dikatakan terlalu pede dan narsis. Terlalu percaya diri sehingga nyaris jadi pemuji diri sendiri. Merasa bahwa diri sendiri adalah yang   ter. Hanya awak sajalah yang pintar, awak sajalah yang elok, awak sajalah yang berkelebihan sementara orang lain tidak ada apa-apanya dibandingkan diri awak. Sifat seperti ini mewarisi sifat iblis ketika dihadapkan dengan kehadiran Adam. Iblis merasa kelintasan. Timbul ujubnya. Timbul sombongnya. Aku lebih baik dari dia, begitu biasanya jalan pikiran orang ujub. Orang sombong.

Mungkin dia memang mempunyai sedikit kelebihan. Mungkin dia memang pintar. Atau memang gagah. Atau memang kaya. Tetapi ketika kelebihannya itu diproklamirkannya atau didemonstrasikannya dengan niat atau maksud agar orang mengakui kelebihan yang dimilikinya itu, maka itulah ujub. Allah tidak menyukai orang yang sombong, yang ujub, yang mengagumi diri sendiri.

Tersebutlah kisah tentang Nabi Musa a.s. yang pernah mengatakan bahwa beliaulah yang paling berilmu di jagad raya pada waktu itu. Beliau ditegor Allah dan diberi tahu bahwa ada hamba Allah yang lebih berilmu daripada dirinya. Disebutkan dalam kisah dalam al Quran ketika nabi Musa dipertemukan dengan hamba Allah tersebut (ahli tafsir mengatakan nama beliau adalah Khaidir, atau Nabi Khaidir, tetapi al Quran tidak menjelaskannya seperti itu). Dan Nabi Musa minta ijin untuk berguru kepada orang saleh yang istimewa itu. Dan dijelaskan dalam surah Al Kahfi dari ayat 66 sampai ayat 82 pengalaman Nabi Musa yang seolah-olah diuji dalam tiga perkara, (sampan yang dilobangi sehingga bocor, anak kecil yang dibunuh orang saleh itu dan perlakuan penduduk suatu kampung yang tidak perduli kepada mereka tetapi dibalas dengan memperbaiki sebuah rumah reot di kampung itu). Pada ketiga ujian itu Nabi Musa ternyata tidak sanggup bersabar dari menahan diri untuk bertanya dan akhirnya dinyatakan tidak lulus. Dari kisah ini kita memahami, bahwa seorang nabi pun tidak sepantasnya merasa yang ter, dan ketika perasaan yang ter itu beliau (nabi Musa) utarakan Allah tunjukkan bahwa masih ada lagi di antara hamba Allah yang lebih baik dari beliau. 

Hendaklah kita berhati-hati dari sifat ujub yang mungkin secara tidak sengaja terbetik dalam hati kita, baik disadari atau tidak disadari.  

*****                              

Tidak ada komentar:

Posting Komentar