Sabtu, 05 Oktober 2013

Malu........................

Malu............................

Malu adalah salah satu cabang iman. Begitu sabda Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Apa sebenarnya malu itu? Secara sederhana, malu adalah perasaan tidak nyaman di dalam hati, khawatir kita akan jadi perhatian fihak lain dalam keadaan yang tidak pantas atau tidak elok di diri kita. Anak gadis malu ketika mukanya berjerawat. Ibu-ibu malu ketika hak sepatunya patah di tengah pesta. Bapak-bapak merasa malu ketika menyadari bahwa celananya robek di bagian belakang atau resleting celananya lupa dipasangkan.

Hanya saja, nilai-nilai malu itu tidak sama di setiap orang. Sesuatu yang memalukan bagi seseorang ternyata biasa-biasa saja bagi orang lain. Atau ada orang yang bisa bersikap masa bodoh saja ketika dia sedang menghadapi kondisi yang kurang elok. Lebih tegasnya, ada anak gadis yang tidak merasa pusing dengan jerawat di mukanya. Atau bapak-bapak yang acuh tak acuh saja meski dia baru saja menyadari bahwa jahitan celananya lepas di bagian belakang sehingga celana dalamnya kelihatan.

Dan ternyata malu juga mengalami penurunan nilai. Mengalami inflasi. Di jaman orang tua kita dulu, menurut cerita beliau, kalaupun mereka ada juga berintaian (ini istilah beliau untuk berpacaran) yang dilakukan hanya sekadar bersurat-suratan. Atau berpandang-pandangan jarak jauh, dilakukan sekali-sekali, di saat sama-sama hadir di tempat pesta. Berbuat lebih dari itu, tidak berani. Karena malu.

Di generasi kita sudah lebih 'mundur' batas malu. Sudah ada acara berkunjung ke rumah pomle. Sudah pandai berpegang-pegangan tangan...... Tanpa merasa malu.

Makin ke sini semakin dahsyat. Yang dilakukan generasi sesudah kita sangat berbeda nilai malunya. Jadi kelihatan betul alah bisa karena biasa. Hilang malu karena nafsu.

Bagian terakhir inilah yang jadi kata kunci. Makin ke belakangan ini, kebanyakan orang semakin susah mengekang nafsu. Nafsu apa saja. Nafsu ingin memiliki, nafsu ingin berkuasa. Nafsu ingin terkenal. Nafsu ingin mencoba-coba sesuatu yang biarpun dikenal umum adalah sesuatu yang terlarang. Sebut saja penggunaan narkotika dan sebangsanya. Maka semakin hilanglah malu. Dan ketika malu itu hilang, jadi tunggang langgang suasana. Orang berpacu-pacu menjual popularitas. Untuk menjadi orang terhormat. Untuk jadi penjabat. Segala cara dilakukan. Tanpa malu-malu.

Malu adalah bagian dari iman. Malu harus dipupuk dengan nilai iman. Kita harusnya merasa malu berbuat yang tidak senonoh. Baik dengan terang-terangan maupun sembunyi-sembunyi. Karena kita menyadari bahwa Allah menilai dan mengawasi kita. Kita seharusnya malu mengambil hak orang lain tanpa kebenaran. Kita seharusnya malu berpenampilan tidak wajar. Berpenampilan kaya raya padahal orang bisa menilai bahwa kita tidak layak mempunyai harta melimpah ruah. Yang artinya kekayaan kita yang berlebihan itu telah kita dapatkan dengan cara-cara tidak sah. Dengan cara-cara memalukan.

Banyak orang diperdaya oleh nafsu sehingga hilang rasa malu. Karena mereka tidak beriman dengan sungguh-sungguh. Mereka dibawa hanyut oleh hawa nafsunya. Sampai kadang-kadang aibnya terbongkar. Baru dia merasa sedikit malu pada waktu itu. Kalau sempat.....

*****
                   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar