Senin, 29 Desember 2014

Catatan Tahun 2014

Catatan Tahun 2014

Tahun 2014 segera akan berakhir. Telah bertambah umur. Telah berkurang jatah hidup. Namun yang di depan insya Allah akan dilalui juga, sampai ke batas. Sampai janji untuk kembali ke hadirat-Nya. Hanya Allah saja yang tahu seberapa langkah lagi yang akan dijalani. Akan berapa jauh lagi yang akan ditempuh. Tantangan apa saja yang akan dihadapi. Semuanya hanya di dalam ilmu Allah.

Pengalaman dan takdir Allah di tahun ini sudah tercatat. Sebahagian besar adalah yang rutin-rutin dan biasa-biasa saja. Hari demi hari dilalui dengan rutinitas seragam sejak sebelum azan subuh sampai masuk waktu beristirahat lagi di malam hari. Mendatangi setiap panggilan adzan ketika tidak dalam keadaan uzur. Tidak ada yang istimewa. Tidak ada kesibukan harus ke luar rumah untuk mencari rezeki di awal pagi. Tidak ke sawah atau ke ladang, tidak ke pasar dan tidak pula memburuh (lagi). Tahun 2014 dilewati di rumah saja. Membosankan? Ya tidak juga. Ada sajalah yang akan diutak-utik. Sekurang-kurangnya membalik-balik halaman internet.

Bepergian pun hampir tidak ada. Kecuali dua kali ke kampung. Di awal tahun ketika orang menegakkan penghulu di sana dan yang kedua di awal November kemarin. Menyilau pondok sekolah khusus penghafal Al Quran. Yang alhamdulillah sudah berangsur banyak juga kemajuannya.

Pengalaman lain di tahun ini adalah dirawat inap di rumah sakit karena suatu penyakit, yang awalnya dikhawatirkan cukup serius. Sempat menjalani cuci darah sebanyak lima kali. Menerima simpati sanak saudara dan teman-teman yang barangkali juga ikut cemas ketika mendengar berita tentang cuci darah. Penyakit yang datang dengan kekuasaan Allah dan alhamdulillah kembali sembuh dengan izin dan kuasa Allah pula. Berkat doa para saudara dan sahabat. Datangnya di saat terakhir bulan Ramadhan. Dan 'cacad'lah Ramadhan tahun ini dengan beberapa hari tidak berpuasa. Bahkan tidak pula menjalani puasa Syawal. Tapi syukurlah hutang Ramadhan itu sudah terbayar kembali.

Dan rasa syukur ke hadirat Allah atas karunianya dengan kehadiran cucu kelima. Cucu perempuan pertama. Meski lahirnya jauh di Perancis sana. Bayi perempuan yang oleh kedua orangtuanya diberi nama Fathimah. Tidak mungkinlah untuk memeluknya karena jarak beribu-ribu kilometer membatasi. Tapi berkat kemajuan teknologi sekarang, kami dapat memandang dan bahkan 'menjujai' Fathimah melalui perantaraan skype.

Sungguh banyak nikmat yang telah diberikan Allah dan tidak mungkin didustakan. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan perlindungan-Nya sampai di penghujung perjalanan hidup ini nanti.......

****
                                           .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar