Jumat, 22 Agustus 2014

Umur

Umur    

Aku sering berpikir tentang kematian. Kematian diriku sendiri. Yang aku sangat yakin bahwa hal itu adalah sesuatu yang pasti akan terjadi, dengan caranya sendiri, di tempat yang sudah ditentukan, di waktu yang sudah ditentukan. Allah Yang Maha Menentukan dan Dia saja Yang Maha Tahu tentang proses, tempat dan waktunya itu. Ketika aku sakit, pikiran itu segera menghampir. Apakah ini akan merupakan saatku? 

Sudahkah aku siap? Tidak mudah menjawab pertanyaan ini. Lalu aku coba menjawabnya sendiri. Tidak ada urusan apakah aku siap atau tidak, karena kematian tidak akan mempertanyakan hal itu. Malaikat Izrail tidak akan menanyakan apakah aku siap atau belum. Ketika tiba saatnya, dia akan melaksanakan tugasnya, mencabut ruh dari jasadku. Seperti yang telah dilakukannya kepada hamba-hamba Allah yang lain. Mungkin tidak akan ada yang berani mengatakan bahwa dirinya sudah siap. Tapi kita seyogianya berusaha untuk berada dalam keadaan 'siap'. Wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun... Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (dalam keadaan Islam) (Surah Ali Imran ayat 102).

Inilah yang harus kita usahakan semaksimal mungkin. Ketika sedang terkapar sakit, tapi masih mempunyai kesadaran, agar tetap berusaha mematuhi perintah Allah untuk shalat. Lakukan dengan kemampuan yang ada. Sedang terbaring, lakukan dengan berbaring itu. Jika tangan masih bebas ikuti dengan gerakan-gerakan tangan. Waktu kita terbaring tidak sanggup pergi ke kamar mandi untuk berwudhu', lakukan tayamum. Allah memberikan kemudahan-kemudahan seperti itu, namun perintah Allah tetap harus dilaksanakan. Mudah-mudahan ini jadi bukti di hadapan Allah bahwa kita sudah berusaha agar (jika kematian datang) kita tetap dalam keadaan berserah diri kepada-Nya.

Apa hubungannya dengan umur? Umur adalah jatah hidup kita yang dengan teratur berkurang dalam detik demi detik. Dalam jam demi jam. Dalam hari demi hari. Dalam tahun demi tahun. Jangan kita terjebak dengan tanda-tanda kehidupan kita sendiri. Ketika kita menyadari bahwa pada hari H umur kita genap sekian tahun, lalu orang-orang mengucapkan selamat? Benarkah kita selamat pada hari itu? Selamat dari apa? Selamatkah kita dari ajal yang semakin mendekat?

Umur adalah bilangan yang bertambah hanya sampai kematian menjelang. Ketika ruh sudah berpisah dengan jasad, hitungan jumlah umurpun berhenti. Wa laa tamuutunna illaa wa antum muslimuun... Dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri (dalam keadaan Islam).

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar