Kamis, 26 November 2009

Penyakit

Tanggal 10 Zulhijjah.

Yaa, Hari Raya Aidil Adha. Alias Hari Raya Kurban, alias Hari Raya Haji. Alhamdulillah pagi ini tidak hujan. Tidak seperti kemarin. Sehingga kami bisa shalat hari raya di lapangan. Kami menyebutnya lapangan barat. Lapangan yang dapat menampung jamaah dari kompleks kami dan warga di sekitarnya.

Kami dengarkan khutbah dengan tertib. Khutbah yang bagus dan rinci tentang makna kurban. Tentang keteladanan Nabi Ibrahim a.s. yang hanif, yang mengajak dan mencontohkan ketaqwaan prima kepada Allah SWT kesanggupan beliau untuk berkurban di jalan Allah. Nabi Allah Ibrahim dan puteranya Ismail alaihimussalam, hamba-hamba dan rasul-rasul Allah yang mulia.

Alhamdulillah, bahwa warga kompleks ini meniru dengan sebatas kemampuannya semangat berkurban ini. Kami telah mendata sampai hari ini sebanyak 112 orang pengurban. Sudah kami pastikan 13 ekor sapi yang akan dipotong dan sementara ini 21 ekor kambing yang sudah didaftar. Jumlah tersebut adalah sebuah rekor baru untuk kompleks ini.

Tapi kami tidak akan memotongnya hari ini, karena hari ini hari Jum'at. Kami akan memotong hewan-hewan kurban itu insya Allah besok. Dan besok kami akan bergotong-royong di Masjid Al Husna. Bagiku, kegiatan ini kulakukan tanpa pernah absen sejak aku jadi penghuni kompleks ini 16 tahun yang lalu. Aku dipercayai sebagai pemotong kambing.

Sesudah khutbah selesai aku memperlihatkan sebintik penyakit di telapak tanganku kepada dokter Zul, seorang jamaah masjid kami. Aku biasa mengkonsultasikan penyakitku dengannya.

'Wah, ini seperti herpes, pak,' katanya. 'Mari saya periksa, ikutlah ke rumah,' katanya lagi.

Aku ikuti dokter Zul ke rumahnya. Dia semakin yakin bahwa yang aku derita, bintik di telapak tangan kiri dan beberapa buah bintik merah dekat siku tangan kiri, adalah herpes. Penyakit yang pernah kudengar tapi baru sekali ini menimpaku. Agak kecut juga aku.

'Bagaimana saya akan memotong kambing besok, dok?' tanyaku.

'Minum obat dululah,' katanya.

Dokter Zul membuatkan resep. Aku segera pamit dari rumah pak dokter. Aku akan menyuruh si Bungsu membeli obat-obat itu.

Begitulah. Obat sudah dibeli dan sudah kumulai meminumnya. Mudah-mudahan aku sanggup untuk ikut bergotong royong besok.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar