Selasa, 24 Juni 2014

Ramadhan Mengetuk Lagi

Ramadhan Mengetuk Lagi 

Ramadhan menjelang datang. Bulan mulia itu sudah semakin mendekat. Hanya beberapa hari lagi kita akan memasukinya. Kita berharap dan memohon kepada Allah Ta'ala kiranya Dia memberi kita kesempatan, kesehatan, keteguhan iman untuk menjalani Ramadhan yang akan datang ini. Kita berharap bahwa keimanan kita akan lebih baik lagi dan kiranya kita nanti akan termasuk ke dalam golongan orang-orang yang diridhai Allah sebagai orang-orang yang bertaqwa kepada-Nya.  

Meski sudah berpuluh tahun dan berulangkali kita berjumpa dengan Ramadhan demi Ramadhan, sangatlah perlu juga kita ulangi mengingatkan agar kiranya yang akan datang ini membuahkan hasil yang lebih baik, dibandingkan Ramadhan sebelum-sebelumnya. Mari kita luruskan niat, untuk beribadah di bulan ini semata-mata hanya karena Allah Ta'ala saja. Karena satu di antara dua rukun berpuasa Ramadhan itu adalah adanya niat. Niat yang lillaahi ta'ala. Niat yang kita pasang di dalam hati sanubari bahwa kita akan melaksanakan ibadah shiam karena Allah semata. Rukun yang kedua adalah mengerjakan puasa itu sendiri di rentang waktu yang sudah ditetapkan, yakni sejak waktu fajar sampai terbenam matahari. 

Lalu kita pelihara puasa demi puasa itu dengan sungguh-sungguh. Kita tahan diri kita bukan hanya dari sekedar menghentikan makan, minum dan bercampur dengan istri, tapi kita kendalikan lisan dan perbuatan kita dari hal-hal yang dapat mengurangi atau bahkan membatalkan ibadah kita.  

Puasa adalah ibadah istimewa di sisi Allah Subhanahuwata'ala. Dalam sebuah hadits qudsi, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Telah berfirman Allah 'azza wajalla: 'Semua amalan manusia adalah untuk dirinya, kecuali puasa. Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan memberinya ganjaran.'  (Hadits riwayat Ahmad, Nasa'i dan Muslim). 

Pada bahagian lain Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: 'Puasa itu merupakan benteng. Maka jika salah seorang di antara kamu berpuasa, janganlah dia berkata keji dan mencaci-maki. Seandainya ada orang yang mengajaknya berkelahi atau mencaci-makinya, hendaklah dikatakannya; 'Saya ini berpuasa,' dua kali. Demi Tuhan yang nyawa Muhammad berada dalam tangan-Nya, bau mulut orang yang berpuasa itu lebih harum di sisi Allah dari bau kesturi. Firman-Nya: 'Ditinggalkannya makan minum dan nafsu sahwatnya karena Aku. Puasa itu adalah untuk-Ku dan Aku akan memberinya ganjaran, sedang setiap kebajikan itu akan mendapat ganjaran sepuluh kali lipat.' (Hadits riwayat Bukhari dan Abu Daud).

Jadi, marilah kita berusaha agar kiranya pada kesempatan yang insya Allah segera akan kita temui ini kita dapat melaksanakan ibadah shiam dan ibadah lainnya pada siang dan malam harinya dengan sebaik mungkin.   

****                      

Tidak ada komentar:

Posting Komentar