Jumat, 09 Januari 2015

Charlie Hebdo

Charlie Hebdo 

Ketika aku menonton berita tv NHK Jepang (senang saja menonton berita dunianya yang cukup objektif) tiga hari yang lalu, aku tersentak kaget mengikuti Breaking News tentang penyerangan ke sebuah kantor majalah mingguan di kota Paris, dimana sebanyak 11 orang terbunuh. Berita teror yang sangat mengagetkan. Tidak terlalu jelas siapa pelakunya, waktu berita itu dibacakan.

Malamnya aku hubungi si Tengah di Pau melalui skype untuk menanyakan apa yang terjadi. Dia yang jarang menyetel tv (khawatir karena tontonan tv Perancis sangat tidak baik untuk anak-anak) malahan tidak tahu apa-apa. Dan dia berjanji akan mencari tahu. Harusnya, tanpa berusahapun, sebentar lagi pasti dia akan dapat informasi itu dari siapa saja.

Hari berikutnya, beritanya makin jelas. Ada tiga orang bersenjata AK-47 datang menyerang kantor redaksi Charlie Hebdo, membunuh 10 orang karyawan di dalamnya ditambah dengan dua orang polisi. Jadi jumlah korbannya 12 orang. Si pembunuh sendiri tidak atau belum tertangkap. Menurut berita, penyerangan itu dilakukan oleh fanatis Islam karena majalah mingguan itu sering membuat kartun yang menghujat dan menghina Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Sorenya aku kembali menghubungi si Tengah dan bertanya bagaimana suasana paska kejadian di Paris itu. Dia bilang, meskipun tidak terjadi apa-apa di Pau, dia memang merasa tidak seaman hari-hari sebelumnya. Paling tidak perasaan dalam hatinya. Karena dia senantiasa berpakaian muslimah, yang tentu akan menjadi perhatian khusus bagi orang-orang sekitar. Masyarakat umum yang mungkin akan semakin mencap bahwa setiap Muslim adalah teroris. Dan tentu saja mengkhawatirkan kalau-kalau ada orang yang berusaha bertindak balas secara membabi buta. 

Nasihatku kepada si Tengah agar dia semakin khusyuk berserah diri kepada Allah. Hanya kepada Allah semata kita harus mengembalikan urusan dan meminta perlindungan. Dia bertanya kepadaku bagaimana pendapatku tentang tindakan ketiga orang pembunuh tersebut. 

Menurut pendapatku, sejujurnya tindakan mereka itu salah. Aku mengimani firman Allah dalam surah Al Maidah ayat 32 yang artinya:   'Oleh karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israel, bahwa barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya.....'

Apa maksud 'karena membuat kerusakan di muka bumi'? Maksudnya adalah orang yang mengadakan pengrusakan baik dengan peperangan ataupun perampasan negeri. Barulah boleh mereka atau orang seperti ini dilawan dengan dibunuh pula. Tapi perlawanan kepada mereka diatur oleh pemimpin negara. Orang yang membunuh di dalam hukum Islam harus diqisas, dihukum setimpal, artinya harus dibunuh pula. Tapi yang melaksanakan eksekusi pada si pembunuh itu adalah yang mengatur hukum atau pemerintah yang syah.

Tapi, bagaimana dong dengan tindakan mereka menghina Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam? Perbuatan itu memang tidak pantas. Mereka perlu dituntut. Cuma repotnya, mereka berada di negeri yang sangat liberal, yang membolehkan perbuatan jahil seperti itu. 

Memang dilematis. Seharusnya, jika ada sebuah kekuasaan Islam yang berwibawa, maka kekuasaan inilah yang seharusnya mendesak ke negeri seperti Perancis untuk menertibkan prilaku jahiliyah anggota masyarakatnya agar tidak melukai perasaan umat Islam.

Wallahu a'lam...

****                

Tidak ada komentar:

Posting Komentar