Rabu, 24 Desember 2014

Hari Ini Dalam Sejarahku

Hari Ini Dalam Sejarahku 

Hari ini, tanggal 25 Desember adalah hari yang mempunyai kenangan tersendiri bagiku, karena tepat pada tanggal yang sama 21 tahun yang lalu aku sekeluarga resmi menjadi warga Komplek Depkes II Jatibening Bekasi. Hari itu kami meninggalkan kota Balikpapan yang pernah aku diami sejak tahun 1979. Kepindahan yang sebenarnya tidak terlalu kami (segenap anggota keluarga) senangi, karena di Balikpapan kami tinggal dalam kenyamanan fasilitas perusahaan, di rumah perusahaan yang besar, lengkap dengan berbagai sarana pendukung. Kami sampai di Jatibening, di rumah pribadi yang sudah disiapkan sejak setahun lebih sebelumnya, dengan fasilitas yang jauh lebih sederhana. 

Masih kuingat ocehan anak kami nomor dua dalam perjalanan dari Bandara menuju rumah, yang mengatakan, dia kepingin bahwa pindah yang sedang dijalani ini hanya sebuah mimpi. Dia ingin kalau besok pagi bangun tidur, dia masih berada di Balikpapan. Anak-anak memang kecewa waktu itu, ketika mendapati kamar tidur mereka yang panas tanpa AC, hanya ada kipas angin. Aku menyabarkan mereka dengan  mengatakan bahwa inilah kehidupan kita yang nyata. Di sini kita tinggal di rumah kita sendiri. Sementara di Balikpapan kemarin itu adalah kehidupan semu dengan segala fasilitas pinjaman.

Sedikit demi sedikit kami membiasakan diri dengan lingkungan yang baru. Tidak mudah. Banjir adalah tantangan yang paling serius, karena air masuk ke dalam rumah. Tepat ketika kami mulai membangun rumah ini di tahun 1991, sawah di depan rumah dirobah menjadi komplek perumahan dan dibatasi dengan tembok tinggi. Tumpahan air hujan yang biasanya ditampung sawah di depan itu, sekarang terpaksa antri melewati selokan berukuran lebar satu meter. Tempat kami adalah yang paling rendah. Kalau hujan deras agak satu jam saja  air tergenang makin tinggi dan akhirnya masuk rumah. Rumah yang kami tempati ini, pernah direnovasi total tahun 1998, ditinggikan setengah meter dari lantai sampai langit-langitnya.

Namun setelah 21 tahun, aku mendapatkan bahwa lingkungan tempat tinggal kami ini bersahabat dan menyenangkan. Masyarakat penghuni komplek ini guyub dan rukun. Waktu mula-mula datang memang terdengar ada juga kasus-kasus seperti kenakalan remaja di kalangan warga. Tetapi sudah lebih sepuluh tahunan kasus seperti itu tidak ada lagi. Di komplek ini ada sebuah mesjid hasil swadaya warga. Aku berkonsentrasi untuk jadi jamaah mesjid ini sejak pertama kali tinggal di sini. Sejak jamaah shalat subuhnya hanya 4 - 5 orang. Alhamdulillah, dengan izin Allah sekarang jamaah shalat subuh di mesjid ini berkisar sekitar 50an orang. Jumlah jamaah subuh ini pernah mencapai hampir seratus orang. Banyak di antara mereka sudah kembali ke hadirat Allah dan ada juga beberapa orang yang pindah.

Di Komplek Depkes II ini aku menjalani hidup paling lama di sebuah tempat tinggal. Di kampung asalku sendiri aku hanya tinggal tidak lebih dari sepuluh tahun sejak mulai sekolah dasar sampai tamat SMP. SMA sampai kelas dua ikut dengan kakak sepupuku di Rumbai. Di Bandung sejak pertengahan tahun 1970  sampai pertengahan 1979, dengan dua setengah tahun di antaranya tinggal di Jakarta. Di Balikpapan sejak akhir 1979 sampai akhir 1993, dengan dua setengah tahun pula di antaranya tinggal di Paris. Baik di Bandung maupun di Balikpapan aku tinggal di beberapa buah rumah yang berbeda.

****                                               

1 komentar:

  1. Pengalaman hidup yang sangat berharga.
    Thanks for sharing. Salam kenal buat Pak M.D Saib
    ditunggu komentar dan kunjungan baliknya di Blog saya
    Restofocus

    BalasHapus