Sabtu, 31 Desember 2016

Kemana Di Malam Pergantian Tahun?

Kemana Di Malam Pergantian Tahun?  

Kemana aku di malam pergantian tahun di sepanjang hidupku? Hampir di semua saat pergantian tahun itu aku tidur pulas di tempat tidur. Kecuali satu kali, ketika aku terjebak oleh undangan ulang tahun seorang rekan sekantor. Kejadian tersebut di tahun 1980an di Balikpapan. Ketika aku dan teman-teman diundang ke pesta seorang senior di kantor. Meski pada awalnya aku menolak, hanya dengan alasan aku lebih memilih untuk tidur awal seperti biasanya, namun akhirnya luluh juga oleh rayuan pertemanan.

Sampai ketika masih di SMP di kampung, dilanjutkan lagi masa di SMA, terus waktu kuliah di Bandung aku tidak pernah hirau dengan malam tahun baru. Tidak pernah merasa perlu membuat kegiatan khusus atau pergi menghadiri acara khusus. Aku tidur pada waktunya meski kadang-kadang terbangun dan terusik juga oleh gemuruhnya suara mercon. 

Ada pula yang mengajak untuk beribadah khusus (shalat malam di mesjid) pada malam pergantian tahun. Sama saja, aku juga tidak tertarik. Kalau mau shalat malam, ya shalat malam saja tanpa perlu dihubung-hubungkan dengan acara pergantian tahun. Meski yang mengajak mengatakan dari pada melewatkan malam tahun baru di hotel-hotel atau di tempat-tempat hiburan yang tarifnya mencengangkan. Kalau alasannya itu, jelas tidak kena mengena denganku, karena akupun tidak melewatkan malam itu di hotel.

Di tingkat yang paling sederhana di lingkungan RT, ada juga yang menyengaja bertanggang (begadang) di malam pergantian tahun. Mereka buat acara kumpul-kumpul sambil makan-makan, dengan membakar ikan misalnya. Pokoknya mereka berusaha membuat malam itu beda dari malam-malam lain. Dan aku ditanya, kenapa nggak ikut? Jawabku, karena tidak berminat.   

Ada orang yang merasa perlu benar menandai pergantian tahun itu dalam kehidupannya dengan acara yang dibuat-buat. Hotel-hotel dan restoran-restoran terkenal mengiklankan acara pergantian tahun dengan pertunjukan istimewa, hiburan oleh artis istimewa, dengan hidangan istimewa. Tentu saja dengan biaya yang istimewa pula mahalnya. Ada orang-orang berduit yang tidak segan-segan membayar acara serba istimewa itu. Tapi aku tidak pernah bisa memahami, kenikmatan apa yang mereka peroleh. Itu kan selera masing-masing orang, kata seorang temanku. Aku yakin dia benar. 

Dan ini kutulis sebelum tidur sebentar lagi. Kalau Allah mengizinkan aku untuk terbangun besok subuh, maka kita sudah berada di tahun baru 2017. 

****                   

Kamis, 29 Desember 2016

Dibuai Perjalanan Waktu

Dibuai Perjalanan Waktu  

Beberapa puluh jam lagi kita akan melewati pergantian tahun. Tahun 2016 akan segera berakhir dan kita akan memasuki tahun baru 2017. Biasanya, sebahagian dari kita akan menggumam, 'cepatnya waktu berlalu' ketika melalui saat-saat seperti ini.  Karena memang demikian adanya. Waktu aku masih aktif bekerja, terasa benar cepatnya waktu demi waktu itu berlalu. Setiap kita memulai awal pekan di hari Senin, lalu kemudian menutup pekan di hari Jum'at, sering kita mendengar ocehan rekan sekantor, 'sudah  Jum'at lagi'. Selalu saja begitu.

Dulu aku merasa bahwa sesudah pensiun hari-hariku akan lebih panjang. Ternyata tidak. Aku selalu menyadari bahwa hari-hari itu berlalu dengan sangat cepat. Sejak bangun sebelum subuh sampai tidur lagi sekitar jam sepuluh malam, tertidur lalu terbangun lagi di waktu subuh. Hari demi hari berulang dengan rithme yang sama. Dan terasa sangat cepat. 

Sering aku menoleh jauh ke belakang, terutama ketika ingat atau melihat kenangan beberapa tahun yang lalu. Ketika melihat foto atau membaca catatan lama. Dan langsung terkesima ketika menyadari bahwa kejadian itu telah berlalu puluhan tahun. Kemarin misalnya ada kemenakan yang memposting foto tahun 1994. Anakku berkomentar bahwa aku masih terlihat 'segeh' waktu itu. Ya iyalah, karena foto itu diambil ketika aku 'baru' berumur 43 tahun. 

Lalu apa yang terpikirkan ketika tersentak dalam mengamati pergeseran waktu itu? Bagiku yang teringat adalah umur yang tersisa. Aku semakin dekat ke garis finish. Ke penghujung kehidupan ini. Berapa lagi yang tersisa hanya Allah saja yang tahu. Peringatan itu lebih menyentak lagi ketika aku ikut mengantarkan jenazah ke pekuburan seperti yang aku lakukan kemarin. Gilirankupun pasti akan sampai.   

Takut dan cemas menghantui pikiranku kalau teringat akan kematian. Karena bekalku yang sangat sedikit untuk menghadap Allah. Bagaimana aku akan menjawab setiap soal mengenai petualangan kehidupanku di hadapan pengadilan Allah nanti.  

Ya Allah! Matikanlah aku pada waktunya dalam keadaan husnul khaatimah..... Aamiin.

****            

Jumat, 23 Desember 2016

Cerita Tentang Obat Alternatif

Cerita Tentang Obat Alternatif  

Melalui media FB ataupun WA ataupun media lain tempat berbagi informasi, sangat banyak berseliweran cerita tentang obat alternatif. Meski sepertinya sebagian besar dari cerita atau berita itu merupakan copy/paste dari sumber lain. Banyak sekali jenisnya dan untuk berbagai macam penyakit. Seperti obat sakit gula (diabetes), asam urat, gangguan ginjal, bahkan berbagai jenis kanker. Rata-rata bercerita tentang obat yang sangat manjur yang mampu menyembuhkan penyakit dalam waktu sangat singkat. Biasanya pula obat-obat seperti ini berbahan dasar tumbuh-tumbuhan atau buah-buahan.

Sejauh mana keampuhannya? Wallahu a'lam. Akupun pernah tergoda untuk mencobanya. Aku mengidap penyakit asam urat sudah sejak lama. Ada yang menginformasikan obat asam urat dengan nenas + lobak cina diblender dan diminum airnya.Ternyata tidak berpengaruh apa-apa.  Lalu ada yang berkomentar bahwa obat itu memang cocok-cocokan. Untuk sebagian orang dia manjur tapi tidak untuk sebagian yang lain. Ada teman lain yang mencoba obat yang sama ternyata malahan terganggu oleh kambuhnya sakit mag akibat meminum air nenas itu. 

Aku biasa mencoba obat-obat alternatif untuk penyakit asam uratku karena obat dokter memberikan efek samping. Meminum obat dokter (alupurinol) selama tiga hari berturut-turut menyebabkan timbul sariawan sangat serius di mulut. Asam uratnya tidak teratasi, penyakit lain muncul.

Seorang teman (dokter) memberi nasihat untuk tetap berhati-hati dalam mencoba obat-obat alternatif itu karena biasanya belum ada bukti ilmiah tentang kemanjurannya. Nasihat ini mungkin cukup bijak. Aku setuju sekali dengan nasihat ini. 

Terakhir aku membaca postingan seseorang di WA tentang pernyataan seorang dokter yang mengobati penyakit gulanya dengan meminum minyak zaitun. Menurut cerita tersebut dia berhasil menurunkan kadar gula darahnya dengan meminum 2 sendok makan minyak zaitun selama tiga hari berturut-turut.

Kita tentu sangat boleh berikhtiar mencoba obat dalam mengatasi penyakit. Karena setiap penyakit telah Allah sediakan obatnya. Namun perlu kita ingat bahwa obat hanyalah sekedar usaha untuk mencari kesembuhan sementara kesembuhan itu sendiri ada di tangan Allah Yang Maha Kuasa. 


****
                             

Rabu, 21 Desember 2016

Tentang Buku Karanganku Itu Lagi

Tentang Buku Karanganku Itu Lagi         

Beberapa orang yang membaca buku karanganku memberikan apresiasi. Sepertinya ada yang agak berlebihan, entahlah.  Ada yang bertanya apakah buku Derai-derai Cinta itu pengalaman pribadiku? Aku jawab tidak, itu hanya karangan. Apakah cerita tentang bencana banjir bandang atau galodo dalam cerita itu juga karangan? Aku bilang, tidak. Galodo itu memang pernah terjadi. Lalu apakah tokoh yang ada dalam cerita yang mengalami peristiwa galodo itu benaran? Kujawab lagi tidak. Dia agak bingung. Jadi bagaimana sebenarnya, tanyanya pula. Ya itulah sebenarnya, cerita yang dikarang di atas sebuah realitas. Dengan latar belakang sebuah kejadian. Tapi kandungan utamanya adalah fiktif. Kata yang bertanya pula, cerita itu benar-benar seperti kejadian nyata.....

Begitu juga halnya dengan cerita Anak Manusia Korban Politik. Orang lain lagi yang bertanya. Apakah isi cerita itu benar-benar kejadian? Jawabannya juga tidak. Apakah itu berdasarkan pengalaman seseorang yang sangat anda kenal, tanyanya pula. Tidak juga.  Tapi alur cerita seperti itu memang ada di tengah masyarakat kita, dan membacanya seperti kita menyimak laporan kejadian sebenarnya. Ya, syukurlah kalau demikian, jawabku pula. Bagaimanapun itu hanya sebuah karangan alias fiktif.

Cerita-cerita pendek dalam buku Pulang Kampung itu semua juga fiktif?  Ya, semua fiktif. Semua hanya karangan. Banyak dari cerita pendek itu bernuansa jadul. Bernuansa cerita jaman dulu.

Seorang kakak sepupuku mengomentari bahwa bahasa dalam cerita-cerita itu terlalu keminang-minangan. Aku jawab, memang iya. Itu memang disengaja.

Lalu ada lagi pertanyaan anakku. Apa sih motifasinya mempublikasikan buku-bukuku itu? Ya ingin berbagi cerita saja dengan orang-orang yang berminat membacanya. Aku merasa bahwa karanganku itu layak untuk dibaca dan aku ingin orang lain membacanya. Kenapa  dicetak sedikit saja. Aku bilang yang sedikit itu saja juga masih tersisa. Berarti tidak laku dong, kata anakku. Bagaimana sih cara mempublikasikannya? Memang, tidak seberapa laku, jawabku. Caranya hanya sekedar menginformasikan melalui facebook, lalu direspons oleh beberapa orang teman. Mereka pesan, lalu bukunya dikirim dengan Tiki. Kenapa tidak diiklankan, tanya anakku lagi.  Aku tidak merasa perlu mengiklankannya. 

Dan memang begitulah adanya. Hari ini kebetulan ada lagi yang memesannya, teman dari seseorang yang sudah lebih dulu membacanya.

****                          

Jumat, 16 Desember 2016

Imam Mahdi Telah Datang - Ini Tanda-tandanya (Dari Islampos)

Imam Mahdi Telah Datang - Ini Tanda-tandanya

TIBA di akhir zaman, kita akan kedatangan salah seorang yang paling berperan penting bagi umat Islam. Dialah Imam Mahdi. Dia yang akan memimpin umat Islam pada jalan kebenaran dan keselamatan. Dia akan berjuang bersama Nabi Isa yang turun kembali ke bumi untuk membunuh Dajjal.

Hanya saja, kapan itu terjadi, kita belum mengetahuinya. Meski begitu, kita akan mengetahui dari tanda-tandanya. Ya, akan ada tanda-tanda khusus yang menunjukkan bahwa Imam Mahdi telah hadir di tengah-tengah kita. Lalu apa sajakah indikasi kedatangan Imam Mahdi?

Dalam sebuah hadis Nabi ﷺ memberikan gambaran umum indikasi kedatangan Imam Mahdi. Ia akan diutus ke muka bumi bilamana perselisihan antar-manusia telah menggejala hebat dan banyak gempa-gempa terjadi. Dan kedua fenomena sosial dan fenomena alam ini telah menjadi semarak di berbagai negeri dewasa ini.

“Aku kabarkan berita gembira mengenai Al-Mahdi yang diutus Allah ke tengah ummatku ketika banyak terjadi perselisihan antar-manusia dan gempa-gempa. Ia akan penuhi bumi dengan keadilan dan kejujuran sebagaimana sebelumnya dipenuhi dengan kesewenang-wenangan dan kezaliman,” (HR. Ahmad 10898).

Hadis berikut ini bahkan memberikan kita gambaran bahwa kedatangan Imam Mahdi akan disertai tiga peristiwa penting;

Pertama, perselisihan berkepanjangan sesudah kematian seorang pemimpin.

Kedua, dibai’atnya seorang lelaki (Imam Mahdi) secara paksa di depan Ka’bah.

Ketiga, terbenamnya pasukan yang ditugaskan untuk menangkap Imam Mahdi dan orang-orang yang berbai’at kepadanya. Allah benamkan seluruh pasukan itu kecuali disisakan satu atau dua orang untuk melaporkan kepada penguasa zalim yang memberikan mereka perintah untuk menangkap Imam Mahdi.

“Akan terjadi perselisihan setelah wafatnya seorang pemimpin, maka keluarlah seorang lelaki dari penduduk Madinah mencari perlindungan ke Mekkah, lalu datanglah kepada lelaki ini beberapa orang dari penduduk Mekkah, lalu mereka membai’at Imam Mahdi secara paksa, maka ia dibai’at di antara Rukun dengan Maqam Ibrahim (di depan Ka’bah). Kemudian diutuslah sepasukan manusia dari penduduk Syam, maka mereka dibenamkan di sebuah daerah bernama Al-Baida yang berada di antara Mekkah dan Madinah,” (HR. Abu Dawud 3737). 

Sumber: www.eramuslim.com

****

Rabu, 14 Desember 2016

Mendengar Ta'lim Dan Amalan Yang Paling Utama

Mendengar Ta'lim Dan Amalan Yang Paling Utama 

Seorang teman bertanya dalam keadaan setengah bingung, kenapa kita sering pergi mendengarkan pengajian / ta'lim tapi semakin sering pula kita tergoda untuk berbuat dosa. Begitu pertanyaannya. Agak mengambang memang pertanyaannya ini. Kenapa dengan sebab sering hadir di majelis ilmu bisa menyebabkan dia malah sering tergoda untuk berbuat dosa seperti yang dikatakannya. Dia tidak menjelaskan semakin sering tergoda berbuat dosa seperti apa. Atau mungkin maksudnya dia tidak mampu mengamalkan yang dia dengar di pengajian.

Memang ada saja orang yang merasa bahwa dia tidak mendapat tambahan ilmu sesudah mendengarkan ceramah atau pengajian. Sebenarnya mungkin bukan tidak mendapatkan ilmu, tapi tidak mampu mengamalkan ilmu yang baru didapatkannya. Di sebuah pengajian misalnya dibahas tentang keutamaan shalat di awal waktu. Sederhana ilmu yang diterangkan itu. Ustadznya menjelaskan sebuah hadits sebagai berikut;   

Dari Abu Amr Asy-Syaibani, dia berkata : Telah bercerita kepada saya pemilik rumah ini –dia mengisyaratkan dengan tangannya ke rumah Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu’anhu-, dia berkata :

Saya bertanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam: “Amal perbuatan apa yang paling dicintai Allah ?”.

Beliau menjawab : “Shalat pada waktunya”.

Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.

Beliau menjawab : “Berbakti kepada kedua orang tua”.

Saya bertanya : “Kemudian apa ?”.

Beliau menjawab : “Jihad di jalan Allah”.

Ibnu Mas’ud radhiallahu’anhu berkata : “Rasulullah menyampaikan ketiganya kepada saya, jika saya menambah pertanyaan tentangnya, niscaya beliau menjawabnya”. Muttafaq Alaih.

Begitu urut-urutan amal yang paling utama menurut keterangan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam. Shalat di awal waktu adalah amalan yang paling utama. Pada hadits yang lain diterangkan keutamaan shalat berjamaah di mesjid terutama bagi laki-laki sebagai berikut;

Dari Abu Hurairah  radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,“Shalat seseorang dengan berjamaah itu dilipatgandakan pahalanya 25 kali atas shalat sendirian yang dia kerjakan di rumah dan di pasar. Hal itu apabila ia berwudhu dengan sempurna, lalu ia keluar menuju ke masjid dan tidak ada yang mendorongnya keluar (menuju ke masjid) selain shalat. Tidaklah setiap langkahnya kecuali akan mengangkatnya satu derajat dan menghapuskan darinya satu kesalahan. Apabila ia shalat, malaikat akan senantiasa mendoakannya selama ia berada di tempat shalatnya, ‘Ya Allah, ampunilah dia. Ya Allah, rahmatilah dia.’ Salah seorang di antara kalian tetap dianggap berada dalam shalat selama ia menanti shalat.”

Seyogianya jika kita ingin memperbaiki amal ibadah sesudah mendengar ta'lim adalah dengan berusaha sekuat-kuatnya untuk mengamalkan ilmu yang kita dengarkan tersebut. Terutama sekali dalam hal menegakkan shalat. Perbaiki shalat kita, mudah-mudahan sesudah itu kita akan mendapat bimbingan Allah dalam menjalankan amalan-amalan yang lain. 

****  

Minggu, 11 Desember 2016

Ketika Allah Menggerakkan Hati

Ketika Allah Menggerakkan Hati     

Peristiwa berkumpulnya umat Islam untuk shalat Jum'at di Monas pada tanggal 2 Desember 2016 yang lalu adalah sebuah kejadian sangat luar biasa. Mungkin tidak ada yang membayangkan sebelumnya bahwa akan hadir sedemikian banyak umat manusia pada hari itu. Aku betul-betul terkesima menyaksikan foto-foto yang menunjukkan kumpulan entah berapa banyak manusia (Allah semata yang tahu berapa sebenarnya jumlah mereka), yang bukan hanya memenuhi lapangan Monas tapi melimpah ruah sampai ke bundaran di depan Hotel Indonesia, terus sampai ke arah jalan Diponegoro. Bahkan ada seorang sahabat yang mengatakan dia tidak bisa maju lagi dari Semanggi menuju Monas karena jalan dipadati manusia, di pagi hari Jum'at itu. Subhanallah. Padahal ini adalah kedatangan yang benar-benar spontanitas. Tidak ada organisasi, tidak ada partai, tidak juga perkumpulan yang menggerakkan. Yang menggerakkan hati begitu banyak umat Islam hadir di hari itu benar-benar hanya Allah. 

Mereka datang tidak hanya dari Jakarta dan sekitarnya, tapi dari tempat-tempat yang sangat jauh di Sumatera, di Kalimantan, di Sulawesi, di Maluku, di Nusa Tenggara. Beribu-ribu banyaknya. Yang sangat fenomenal adalah mereka yang datang berjalan kaki dari Ciamis, lebih dari 200 km dari Jakarta, karena penguasa melarang perusahaan angkutan membawa mereka ke Jakarta, meski konon akhirnya mengijinkan juga, tapi sudah tidak diterima oleh para jamaah yang bersemangat itu. Allah semata yang memelihara mereka selama dalam perjalanan yang luar biasa itu. 

Beberapa hari sebelumnya, aku terlibat dalam sedikit diskusi dengan salah seorang anakku yang kritis, ketika dia melihat gelagat bahwa aku akan hadir pula ke Monas. Dia awali hujjahnya dengan mengatakan bahwa tidak ada sunah Rasulullah  mengerjakan shalat Jum'at di lapangan. Tidak ada sunah Rasulullah untuk melakukan demo kepada penguasa. Aku tidak mau meladeni hujjah tersebut. Aku hanya mengatakan bahwa aku ikut dalam barisan yang menegakkan amar ma'ruf dan nahi munkar. Dengan mereka yang menuntut ditegakkannya keadilan dan dicegahnya kesewenang-wenangan untuk tidak berlaku adil.  Dan diskusi tidak diperpanjang lagi.

Hari Kamis siang aku diingatkan pengurus mesjid bahwa aku adalah khatib cadangan hari Jum'at besok, dan sepertinya harus menggantikan khatib yang pasti akan berhalangan. Masih aku tanyakan, kemana khatib yang sudah dijadwal? Jawabnya, beliau besok memimpin jamaahnya ke Monas. Lalu aku katakan, kalau begitu, mohon dicarikan khatib cadangan lain, sebab saya besok juga akan ikut ke Monas in sya Allah, kataku.  Beliau kaget dan bertanya, dengan siapa anda akan pergi besok. Dan aku jawab bahwa aku sudah mendaftarkan diri kepada seorang anak muda yang mengkoordinir dari jamaah mesjid kami. 

Dan itulah yang terjadi. Kami bersepuluh orang, berangkat dengan dua buah mobil, jam setengah tujuh pagi dari Jatibening. Kami menempuh jalan tol Cikampek menuju Jakarta, terus di toll kota menuju Tanjung Periuk dan keluar di Cempaka Putih. Kecuali sedikit macet di pintu toll kota, perjalanan sampai ke Cempaka Putih relatif lancar. Tapi begitu keluar toll, kendaraan mulai merayap. Lalu lintas padat luar biasa dengan banyak sekali bus-bus besar dengan penumpang jamaah berbaju putih di dalamnya. Mendekati persimpangan ke Kemayoran, sudah hampir dua jam kami berada di jalan ini, kendaraan hampir-hampir tidak bisa lagi bergerak. Kami diarahkan untuk berbelok ke arah Kemayoran oleh petugas lalu lintas partikelir. Kami ikuti arahan itu dan mencari tempat memarkir mobil dekat sebuah mesjid. Setelah itu kami berjalan kaki menuju Monas, melalui jalan ke arah Senen, terus ke Lapangan Banteng, Gambir dan akhirnya sampai di luar pagar lapangan Monas, sejauh sekitar 4 - 5 kilometer. Di sana sudah berkumpul banyak sekali umat, duduk di jalan. Dan kami akhirnya ikut duduk di sana.  

Di sana kami duduk menanti masuknya waktu. Kemudian terdengar suara azan sangat lamat-lamat. Lalu azan kedua, begitu juga. Seterusnya terdengar suara khotbah dalam gumaman seperti setengah berbisik. Tidak jelas sama sekali isi khotbahnya. Dan akhirnya terdengar iqamah. Dan kamipun berdiri untuk shalat. Di bawah guyuran hujan. Lamat-lamat terdengar suara imam, ketika dia membaca akhir alfatihah, lalu kami ikut mengamiinkan.  Dan imam membaca qunut nazilah di i'tidal rakaa'at kedua. Sebuah doa yang panjang, yang meski juga tidak terdengar. 

Kalau ada yang mengatakan shalat Jum'at kami pada waktu itu ada kekurangannya, seperti tidak terdengarnya khutbah, tidak jelasnya bacaan imam, biar sajalah. Mudah-mudahan Allah menerimanya juga. Kebersamaan kami ini.

Sampai berjalan lagi ke tempat mobil kami diparkir, dan kembali pulang ke Jatibening, aku tidak bisa membayangkan berapa banyak sebenarnya umat yang hadir siang itu. Sampai sekarangpun aku tidak bisa mengetahui berapa jumlah sebenarnya. Ada yang mengatakan sampai 7 juta orang. Yang moderat mengatakan antara 3 sampai 4 juta orang. Inipun masih jumlah yang luar biasa. Dan tidak ada huru-hara. Semua berjalan tertib dan damai. Siapakah yang mengatur dan menggerakkannya kalau bukan Allah? Mudah-mudahan kita benar-benar mengambil pelajaran tentang ke Maha Perkasaan Allah dengan peristiwa 2 Desember ini. Mudah-mudahan mereka-mereka yang mencoba menggembosi acara ini sebelum berlangsungnya juga mengambil pelajaran darinya. 

****                  

Selasa, 29 November 2016

Belanja On Line

Belanja On Line   

Belanja on line adalah termasuk hal baru, yang tidak kita kenal belasan tahun yang lalu.  Sekarang kita bisa membeli banyak hal (barang) tanpa harus pergi ke toko atau ke pasar. Cukup dipesan melalui internet, atau melalui pesan singkat entah dengan sms atau WA, yang kita alamatkan ke penyedia barang yang kita inginkan lalu mereka akan mengirimnya ke alamat kita. Cukup banyak jenis barang yang bisa kita beli dengan cara on line seperti itu. Termasuk alat-alat elektronik, buku-buku, pakaian, tas dan bahkan makanan. Anak sulungku sedang merintis usaha penjualan kue-kue secara on line.  Benar-benar sebuah terobosan.

Beberapa hari yang lalu kami mengadakan acara pertemuan silaturahim / arisan di rumah seorang saudara. Di antara hidangan makanan siang yang disajikan ada gulai itiak lado mudo yang didatangkan dari Bukit Tinggi. Mulanya, aku bertanya dengan agak bodoh, siapa yang baru datang dari kampung. Saudara itu menjawab, itiak lado mudo ini yang baru datang dari Bukit Tinggi. Dan dia datang sendiri, tambahnya. Aku baru sadar bahwa ternyata gulai itik itu dipesannya secara on line

Bukannya tidak percaya dengan keterangan saudaraku itu, sementara aku malu bertanya bagaimana cara memesannya, iseng-iseng aku cari di internet informasi tentang kedai gulai itiak lado mudo yang terletak di Ngarai Sianok Bukit Tinggi. Dan ketemu. lengkap dengan nomor hape pemilik kedai. Dan nomor itu ternyata terdaftar di WA. Aku hubungi nomor tersebut melalui pesan WA, dan menanyakan bagaimana cara memesan gulai itiknya. Pesanku dijawab dan katanya, beritahukan saja alamat bapak. Aku tanya lagi, berapa harganya dan kemana harus ditransfer uang pembayarannya. Dijawab lagi, nanti sajalah kalau barang sudah dikirim.

Lalu aku kirim nama dan alamat lengkapku. Aku masih menunggu-nunggu informasi harga dan nomor rekening bank pemilik kedai. Tidak kunjung ada jawaban. Tiba-tiba tadi pagi aku menerima paket dari Bukit Tinggi yang diantar petugas Tiki. Kiriman gulai itik tersebut ternyata. Lha, bagaimana ini? Harga dan kemana harus dibayar belum dikasih tahu. 

Segera aku kirim pesan WA lagi, memberi tahu bahwa kiriman gulai itik sudah sampai, harap diinfo berapa harganya dan kemana ditransfer uangnya. Perlu pula menunggu dua jam sebelum jawabannya akhirnya datang. 

Pembayarannya segera aku kirim dengan internet banking. Foto bukti transfer aku kirim lagi melalui WA dan dia mengucapkan terima kasih. Hebat betul pengusaha gulai itik ini menjalankan bisnis on line nya.  Alhamdulillah, malam ini kami akan menikmati gulai itiak lado mudo dari lapau di Ngarai Sianok Bukit Tinggi.

****                                        

Jumat, 25 November 2016

WAG Yang Ternyata Bisa Memutus Silaturrahim

WAG Yang Ternyata Bisa Memutus Silaturrahim   

Kita semakin dipermudah teknologi untuk berkomunikasi. Dengan ponsel kita bisa terhubung dengan sangat mudah kemana saja. Dan hebatnya lagi, sekarang kita bisa bergabung bersama-sama, membuat grup untuk berbagi informasi, berdiskusi, berunding dan sebagainya tanpa mengenal jauh dan dekat. Bumi jadi sedemikian kecil. Yang sedang sangat populer adalah grup dengan menggunakan Whatsapp. Grup Whatsapp bisa teman sekampung, sekomplek perumahan, sealmamater, sekerja, sehobi dan lain sebagainya.  Dan hebatnya, kita bisa jadi anggota dari berbagai grup pada waktu bersamaan. Kalau diikuti maka kita akan disibukkan oleh ratusan celotehan dari semua grup setiap hari.

Di grup WA kita bisa saling sapa. Dari grup yang aku ikuti, memang paling banyak adalah saling menyapa selamat pagi (bisa sampai berpuluh-puluh). Atau mengucapkan selamat ulang tahun. Mendoakan semoga yang sakit cepat sembuh. Menyampaikan ucapan dukacita ketika ada keluarga anggota grup yang meninggal. Yang lebih serius adalah yang menyampaikan pengajian atau tausiyah (sebahagian besar copy paste entah dari mana). Nah akhir-akhir ini yang juga cukup ramai adalah mendukung atau sebaliknya menolak calon yang akan ikut pilkada. 

Sampai saling mendukung dan atau saling menolak calon yang maju pilkada dalam satu grup tentu masih wajar-wajar saja. Masing-masing tentu punya dasar pemikiran kenapa mereka mendukung atau kenapa mereka menolak. Tapi yang disayangkan, ada yang sedemikian fanatiknya dalam mendukung lalu ditentang dengan sedemikian kerasnya oleh yang menolak seorang calon. Tidak hanya sampai di sana, bahkan sampai seperti berdorong-dorongan. Aneh tapi nyata. 

Yang juga jadi ajang perbedaan pendapat adalah tentang sikap penegak hukum di negara kita yang membingungkan. Sepertinya sebagian dari pemegang kunci penegak hukum memang kurang tegas dan terkesan tidak adil. Nah ada yang menilai demikian dan menuntut agar mereka lebih adil. Tapi sebaliknya ada pula yang membela penegak hukum tersebut. Terjadi lagi pro-kontra yang membuat suasana panas di WAG. 

Pro dan kontra seharusnya sesuatu yang sah-sah saja. Tapi mungkin karena terlalu fanatik akhirnya antara sesama anggota WAG terjadi juga gesekan. Di sebuah grup, ada yang akhirnya keluar (left) karena jengkel. Agak sayang kan? Yang lebih ekstrim di grup yang lain, adminnya mengeluarkan anggota yang tidak sepaham dengannya. Ini benar-benar kacau. WAG yang tadinya alat untuk bersilaturrahim meski tempat tinggal saling berjauhan, ternyata akibat situasi politik bisa menjadi pemutus hubungan silaturrahim. Begitu adanya.....

****                              

Selasa, 22 November 2016

Bila Kita Tua

*Bila Kita Tua*

 (Ada yang mengirim ini di WAG, tapi aku lupa entah siapa. Dan terasa sangat mengena, makanya aku share di sini.)
 
*Bila kita tua* 

Luangkan waktu bersama pasangan anda karena salah seorang dari kita akan pergi lebih dahulu dan yang masih hidup hanya mampu menyimpan kenangan_

*Bila kita tua*
 
Akan tiba masanya mau berjalan ke pintu saja susah. Maka sementara berkemampuan, ziarahi seberapa banyak tempat untuk mengingatkan kita tentang kebesaran Allah, lebih-lebih lagi tentang kematian.

*Bila kita tua*
 

Jangan susahkan diri memikirkan anak2 secara berlebihan. Mereka akan mampu berusaha sendiri. Cuma tentukan hutang anda selesai sebelum meninggal dunia supaya mereka tidak menanggung beban yang anda tinggalkan.

*Bila kita tua* 

Luangkan waktu bersama rekan2 lama kerana peluang untuk bersama itu akan berkurang dari waktu ke waktu.

*Bila kita tua*

Terimalah penyakit apa adanya. Karena semua sama, ada kaya atau miskin akan melalui proses yang sama, iaitu lahir bayi, kanak2, dewasa, tua, sakit & mati.

*Kata2 Nasihat*

"Cari kawan yang seperti cermin, kita gembira dia gembira, kita sedih dia ikut sedih. Jangan cari kawan seperti duit logam, depan lain belakang lain.


*Selamat menikmati hari2 menjadi tua*

****

Jumat, 18 November 2016

Supermoon, Tanda Akhir Zaman (Dari Islampos)

Supermoon, Tanda Akhir Zaman (Dari Islampos)         


TELAH kita lihat seperti apa fenomena yang tak biasa itu terjadi. Ya, fenomena supermoon memang begitu menarik simpati banyak orang. Mereka sengaja meluang waktu untuk bisa menyaksikan langsung seperti apa keindahan bulan. Mengingat, pada masa itu bulan terlihat lebih jelas daripada biasanya.



Bulan yang terlihat nampak jelas itu terjadi karena posisi bulan berada begitu dekat dengan bumi. Sehingga, pancaran indahnya bulan dapat terlihat dengan kasat mata. Banyak orang yang begitu senang dengan fenomena ini. Mereka cukup terkesan dan merasakan kepuasan yang tak biasa karena bisa melihat secara langsung dan mengabadikannya.

Tapi, lain halnya dengan orang-orang yang beriman. Mereka justru merasakan kesedihan. Mengapa? Sebab, diketahui bahwa ternyata telah diriwayatkan 1400 tahun yang lalu fenomena seperti ini akan terjadi. Dan sesuatu yang tak biasa ini termasuk salah satu tanda akhir zaman.

Dari Anas bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Sesungguhnya bagian dari tanda dekatnya hari kiamat adalah bahwa bulan terlihat dalam satu malam seperti untuk dua malam (– maksudnya: lebih besar dari biasanya, pen–), dan banyak terjadi mati mendadak, dan masjid dijadikan tempat lewat,” (HR. Imam Adhdhiyaa’ Al Maqdisy dalam Al Alhadis Al Mukhtaaroh no: 2325, dan menurut Syaikh Abdul Maalik bin Dhuhaisy, sanadnya Hasan. Demikian juga dihasankan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albaany dalam Shahih Jaami’ush Shoghiir no: 10841 dan Silsilah Hadis Shahih no: 2292).

Juga ada pula riwayat dari Anas bin Malik, ia berkata bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Di antara tanda dekatnya hari kiamat adalah hilal (bulan tsabit) terlihat lebih awal hingga hilal malam pertama dikatakan sebagai hilal malam kedua, masjid-masjid dijadikan sebagai tempat melintas dan banyaknya terjadi kasus kematian mendadak,” (HR. Imam Ath Thabrani no: 1132 dan dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al Albani dalam Shahih Al Jaami’ish Shoghiir no : 10841).

Dalam hadis tersebut jelas dikatakan bahwa fenomena supermoon ini bisa jadi salah satu tanda akhir zaman. Maka, ini adalah peringatan bagi kita untuk segera memperbaiki diri. Jangan sampai menunda taubat apalagi bersikap acuh terhadap tanda-tanda kekuasaan Allah. Sebab, boleh jadi, fenomena lainnya, seperti matahari terbit dari arah terbenamnya akan membuat diri kita menyesal. Mengingat saat itu, taubat kita sudah terlambat.

 Wallahu a‘lam. []

Selasa, 15 November 2016

Menegakkan Benang Basah

Menegakkan Benang Basah  

Ini adalah ungkapan Bahasa Melayu tentang perbuatan membela yang kalah dengan kenekatan. Semua fakta dan data sudah menunjukkan bahwa sesuatu itu keliru, alias salah. Tapi ada saja yang tidak mau menerima kenyataan tersebut. Berbagai usaha dilakukan untuk membela agar yang salah atau yang keliru itu tidak terlihat. Bahkan oleh mereka terlihat sebaliknya, yakni tidak keliru alias benar belaka. Orang Inggeris menyebut orang yang suka menegakkan benang basah ini sebagai the bad looser. Sudah nyata terbukti kalau dia di pihak yang kalah tapi tidak mau mengakui kekalahan dan ngotot agar dinyatakan sebagai pemenang. 

Mereka-mereka yang berkecenderungan menegakkan benang basah ini tidak lagi dari kelompok-kelompok kecil. Cukup banyak jumlahnya. Di dalamnya bahkan ada orang-orang yang berpendidikan, yang secara sederhana biasanya diharapkan sebagai orang yang objektif dalam memberi penilaian. Dan ternyata tidak. Mereka keluar dengan dalil-dalil ngawur. Dalil-dalil asbun alias asal berbunyi. Tanpa malu-malu. 

Termasuklah juga di dalam kumpulan-kumpulan lebih kecil. Bahkan anggota grup WA. Anggotanya bersibak menjadi dua. Sebagian menjadi penegak benang basah. Orang-orang seperti ini, anehnya sangat anti dengan mereka yang berseberangan dengan mereka. Semua yang berseberangan dianggap sebagai kelompok yang ekslusif. Yang maunya menang sendiri dan oleh karenanya dianjurkan agar keluar saja dari grup. Hebat sekali! Karena yang benar hanya mereka saja. Atau buat saja grup lain. Ketika mereka membela kelompoknya, dengan kacamata yang burampun bisa terlihat bahwa yang ditegakkan itu benang basah. Tapi mereka merasa hal itu sesuatu yang wajar. Demikian sikap penegak benang basah ini.  

Yang sangat disayangkan, di tengah-tengah pengayom masyarakatpun ada kelompok penegak benang basah. Yang cenderung berat sebelah. Mungkin mereka ini termasuk yang oleh Gus Dur dulu dijuluki sebagai kelompok yang 'maju tak gentar - membela yang bayar'. 

Para penegak benang basah ini adalah orang-orang yang tidak adil. Yang cenderung mau menang sendiri. Mereka tidak tahu bahwa di atas sana ada Yang Maha Kuasa yang mengamati perbuatan mereka. 

****            

Sabtu, 12 November 2016

Hari-hari Melayat

Hari-hari Melayat 

Kematian terjadi saja setiap saat. Dan setiap kita pasti akan mati. Kullu nafsin dzaaiqatul maut, firman Allah dalam al Quran. Setiap yang bernyawa pasti akan menemui kematian. Semua kita akan mendapat giliran, tinggal masalah waktu. Entah kapan tepatnya, entah di mana tempatnya, entah dengan proses bagaimana datangnya, hanya Allah saja Yang Maha Tahu tentang itu. Namun yang pasti, sekali lagi, giliran kita pasti datang. 

Minggu ini aku pergi melayat dua kali.

Hari Selasa yang lalu etek ku (bibi dalam bahasa Indonesia) meninggal di rumah anak beliau di Ciputat. Usia beliau 93 tahun. Beliau lebih tua beberapa bulan dari ibuku. Dan ibuku sudah lebih dahulu dipanggil Allah 14 tahun yang lalu. Beliau ini adalah yang paling tua di persukuan kami. Yang sangat istimewa dari beliau adalah bahwa ingatan beliau luar biasa bening. Beliau ingat dengan banyak hal yang kita, yang lebih muda terheran-heran dengan ketajaman ingatan beliau tersebut. Waktu aku memberi tahu si Bungsu bahwa nenek D meninggal, dan menanyakan apakah dia tahu siapa yang aku maksud, lalu jawab si Bungsu, ya aku tahu, nenek yang tahu bahwa aku sekolah di farmasi ITB. Padahal kami membawa si Bungsu mengunjungi beliau paling-paling hanya sekali setahun di saat hari raya. 

Sudah cukup lama beliau lebih banyak terbaring di tempat tidur. Namun di tempat tidur beliau selalu sangat akrab dengan al Quran. Dan dengan hape, untuk ber sms dengan anak-anak, cucu-cucu dan bahkan piyut-piyut beliau. Semua sekarang pasti sangat kehilangan setelah beliau tidak ada. Tidak ada lagi yang mengirim sms untuk menasihati mereka. Mudah-mudahan Allah menempatkan beliau di tempat yang sebaik-baiknya di alam barzah.

Tadi pagi aku pergi melayat seorang rekan sekerja di Total. Dia meninggal tadi malam. Cukup lama dia sakit. Terakhir sekali aku bertemu dengannya di pesta pernikahan anak rekan kami yang lain beberapa bulan yang lalu. Waktu itu dia bercerita bahwa dia sedang mengidap penyakit ca, yang oleh dokter diberitahu sudah stadium 4. Dia tahu bahwa yang disampaikan dokter itu adalah sebuah warning. Kita tunggu sajalah, katanya waktu itu. 

Dia sekitar dua tahun lebih tua dariku. Tapi umur bukanlah suatu halangan bagi datangnya kematian. Ada yang muda, ada yang tua waktu mengakhiri kehidupan. Masing-masing sudah ditetapkan Allah bahagiannya.

Aku ikut menyalatkan jenazahnya tadi pagi tapi tidak ikut mengantarnya ke pemakaman. Mudah-mudahan Allah mengampuni dosa-dosanya dan menerima amal ibadahnya.

Kita sama-sama telah hadir dalam kehidupan di dunia ini. Sudah berkiprah sesuai dengan kemampuan dan kepandaian kita masing-masing. Berbeda-beda pencapaian kita dalam kehidupan. Ada yang berhasil, ada yang biasa-biasa saja, ada yang tertatih-tatih. Tapi semua kita berakhir pada kematian. Hasil perolehan dunia kita tinggalkan, apapun itu. Yang kita bawa mati adalah catatan amal selama kita hidup. Dan setiap amal itu nanti akan diperhitungkan Allah untuk diberi ganjaran dari Nya. Kita berharap, kiranya kita mengakhiri kehidupan ini dalam husnul khaatimah. Dalam akhir yang baik menurut penilaian Allah.   

****                             

Kamis, 10 November 2016

Awas! Orang Munafik Lebih Berbahaya Dari Orang Kafir

*RENUNGAN JUM'AH : Awas! Orang Munafik Lebih Berbahaya Dari Orang Kafir*

 Dari kiriman seorang teman di WAG (dengan sedikit editan).

_“Yang menghancurkan Islam adalah orang alim yang menyimpang, orang munafik yang pandai mendebat al-Qur’an dan menggunakan al-Qur’an untuk kepentingan pribadi, serta para pemimpin sesat.” (Umar bin Khaththab Radiyallaahu 'anhu)_

Jangan remehkan orang munafik, sungguh kekacauan dalam umat Islam banyak disebabkan oleh orang-orang yang munafik, yakni musuh di dalam selimut, mengaku Islam... mengaku beriman, padahal tidak. Kata-kata mereka terdengar hebat, terdengar logis, hingga semua orang mendengarkan pernyataannya, akan tetapi ketahuilah bahwa Allah telah menyatakan mereka inilah (orang-orang munafik) musuh yang sebenarnya:
_“Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata, kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukkan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka, semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan dari kebenaran?”_ (QS. Al-Munafiqun : 4)

Bagaimana ciri-ciri orang munafik? Ciri kemunafikan ada 3 sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam; "Tanda orang munafik itu tiga, apabila ia berucap berdusta, jika membuat janji mungkir, dan jika dipercayai mengkhianati.” (HR Al-Bukhari)

Tetapi bukan hanya itu, orang munafik juga biasanya memiliki dua muka, mereka tidak segan melakukan sesuatu untuk mengolok-olok kaum mukmin dan mendukung orang-orang kafir. 

Berhati-hati benarlah dengan orang-orang munafik. Dan peliharalah diri kita dari kemunafikan. Untuk yang masih ragu2 juga, karena tidak tahu, simak ayat2 Allah berikut ini. An Nisaa ayat 138 - 139:

"Beritakanlah kepada orang-orang munafik bahwa mereka akan mendapat siksaan yang menghinakan. Yaitu orang-orang yang mengangkat orang-orang kafir menjadi wali (penolong / pemimpin) bukan orang-orang Mukmin. Apakah mereka mencari kekuatan dari orang-orang kafir itu? Sesungguhnya semua kekuatan kepunyaan Allah."

Dan perhatikanlah janji Allah untuk orang-orang munafik di ayat 145: 

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu ditempatkan di tingkat paling bawah dalam neraka. Dan tidak ada penolong bagi mereka."

****

Selasa, 08 November 2016

Demo Umat Islam 4 November 2016

Demo Umat Islam 4 November 2016    

Cukup menyentak sesudah menyimak acara demonstrasi umat Islam tanggal 4 November 2016 yang lalu di Jakarta. Menyentak karena begitu banyaknya peserta yang hadir berdemo, yang bahkan datang dari tempat-tempat yang jauh dari Negara Republik Indonesia. Menyentak karena jumlah peserta mungkin di luar dugaan siapa saja. Mengagumkan bahwa demo tersebut berjalan dengan tertib dan aman, kecuali terjadi huru-hara di malam harinya. 

Aku sendiri tidak ikut datang. Sesudah shalat subuh di pagi 4 November itu aku hanya mengajak para jamaah untuk berdoa agar kiranya demo itu berjalan lancar dan terhindar dari hal-hal yang buruk. Setelah siang aku tahu ada beberapa orang anak muda jamaah mesjid kami yang ikut ke Mesjid Istiqlal siang hari itu.

Sekali lagi sangat mengagumkan mengamati umat Islam yang hadir, yang berasal dari berbagai kelompok organisasi, datang dengan tertib, dengan satu tujuan yang sama, meminta ditegakkannya keadilan atas orang yang melecehkan al Quran. Kita jadi penuh harap bahwa suatu saat, umat Islam Indonesia yang seringkali dipermainkan, dilecehkan, dizhalimi, akan mampu menunjukkan kebersamaan mereka dalam jamaah. Sesuatu yang memang seharusnya kita lakukan.

Islam sebagai agama yang damai, yang santun, yang bersatu dalam jamaah telah ditunjukkan pada saat demo 4 November yang lalu. Kita berusaha membela kesucian al Quran, Allah pasti menyaksikan apa yang diperjuangkan umat yang datang berdemo. Hasilnya mungkin saja masih belum sesuai dengan yang diharapkan. Fihak yang didemo sepertinya mencoba membuat manuver-manuver, berusaha menghindar dan mengaburkan tuntutan. Kita serahkan urusan ini kepada Allah. Kalau memang ada usaha-usaha untuk membela kemungkaran ini, biarlah Allah yang menentukan keputusan akhir. Mudah-mudahan kita umat Islam Indonesia senantiasa diberi keteguhan iman dan kekuatan untuk menegakkan keadilan. Aamiin....    

****                     

Minggu, 30 Oktober 2016

Dari Tulisan Si Tengah; Melancong Ke Turki

Dari Tulisan Si Tengah; Melancong Ke Turki    

(Puteri keduaku yang saat ini tinggal di Pau Perancis, bersama keluarganya, sangat suka melakukan kunjungan wisata di Eropah sana. Kali ini mereka sekeluarga (suami istri dan dua orang anak) melancong ke Turki. Berikut ini adalah tulisannya sekembali dari kunjungan tersebut.)

"Constantinople shall be surely conquered; how blessed the commander who will conquer it, how bless the army." Hadith Ahmad.

Pertama kalinya gw lihat peninggalan kejayaan Islam yang sudah runtuh adalah waktu mengunjungi Alhambra, istana besar megah dan mesjid Cordoba yang jadi cerita sedih buat semua umat Muslim tentunya, tapi sayangnya tanpa guide. Yang terbentuk di kepala gw adalah pemikiran: "Oh sultan2 itu bermegah2an yaaak!"

Setelah mengunjungi Aya Sofia dan Topkapi dengan guide baru pemikirannya diluruskan. Pertanyaan pertama: kenapa Muhammad Al Fatih yang Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bilang dia adalah pemimpin yang baik, membangun istana besar macam Topkapi?

Jawaban berikut bukti peninggalan yang terlihat: beliau membangun istana ini sebagai kantor kenegaraan. Pada awal2nya dulu istana dibangun sederhana tanpa pajangan2 mahluk tentunya, tempat rapat untuk Sultan dan atau menteri2nya, tempat bertemu dengan tamu2 dari kalangan mana pun, tempat upacara saat pelepasan armada perang, dan tempat keluarga Sultan tinggal yang sangat tertutup bagi yang bukan muhrim yang disebut harem berasal dari kata haram yg maksudnya haram bagi yg bukan muhrim. Harem ini pun terlihat sisa2 bentuk sederhananya yang kemudian seperti semua bagian istana yang lain diubah oleh sultan2 belakangan yang mulai bergaya Eropah. Terlihat kontras memang polesan Eropah yang mulai trend di abad 19 yang ditambahkan ke dalam gaya timur tengah.

 
Melihat sisa2 disain lama yang sederhana sama fungsi ruangan-ruangan dan bangunan-bangunan Topkapi, pemikiran gw berubah dari menilai Sultan yang bermewah2 jadi Sultan yang memang perlu membuat bangunan kenegaraan, tapi tetep sederhana. Lama-kelamaan setelah berganti Sultan demi Sultan, tersebutlah Sultan Abdulmecid I nggak puas dengan Topkapi, terlalu old fashion, ga cocok dengan trend dunia yang lagi euforia sama gaya disain Perancis abad 19... Jadi beliau memutuskan untuk membangun istana baru, Dolmabahce namanya. 

Foto ini adalah gerbang masuknya Dolmabahce palace. Dari gerbangnya udah keliatan desain Eropah. Isinya mewah penuh polesan emas dari emas asli. Yang mendesain interiornya adalah orang yang sama dengan yg mendesain Paris opera.

Pertanyaan kedua: apa yang terjadi? Kenapa tiba2 terlalu Eropah? Bukannya para Sultan itu biasanya dididik dari kecil buat dekat dengan para ulama? 

Jawabannya simple: Sultan Abdulmecid I ini dulu pernah sekolah lama di Eropah, di Perancis tepatnya. Itulah yang akhirnya merubah gaya kesultanan mulai dari pakaian sampai istananya. Brainwashed?? Could be yes could be not. Yang jelas Sultan Abdulmecid tentunya punya pilihan untuk cara berfikirnya sendiri toh?

Untuk biaya pembangunan Dolma bahce palace ini baru lunas sekitar 30an tahun yang lalu. Subhanallaah!!!! Dari tahun1843!!! 

Kemudian lima generasi Sultan setelahnya, maka berakhirlah kekhalifahan Islam yang dimulai dari Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, didompleng menjadi republik Turki oleh Mustafa Kemal Attaturk.

Pertanyaan ketiga: kemana para ulama saat Sultan mulai membiarkan nilai2 Eropah masuk? Jawaban si guide: ulama-ulama menharamkan dengan cara yang salah, yang gw tangkap maknanya mengharamkan 100% tanpa membiarkan sisi baiknya yang tidak bisa diterima oleh Sultan dan orang2 yang mengatur sultan. Alhasil senjata makan tuan, pemikiran mereka yang harus membiarkan masyarakat terbuka dengan gaya Eropah modern, melahirkan tokoh2 macam Mustafa Kemal. Saat mereka mulai ingat dan kembali mengikuti para ulama, sudah terlalu terlambat. Semua orang sudah terbawa pemikiran Eropah.

Pelajaran yang diambil dengan kacamata orang tua:

1. Didik anak dengan cara Islam. Dengan lingkungan Islam. 


2. Jangan percayakan lingkungan yang salah untuk diri sendiri apalagi untuk anak. Sahabat benar2 jadi cerminan pribadi. Sesuai Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam: berteman dengan penjual parfum; kita kecipratan wanginya atau paling tidak mencium wanginya, berteman dengan tukang besi; kita kecipratan api atau paling tidak terkena panasnya.


3. Saat ulama ditinggalkan, yang berikutnya tinggal kehancuran.


****    

Sabtu, 29 Oktober 2016

Singapura

Singapura 

Sudah sangat lama aku tidak mengunjungi Singapura. Yang terakhir sekali adalah di tahun 1989 ketika kami pulang dari Perancis. Sejak itu, kecuali menclok di bandaranya (dua kali), tidak pernah lagi memasuki kota itu, karena tidak ada urusan (pekerjaan). Tapi tiba-tiba pertengahan pekan yang lalu atau tepatnya tanggal 25 Oktober yang lalu aku berkunjung ke sana untuk menghadiri pernikahan seorang kemenakan. 

Yang ingin aku ceritakan bukan perihal pernikahan tersebut, tapi pengamatan tentang kota Singapura. Kecuali bandara Changi yang sekarang luar biasa besar, kenampakan kota ini sepertinya tidak banyak berubah. Dengan jalan-jalan yang lebar dan rapi di kiri dan kanannya. Dengan bangunan rumah susun (apartemen, flat, kondominium) bertebaran di sepanjang jalan. 

Lalu lintas ramai, bahkan ada sedikit macet di sore hari Selasa lalu itu, tapi tidaklah seperti macetnya Jakarta. Pemerintah negeri pulau ini berusaha keras membatasi jumlah kendaraan beroda empat. Hal itu sudah pernah aku dengar sejak 30 tahun yang lalu. Harga kendaraan dibuat mahal. Pajaknya mahal, serta haraga BBM juga mahal. Usia mobil (pribadi) dibatasi hanya sampai sepuluh tahun. Tapi tetap saja banyak penduduk negeri ini yang cukup kaya untuk memiliki mobil. 

Kalau diperhatikan, sebenarnya Singapura ini adalah sebuah negeri kecil yang rapuh, yang tidak mempunyai sumber daya alam yang memadai. Pulau kecil ini bahkan tidak  mampu memberi minum 5 juta penduduknya dengan mencukupi. Maka airpun didatangkan dari Tanah Semenanjung. Masyarakatnya hampir semua tinggal di bangunan bertingkat seperti disebut di atas. Tenaga listrik adalah sebuah kebutuhan mutlak. Tidak bisa dibayangkan apa yang akan terjadi seandainya mereka mengalami gangguan pasokan listrik. Dan listrik dihasilkan dengan pembangkit yang menggunakan gas. Gas dibeli dari mana saja, termasuk dari Indonesia.

Mungkin menyadari serba keterbatasan sumber daya alamnya, Singapura berusaha tampil beda untuk menarik pelancong dan juga pengusaha datang berkunjung. Tampil dengan serba keteraturan, ketertiban dan kebersihan. Dan jaminan keamanan. Hal-hal yang memang sangat menakjubkan. Masalah kebersihan misalnya, dipelihara dan diawasi sangat ketat. Jangan coba-coba meludah sembarangan atau membuang sampah sembarangan. Jika tertangkap pelakunya akan didenda atau bahkan dipenjarakan. Dendanya pasti akan membuat orang berpikir panjang sebelum melanggar aturan. 

Singapura yang ditata dengan disiplin dan keteraturan yang sangat ketat itu menjadi sebuah kota bisnis penting di dunia. 

****      

Jumat, 21 Oktober 2016

Cemas Dalam Penantian Pemimpin

Cemas Dalam Penantian Pemimpin     

Banyak orang cemas menjelang selesainya pelaksanaan sebuah pemilu. Cemas kalau-kalau calon yang dipilihnya kalah. Padahal mereka sudah terlanjur sangat 'cinta' kepada calon mereka itu. Bagi mereka calonnya adalah yang paling hebat. Bahkan nyaris-nyaris menyamai kehebatan malaikat. Sampai sebegitunya? Iya, seperti itu yang kelihatan dari setiap komentar dan adu pendapat. Calon mereka itu hebat, suci tanpa cacad sedikitpun. Sementara calon orang lain penuh dengan segala kekurangan

Menyukai dan menyokong seorang calon yang kita nilai baik tentu sah-sah saja. Harusnya itu dapat dilakukan tanpa menistakan calon lain. Tapi yang membuat kita terheran-heran, di sebahagian pemilih berlaku penilaian dengan cara belah bambu. Mengangkat setinggi-tingginya yang mereka sukai lalu menginjak lawannya sampai tak bisa bergerak. Memang unik demokrasi di negeri kita ini.

Yang lebih mencengangkan adalah kuatnya pengaruh sponsor. Pengaruh duit dari orang-orang yang punya kepentingan di belakang pemilihan tersebut. Apakah pernyataan ini mengada-ada? Insya Allah tidak. Sudah pernah terbukti bahwa seorang calon yang dibiayai pemilihannya dengan duit, lalu terpilih, ternyata adalah seorang yang sama sekali tidak berkemampuan. Bahkan sangat memalukan karena tertangkap sebagai pengisap madat. 

Kitapun terheran-heran melihat pro dan kontra antara masing-masing pemilih. Sangat dahsyat kefanatikan sebagian dari mereka dan rasa-rasanya tidak masuk di akal. Setiap kekurangan dari calon mereka yang sebenarnya bisa terlihat dengan mata yang normal, yang tidak dibuat-buat, selalu mereka sangkal. Mereka tuduh orang yang menyebut kekurangan-kekurangan itu sebagai sirik. Tukang fitnah. Pokoknya calon mereka tidak ada cacadnya dan tidak boleh dilecehkan dengan menyebutkan hal-hal negatif tentang dirinya. Calon mereka itu adalah seorang yang super hebat, jujur, penuh perhatian kepada kemajuan negeri.

Namun, mana ada manusia yang sempurna? Yang diagung-agungkan oleh sementara orang itu tetap saja penuh dengan kekeliruan. Keliru bicara, keliru bertindak, keliru memperlakukan masyarakat banyak. Dan semua itu fakta tak terbantahkan.

Jabatan di pemerintahan di negeri kita ini memang sangat menggiurkan. Itulah sebabnya banyak orang bermimpi untuk jadi penjabat, Jadi pemimpin negeri. Karena kalau sudah jadi pemimpin kastanya pasti naik tingkat. Yang berminat mencalonkan diri biasanya rela berhabis-habis membiayai pencalonannya. Atau berkongsi dengan sponsor yang tentu saja ada maunya jika ternyata nanti calon yang disponsorinya menang.   

Setelah selesainya pemilihan, pemimpin yang dipilih itu tidak semuanya mampu menjalankan tugasnya dengan baik. Bagaimana kita mengetahuinya? Kepemimpinannya tidak membawa perubahan apa-apa bagi masyarakat banyak. Bahkan sebaliknya ada yang justru menjadikan hidup menjadi lebih susah.  

Maka disamping ikut memilih di dalam sebuah pesta demokrasi, sangat sepantasnya kita melibatkan Allah Subhanahuwata'ala dalam mencari pemimpin. Dengan berdoa kepada-Nya agar Allah mendatangkan pemimpin yang amanah, yang mampu membawa kita mencapai kebaikan di dunia dan akhirat. Allah memberikan kekuasaan kepada siapa yang dikehendaki-Nya, mencabut kekuasaan dari siapa yang dikehendaki-Nya. Kita memohon kepada-Nya agar Allah menghadirkan pemimpin-pemimpin yang baik menurut pandangan-Nya untuk memimpin negeri kita ini.


****                                          

Rabu, 19 Oktober 2016

Obrolan Dengan Anak

Obrolan Dengan Anak  

'Bagaimana proyek mencetak buku, papa?' tanya anakku.

'Sukses,' jawabku.

'Berapa banyak dicetak?'

'Cuma 50 buku masing-masing dari kedua judul,' jawabku pula.  

'Kok sedikit amat? Terus sudah habis semua?'

'Ya sedikit memang. Belum habis. Paling baru terkirim sekitar 20 buah buku masing-masing.'

'Lho kok gitu? Tidak ada yang berminat? Tidak dipublikasikan?' 

'Memang tidak dipublikasikan besar-besaran, sih. Paling hanya diumumkan di FB.'

'Wah, pasti rugi dong?!'

'Itu memang bukan proyek untuk mencari untung. Hanya senang saja kalau orang lain bisa menikmatinya dalam bentuk buku begitu.'

'Maksudnya buku-buku itu dibagi-bagikan gratis?'

'Sebagian. Dan sebagian lagi dijual seharga ongkos cetak.' 

'Lebih banyak mana yang dibagikan dibanding yang dijual?'

'Masih sedikit lebih banyak yang dijual...'

'Berapa ongkos cetaknya, memang?'

'Sekitar empat juta rupiah untuk dua kali 50 buah buku.'

'Lalu dijual berapa?'

'Empat puluh dan lima puluh ribu,'

'Wadduh.... Jadi seandainya dijual semua pun, dan laku semua, hanya akan sekedar balik modal....'

'Ya.'

'Dan sementara ini baru 20 buah yang 'laku', begitu?!'

'Benar. Tapi mudah-mudahan, mereka yang sudah membacanya akan bercerita kepada orang di sekitarnya, dan mudah-mudahan orang di sekitarnya juga akan tertarik.'

'Papa yakin, orang yang membacanya akan menyukainya?'

'Insya Allah. Sudah dimintai pendapat beberapa orang yang sudah membacanya, mereka mengatakan bahwa cerita itu menarik.'

'Tidak ada yang mengkritik? Yang mengatakan bahwa buku itu tidak menarik?'

'Belum ada. Tapi mungkin saja ada yang tidak suka. Dulu ada yang berkomentar cerita-cerita itu ke-padang-padangan.' 

'Dulu, kapan?'

'Waktu cerita-cerita itu ditaruh di blog dan dibaca orang.'

'Jadi, sudah pernah dimuat di blog?'

'Ya.' 

'Mungkin karena itu orang-orang yang sudah membacanya tidak tertarik lagi memiliki bukunya.'

'Mungkin juga.' 

'Masih tertarik lagi menulis cerita sesudah ini?'

'Mungkin saja.'

'Kalau begitu jangan ditaruh di blog lagi sebelum dicetak.'

'He...he.. Ya, mungkin juga harus begitu.'

****