Rabu, 18 September 2019

Musibah

Musibah.....

Begini sebuah musibah yang terjadi lebih kurang enam bulan yang lalu.

Berawal dengan lutut keseleo karena salah gerak di suatu siang, waktu mengeluarkan mobil dari garasi, lalu akan keluar dari mobil tersebut. Sebuah gerakan salah sedemikian rupa yang menjadikan lutut kanan terasa nyeri. Tidak terlalu serius mulanya, tapi Allah menetapkan, semakin serius sejak waktu maghrib. Dicoba menggosok dan mengurutnya dengan balsem, subhanallah... malahan semakin bertambah nyeri. Waktu subuh berikutnya bahkan tidak mampu turun dari tempat tidur. Seharian itu tergeletak di tempat tidur. Begitu ketetapan Allah.

Atas saran seorang teman dari istri dibawa berobat ke seorang tabib di Bekasi. Oleh tabib itu diurut dan dibekali obat berupa kapsul untuk dimakan dan minyak urut. Menurut sang tabib penyakit itu ada hubungannya dengan kadar asam urat yang sedang tinggi. Dengan izin Allah pengobatannya lumayan manjur. Sore itu kaki sudah bisa dibawa berjalan meski masih tertatih-tatih. Obat kapsul yang diberikannya itupun diminum sesuai petunjuknya. 

Di hari ketiga sekembali dari tabib itu ada gangguan tidak bisa tidur. Semalam suntuk mata tidak bisa terlelap. Tapi kondisi badan di waktu subuh biasa-biasa saja. Masih sanggup berjalan ke mesjid. Kondisi tidak bisa tidur ini berlanjut dan disyak-i penyebabnya adalah kapsul dari sang tabib. Jadi dihentikan mengkonsumsinya dan alhamdulillah jadi bisa tidur malam harinya. Karena penasaran, di hari ketujuh sejak kunjungan pertama didatangi lagi tabib itu. Dia mengatakan ternyata obat yang diberikannya terlalu keras jadi digantinya, katanya dengan yang lebih ringan. Katanya pula isi kapsul itu adalah serbuk kunyit putih dan herbal lain, obat untuk asam urat. 

Diminum pulalah obat pengganti itu. Ternyata reaksinya sama, tidak bisa tidur malam. Segera pula dihentikan meminumnya. Meski sudah dihentikan malam berikutnya tetap tidak bisa tidur. Dan di ujung malam itu terjadi musibah.

Dalam kondisi tidak bisa tidur itu jam dua belas pergi ke kamar kecil. Tidak ada masalah. Jam dua pergi lagi ke kamar kecil, juga tidak ada masalah. Dalam keadaan tidak bisa tidur itu biasanya otak saya bawa untuk mengaji, berzikir, atau kadang-kadang menerawang ke masa lalu. Jam setengah empat kurang, sebelum alarem Hape berbunyi, kaki kiri saya keram. Biasanya kalau keram saya bangun dan berdiri, menekan  dengan kaki yang keram itu. Apa yang terjadi, kaki kiri terasa sangat lemah dan tidak berdaya. Saya bangunkan istri. Dia membantu memapah ke kamar mandi. Saya baru sadar bahwa tangan kiri saya terasa lemah, meski baik kaki kiri maupun tangan kiri itu masih bisa digerakkan. 

Kami bangunkan si Bungsu untuk shalat subuh.  Si Bungsu mengamati muka saya dan menyuruh tersenyum. Saya mengerti maksudnya. Alhamdulillah mulut saya normal-normal saja. Saya berharap kondisi lemah itu hanya untuk sementara.

Sesudah shalat subuh (saya shalat di tempat tidur) kami berdiskusi untuk pergi ke dokter. Ada beberapa pendapat tapi saya memilih untuk dibawa ke rumah sakit PON di Cawang.

Alhamdulillah, pelayanan di rumah sakit itu sangat baik. Tensi saya diukur, subhanallah, 200 per 100. Saya dicitiscan dan disimpulkan kena stroke ringan dengan pendarahan kecil di otak. Saya dirawat selama delapan hari di rumah sakit itu. Selama di rumah sakit kaki kiri saya tetap lemah tidak berdaya. Di hari ke sembilan saya dibolehkan pulang. Anak saya membelikan tongkat berkaki empat dan kursi roda.  Saya berlatih berjalan menggunakan tongkat. Setelah dua minggu kaki sudah lebih kuat dan saya berjalan dibantu dengan tongkat satu. Saya coba berjalan ke mesjid yang memang tidak terlalu jauh. Shalat saya lakukan dengan duduk di kursi. Keadaan seperti itu berlangsung cukup lama. Sejak sekitar sebulan yang lalu saya coba shalat biasa tapi duduk di antara dua sujud tidak bisa sempurna. 

Berjalan bisa, tapi terasa berat di kedua lutut. Bahkan sampai sekarang. Dokter yang merawat di rumah sakit PON dulu mengatakan, mudah-mudahan saya bisa sembuh hanya akan memerlukan waktu agak lama. Mudah-mudahan Allah memberikan kesembuhan itu. aamiin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar