Jumat, 05 Agustus 2011

Hari-hari Pertama Ramadhan 1432

Hari-hari Pertama Ramadhan 1432 

Aku menyangka bahwa di pagi hari Senin, hari pertama puasa, lalu lintas akan sepi. Kan setidak-tidaknya dua-tiga hari pertama bulan puasa anak-anak sekolah libur. Aku sengaja berangkat dari rumah jam setengah tujuh. Ternyata....... Masya Allah..... Padat luar biasa. Kendaraan berjalan merayap dan sangat tersendat-sendat di sepanjang jalan tol Cikampek. Sudah lewat jam delapan, jarak dua puluh kilometer  ke Slipi sana dapat diselesaikan. Mungkin semua orang berpikiran seperti aku, jalan akan sepi dan sengaja sedikit menunda keberangkatan dan akhirnya terjebak dalam macet. Hari kedua, sami mawon. Sudah jam setengah delapan aku baru sampai di Tebet, sebelum Pancoran. Aku suruh sopir taksi membelokkan kendaraannya ke arah Pasar Minggu. Aku akan mengurus perpanjangan SIM di mobil keliling yang hari itu berada di depan Taman Pahlawan Kalibata. Tadinya, alternatif lain tempat mengurus SIM tersebut di Citraland Grogol. Tapi jam berapa akan sampai di sana?

Hari-hari berikutnya, jam berangkat aku mundurkan sedikit. Jam enam seperempat. Untuk sampai di tempat kerja jam setengah delapan lewat.

------

Sayang kalau duduk di taksi sambil tidur saja, karena entah kenapa, tidak pula mudah untuk tidur. Tidak semudah hari-hari biasa. Aku berbekal al Quran di dalam tas. Lumayan, bisa mengaji sekitar sepuluh halaman selama dua puluh menitan di tengah kemacetan. Sedikit pengalaman kecil terjadi kemarin. Entah kenapa, sopir taksi yang penampilannya bertato, mengendarai mobil sedikit aneh ketika aku sedang mengaji dengan suara pelan tersebut. Bunyi mesin mobil itu meraung-raung tidak normal, dan jika ada kesempatan untuk sedikit melaju, kendaraan itu dipaksanya sedikit ngebut sambil tersentak-sentak. Aku tidak tahu apakah ada hubungannya dengan bacaan al Quran yang aku lakukan. Aku tidak menegornya dan terus saja mengaji.

-------

Shalat zhuhur dan asar berjamaah di kantor selama bulan Ramadhan sangat berbeda dengan di hari-hari biasa. Jamaah shalat zhuhur seperti jamaah shalat jum'at. Ramai sekali. Sepertinya hampir setiap muslim/muslimat yang bekerja di beberapa perusahaan di bangunan bertingkat dua belas ini hadir untuk shalat berjamaah di bulan puasa. Ini jelas sangat berbeda dengan kondisi di tempat aku bekerja dulu. Selalu ada kuliah zhuhur dengan penceramah dari luar. Ceramah-ceramah yang cukup segar. Waktu asar jemaahnya sedikit berkurang, tapi masih di atas seratusan orang. Hebatnya, di antara jamaah asar ini ada yang sudah bersiap-siap untuk langsung pulang, tanpa harus kembali lagi ke kantor. Hal itu memang sah karena jam kantornya sudah terpenuhi. 

------

Perjalanan pulang jauh lebih lancar. To my surprise pernah sampai di rumah kurang dari jam setengah lima. Lumayan, bisa bermain dengan cucu. Hamizan, cucu nomor tiga yang biasanya tinggal di Alsut, di hari-hari pertama bulan Ramadhan (selama ayahnya di lapangan) tinggal di rumah. Izan yang sudah semakin lancar berjalan sejak beberapa hari ini. Dengan tangannya mengipas-ngipas naik turun, menjaga keseimbangan.   

*****                  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar