Kisah Penyakit Juli 2023
(Yang berikut ini adalah pesan di WA waktu saya berkonsultasi dengan seorang teman tanggal 10 Juli 2023).
Kisah Penyakit Juli 2023
(Yang berikut ini adalah pesan di WA waktu saya berkonsultasi dengan seorang teman tanggal 10 Juli 2023).
Rumah Di Komplek Depkes II Jatibening (2)
Rumah kebanjiran dialami secara bertahap. Mulai dari sekedar membasahi lantai, lalu bertambah sedikit, bertambah sedikit lagi dan seterusnya. Dan puncaknya ketika air masuk sampai hampir setinggi lutut. Cara penanganan untuk mengatasinya adalah dengan membuat tanggul di depan rumah. Jelas jadi kurang estetis melihat teras di depan rumah dibatasi tanggul. Keburukan lain, ketika hujan berhenti dan di luar banjir sudah surut, dalam rumah air tidak serta merta keluar karena terhalang tanggul. Untuk mengeluarkan air terpaksa melalui saluran pembuangan di kamar mandi.
Tanah kampung dibelakang rumah konturnya miring ke arah rumah kami. Untungnya air yang cenderung mengalir ke arah pagar belakang rumah tersalurkan ke selokan di sebelahnya. Suatu saat tanah di belakang rumah dibeli tetangga warga komplek lalu dipagarnya. Pagarnya menghalangi air di belakang pagar masuk ke selokan. Muncul masalah baru di rumah kami. Air yang tergenang di belakang pagar belakang rumah merembes di celah-celah keramik dengan air berwarna coklat pekat.
Sekitar awal tahun 1995, aku mendatangi pemilik tanah di belakang rumah (orang Betawi) menyampaikan masalah yang aku hadapi. Dia tidak punya jawaban apapun untuk mengatasinya. Itu kan air hujan, bagaimana saya mau membendung air hujan, katanya. Sebenarnya yang aku minta adalah agar dia meratakan kontur tanahnya itu agar air tidak tergenang di belakang pagar rumah kami. Aku sebenarnya sadar bahwa hal itu berat baginya, Harapanku agar dia menyuruh aku membayar upah pekerjaan meratakan tanah itu. Tapi menurutnya itu ribet urusannya. Dia menawarkan agar aku beli saja tanahnya itu. Harganya seperti harga dia menjual ke tetangga kami. Aku bilang, saya akan beli 200 meter tapi aku tidak punya cukup uang. Uangku hanya ada untuk separuh dari harga. Dan aku menawar untuk mencicil sisanya setiap bulan sampai lunas dalam waktu setahun. Alhamdulillah dia setuju.
Jadilah tanah kami bertambah ke belakang. Hal pertama yang aku lakukan adalah memagar sekelilingnya dan meratakannya. Untuk jangka waktu cukup lama tanah tambahan itu dibiarkan begitu saja. Di musim hujan tahun 1997 terjadi banjir yang paling hebat, ketika air masuk hampir setinggi lutut. Aku sangat sedih dan merasa harus dilakukan sesuatu dengan rumah ini. Rumah ini harus ditinggikan. Dihitung biaya yang akan diperlukan untuk melakukannya. Alhamdulillah aku bisa mendapat pinjaman uang di kantor.
Di tahun 1998 rencana renovasi rumah dilakukan. Sebenarnya waktu itu adalah tahun sulit akibat krisis moneter. Dengan tertatih-tatih pekerjaan perombakan dapat diselesaikan. Rumah diperluas dan lantainya dinaikkan setengah meter. Posisi kamar dan ruang tamu masih seperti semula. Dapur dan kamar pembantu dipindah ke tanah yang baru dibeli di bagian belakang, dan bekas dapur dan kamar pembantu jadi tambahan ruang tengah.
Masalah banjir di komplek ini masih seperti itu juga. Kalau hujan lebat cukup lama air di depan rumah bisa sampai setinggi lutut. Syukur alhamdulillah, sampai sekarang rumah kami masih selamat dari banjir masuk ke rumah.
****
Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (3)
Yang
juga sangat sibuk adalah bapak-bapak dan ibu draftmen di bawah pimpinan pak Syahril Mudani. Mereka mengukir dengan tangan completion log berskala 1:500 yang panjangnya bisa mencapai 3m. Semua informasi tentang sumur
ditulis dan digambar, lithologi yang berbeda, deskripsi batuan, marker
dan nama reservoir, hasil perhitungan, ketebalan reservoir, *VCl*, *porosity* dan *Sw*
untuk puluhan bahkan mungkin ratusan lapisan, yang sering pula harus dibongkar
pasang karena koreksi dari geologist, hasil RFT dan pressure test, dan lain-lain sebagainya. Semua itu diukir dengan tangan mereka. Dan completion log yang
harus dibuat itu datang bertubi-tubi sepanjang tahun menyibukkan para draftmen yang sering terpaksa harus bekerja lembur. Ada lagi pekerjaan memperbaharui
peta-peta geologi yang rutin dilakukan. Belum lagi mempersiapkan bahan presentasi
geologist ketika ada pertemuan-pertemuan khusus dengan tamu dari Paris. Adakalanya staff
pak Syahril terpaksa minta bantuan tenaga draftmen dari Jakarta.
Di sekretariat Irma yang pindah ke KE di pertengahan tahun 1981 digantikan oleh Pungki. Kesibukan di sekretariat ini juga lumayan tinggi, mengetik laporan-laporan sumur, menyiapkan draft call for tender, evaluasi dan laporan hasil tender, menyiapkan draft kontrak yang ditangani KG, disamping berbagai surat dan memo lainnya.
Bagian KG yang lain adalah *Core Room*, tempat menyimpan cores, cutting samples, oil samples dari RFT, jerican plastik kosong yang akan dikirim ke rig dan lain-lain. Core Room letaknya terpisah di daerah community center, berdekatan dengan klinik. Penanggung jawabnya adalah Aspani dibantu oleh Sukardi. Mereka berdua menata dan menyusun berbagai macam benda-benda itu dengan teratur rapi. Aspani bertanggung jawab menyiapkan ketika sebagian dari cores atau cutting samples itu yang akan dikirim untuk dianalisa di laboratorium di Jakarta atau di Perancis.
Meskipun semua personnel KG itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing namun kita guyub dan kompak. Atas inisiatif Syamsuddin, draftman, pernah semua personnel Indonesia memakai baju seragam. Pertama berwarna hijau muda, yang kedua berwarna abu-abu. Pada hari tertentu setiap minggu yang disepakati bersama semua memakai baju seragam ini.
Kita juga sangat kompak kalau ada acara perpisahan, yang bukan hanya untuk sekedar makan-makan tapi juga bernyanyi bersama. Acara seperti ini biasanya diadakan di rumah pak Miko di Gunung Utara. Semua hadir dengan pasangan masing-masing dan biasanya acara seperti ini berubah jadi seperti malam gembira dan cukup heboh. Masih ingat bagaimana Aspani melantunkan lagu "Don't forget to remember" dengan suaranya yang khas.
Waktu perpisahan dengan M. Coudeyre, Michel dan istrinya didandani berpakaian penganten Jawa. Perpisahan P. Picard mereka didandani dengan pakaian penganten Minang (saya dititipi untuk membelikannya di Bukit Tinggi waktu saya cuti). Sedang waktu perpisahan A. Seigneurin juga pakaian penganten Jawa.
Demikianlah suasana KG yang saya amati dan alami sampai bulan Oktober 1983, saat saya dikirim ke Paris untuk belajar bahasa Perancis. Sebelum saya berangkat anggota KG/O yang tinggal adalah Bruno Simon, Bambang Seto dan Harry. Sekretaris KG Normah sudah mengambil ancang-ancang untuk pindah departemen.
Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (2)
Tugas KGO geologist di rig yang paling berat adalah pada saat logging. Begitu run pertama log selesai kita segera minta dua rush copy. Satu untuk segera dikirim pada kesempatan pertama dengan chopper ke Balikpapan. Kalau log itu selesai siang menjelang sore atau kalau pas hari Minggu kita bahkan minta special chopper untuk mengantar ke Balikpapan. Copy kedua adalah untuk geologist bekerja, harus cepat-cepat. Membuat korelasi untuk mengenali marker dan reservoir yang ditargetkan, menentukan batas reservoir-reservoir itu yang disebut dengan leveling, membaca dan menuliskan di form yang sudah disiapkan setiap kurva GR, Resistivity masing-masing reservoir. Semua dilakukan manual dan harus dengan sigap dan cepat. Sangat sering sedang mengerjakan leveling itu geologist dipanggil melalui radio untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Balikpapan. Begitu log kedua selesai (density neutron) langsung pula dibaca data-datanya melengkapi yang sebelumnya.
Semua data itu diinput secara manual lagi ke computer untuk menghitung Vcl, porisity dan Sw nya. Hasil perhitungan itu disiapkan lagi untuk dilaporkan melalui telex ke Balikpapan. Pekerjaan yang terakhir ini diselang-selingi dengan menyaksikan pekerjaan RFT. Dan diselang-selingi dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari Balikpapan melalui radio. Demikianlah penggunaan waktu wellsite geologist selama logging di jaman itu yang bisa berlangsung sampai 36 jam bahkan lebih.
Selesai logging kita pulang ke Balikpapan membawa logs dan hasil perhitungan computer yang disimpan di cassette. Di Balikpapan working log kita yang dari rig diserahkan ke pak Syahril untuk didraft menjadi completion log oleh staff beliau. Geologist menyempurnakan perhitungan dengan computer, menghitung semua reservoir termasuk yang mengandung air. Artinya membaca setiap kurva log seperti yang sudah dimulai di rig. Lalu menghitung hasilnya dengan komputer yang biasanya tidak sekali jadi, karena melalui beberapa koreksi. Hasil perhitungan VCl, Porosity dan Sw final ditulis draftmen di completion log. Setelah itu disiapkan final well report yang akan diketik Normah dan Irma.
Belum selesai dengan sumur pertama dengan rangkaian pekerjaan yang panjang itu, sumur berikutnya telah menyusul untuk diurus dengan cara yang sama. Akibatnya laporan sumur-sumur itu bisa bertumpuk.
Saya pernah untuk beberapa waktu bekerja di kantor Balikpapan setiap hari Minggu untuk mengejar penyelesaian pekerjaan yang bertumpuk itu. Sampai suatu saat saya bisa lebih cepat dan efisien dalam menyelesaikan laporan sumur-sumur saya.
Sebagai tambahan, komputer waktu itu masih di jaman pertengahan. Hasil perhitungan disimpan di cassette (orang Perancis menulis di K7). Printer untuk ngeprint hasil perhitungan berisiknya luar biasa. Penggunaan cassette perlahan-lahan berubah dengan floppy disk. Ada kendala-kendala penyesuaian saat pergantian ini. Kita dibantu teknisi Geoprolog untuk mengatasinya, Jean Louis Charamnac namanya.
Meskipun tingkat kesibukan sangat tinggi, tapi ada juga saatnya kita agak santai dengan kegiatan di luar pekerjaan. Misalnya ketika ada undangan makan-makan. Undangan karena ada tamu dari Paris, atau ada acara perpisahan. Setiap Senin sore kita ikut On-on....
Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (1)
Waktu saya bergabung dengan KG (departemen geologi) di bulan November 1979 yang jadi Head of KG adalah Philippe Picard. Ada wakil tidak resminya (jadi Act. KG kalau pak Picard absen) Damier Ostojic orang Yugoslavia. Head KG/O nya Michel Coudeyre membawahi KG/O geologist yaitu Agus Salim, Djoko Rusdianto, Sugimin Harsono, Bambang Seto, Pierre Raigeard dan saya sendiri. Sebelum saya masuk ada Wiradharma tapi hanya 3 bulan, tidak ketemu dengan saya. Sesudah saya masuk Harry Rahardjo dan Nicolas Darbois juga di KG/O. Baik P. Raingeard dan N. Darbois sama-sama bekerja sebagai operation geologist (KG/O) pergi ke rig untuk menyaksikan logging.
Rumah Di Komplek Depkes II Jatibening (1)
Komplek ini dibangun di awal tahun 1980an sebagai komplek perumahan sederhana untuk karyawan Departemen Kesehatan. Di Jatibening Bekasi ini ada tiga kelompok komplek serupa dan masing-masing dinomori dengan I, II dan III. Aku pertama kali mengunjungi komplek Depkes II ini sebagai tamu adikku di tahun 1983, sebagai tempat transit dalam perjalanan untuk cuti tahunan ke kampung. Waktu itu komplek ini masih sangat baru. Belum ada jalan toll Cikampek. Untuk datang ke sini harus melalui jalan menyusuri Kalimalang dari arah Halim yang terasa sangat jauh dari Jakarta.
Di tahun 1986 aku agak frustrasi karena pemerintah baru saja mendevaluasi lagi nilai rupiah dari 1 US$ senilai Rp 1100an ke Rp 1600an. Frustrasi karena setelah devaluasi ini nilai uang rupiah jadi terjungkir lagi dengan sendirinya. Pengumuman devaluasi oleh pemerintah ini terjadi ketika aku sedang di rumah adikku di Jatibening. Waktu itu adikku menyarankan dari pada menyimpan uang di bank lebih baik dibelikan barang untuk investasi. Adikku menanyakan apakah aku berminat untuk membeli rumah di komplek Depkes II ini. Setelah berpikir sejenak akhirnya aku setuju.
Komplek Depkes II terdiri dari 200an buah rumah. Rumah aslinya seragam, rumah tembok beratap sirap. Ada dua tipe rumah yakni tipe 50 di atas tanah 150 meter persegi dan tipe 70 di atas tanah 200 meter persegi. Komplek ini berada dalam sebuah RW sendiri dan dibagi menjadi 8 RT yang masing-masing RT terdiri dari 25 rumah. Ternyata penghuninya hampir semua bukan pegawai Departemen Kesehatan. Yang terbanyak adalah karyawan Hasta Karya dan Widya Karya.
Rumah yang aku beli adalah rumah yang belum ditempati oleh pemiliknya, seorang karyawan Departemen Kesehatan karena dia sudah punya rumah di tempat lain. Lokasinya di ujung luar komplek, terpisah sendiri, tidak seperti rumah-rumah lain yang saling bersisian pekarangannya. Waktu aku membeli rumah tersebut yang aku bayar adalah jumlah DP dan cicilan beberapa bulan yang harganya sekitar 2 juta rupiah lebih. Dengan masa cicilan untuk sekitar 15 tahun ke depan. Rumah itu adalah rumah BTN tipe 70 di atas tanah seluas 200 meter persegi, dinding tembok dengan lantai ubin beratap sirap. Karena aku bekerja dan tinggal di Balikpapan, rumah tersebut aku pinjamkan ke adikku yang lain.
Posisi rumah tersebut di ujung komplek. Di samping rumah ada tanah komplek seluas 100an meter dengan bentuk memanjang yang masih termasuk tanah komplek dan oleh developer ditawarkan kepadaku. Tanah itu aku beli meski tidak tahu untuk jadi apa. Beberapa tahun kemudian aku beli tanah tambahan seluas 200 meter di belakang tanah yang 100an meter itu dari pemiliknya orang Betawi yang tinggal di belakang komplek. Tahun 1991 aku bangun rumah yang sekarang aku tempati di tanah ini. Bersamaan dengan aku membangun rumah, sawah diluar komplek atau di samping tanahku sedang diuruk untuk jadi komplek perumahan Bogenville. Rumah yang baru dibangun itu kosong saja selama hampir dua tahun.
Akhir tahun 1993 aku dipindahkan dari Balikpapan ke Jakarta. Sejak tanggal 25 Desember 1993 kami menempati rumah ini yang beralamat di Komplek Depkes II Blok I No 1A, terpisah oleh selokan kecil dari rumah yang dibeli mula-mula (No 1) yang tetap ditempati adikku.
Komplek Bogenville yang tadinya sawah membuat pagar tembok tinggi di perbatasan dengan komplek kami. Ada selokan kecil di belakang pagar itu. Hal ini ternyata menimbulkan masalah banjir. Rumah kami berada di bagian paling rendah. Air hujan yang biasanya hanyut ke sawah sekarang tertahan oleh pagar tembok perumahan Bogenville itu. Kalau hari hujan lebat selama lebih satu jam jalan di depan rumah berubah jadi seperti sungai dengan air mengalir deras karena selokan kecil itu tidak mampu menampung air bah. Kalau hujan berhenti air itu cepat surut. Efek dari banjir itu berpengaruh ke rumah kami. Awal-awalnya banjir masuk sekedar membasahi lantai tapi lama kelamaan makin tinggi. Tahun 1997 kami mengalami banjir yang paling parah, air masuk ke rumah sampai di bawah lutut.
****
Kenali Laki-laki Di Sekitarmu
Laki-laki di sekitarmu bisa jadi ayah atau suami atau saudara kandung atau anak kandung atau anak saudara-saudaramu. Tentu saja orang-orang seperti ini cukup dekat dalam kekerabatan denganmu dan seharusnya kamu cukup mengenal mereka. Tapi coba perhatikan dengan sungguh-sungguh, mereka pasti mempunyai sifat yang berbeda satu sama lain. Ada yang biasa-biasa saja, ada yang sangat istimewa, baik istimewa baiknya maupun istimewa tidak baiknya. Inilah yang akan jadi bahasan kita, mengenal watak laki-laki. Laki-laki yang baik adalah laki-laki yang shalih, yang sopan, yang rajin, yang ramah dan penyayang, sementara laki-laki yang tidak baik adalah mereka yang suka berbuat dosa, kasar, pemalas dan sombong. Ringkasnya yang dapat diperhatikan dari sifat seorang laki-laki itu adalah akhlaknya.
Akhlak yang baik terlihat dari seseorang yang shalih, yang sopan santun bahasa dan prilakunya, yang tertib dalam kehidupan dan senantiasa menjaga dirinya dari melakukan perbuatan tercela.
Bagaimana pula dengan akhlak yang buruk? Seseorang dikenali sebagai seorang berakhlak buruk ketika dia adalah seorang yang kejam kepada sesama makhluk atau dia pembohong atau penipu, pencuri, pemabuk, penjudi, pezina. Ada kalanya seseorang mempunyai lebih dari satu sifat-sifat buruk. Misalnya ada orang yang suka mabuk-mabukan, untuk memenuhi kebutuhan membeli minuman untuk mabuk dia mencuri. Atau seorang yang suka berjudi, untuk modal berjudi didapatnya dengan cara menipu.
Di antara dua sifat ekstrim baik dan ekstrim buruk itu ada sifat pertengahan. Manusia tidak ada yang sempurna. Ada orang yang baik tapi punya kelemahan. Umpamanya, dia secara umum baik tapi sayang tidak sabar. Atau, tapi sayang suka ingkar janji. Atau sayang dia rembang mata. Atau sayang dia agak pemalas dan sebagainya. Begitu pula sebaliknya, ada orang yang dikenal jahat tapi punya nilai-nilai kebaikan. Dia bergajul, tapi adakalanya hatinya lembut.
Sebelum masuk Islam Umar bin Kathab dikenal sangat beringas dan kejam. Di riwayatkan ada seorang wanita tua yang sudah Islam ingin ikut hijrah ke Madinah karena tidak tahan dengan boikot kaum kafir Quraisy di Makkah. Kaum Quraisy menjaga di pintu-pintu kota untuk menghalangi orang Islam pergi. Wanita tua itu kesulitan ketika menempuh jalan perbukitan untuk keluar Makkah. Di jalan itu dia bertemu dengan Umar yang waktu itu belum masuk Islam. Wanita tua yang tadinya sangat ketakutan, kaget karena ternyata Umar menolong dan mengantarnya sampai ke batas kota.
Seperti itulah kisaran akhlak manusia. Yang baik dan yang buruk. Maka, seandainya di antara orang-orang di sekitarmu ada yang kamu kenal berakhlak buruk doakan semoga dia dapat hidayah dan berubah jadi baik. Kalau ada yang sudah baik akhlaknya tapi mempunyai kelemahan nasihati baik-baik mudah-mudahan dia perbaiki kelemahannya itu.
****
Muhammad Zaid Abdurrahman
Cucu ke delapan yang lahir Rabu tanggal 23 Februari 2022 bertepatan dengan 22 Rajab 1443 di Balikpapan. Kami, inyiak dan nenek baru hadir melihat Zaid setelah dia berumur beberapa pekan. Zaid lebih beruntung dari kakaknya Hamzah yang baru dikunjungi inyiak dan nenek setelah berumur sekitar setahun karena Hamzah lahir di jaman pandemi covid.
Nusyuz
Seorang wanita mendatangi seorang ustadz untuk minta pendapat tentang masalah yang dihadapinya dalam rumah tangga. Terjadilah dialog sebagai berikut:
W: Bagaimanakah hukumnya bagi seorang wanita minta cerai kepada suaminya?
U: Boleh, kalau dia punya alasan yang sah untuk minta cerai.
W: Apa saja yang bisa jadi alasan bagi seorang istri minta cerai?
U: Kalau istri itu dizhalimi fisiknya. Atau dizhalimi dengan tidak diberi nafkah. Atau ditelantarkan, ditinggal pergi oleh suaminya.
W: Maksud dizhalimi fisiknya itu apa?
U: Jika si suami sangat 'ringan tangan', suka main pukul. Menyakiti badan istrinya, tanpa alasan yang jelas.
W: Bagaimana jika suami sangat egois?
U: Maksudnya egois bagaimana?
W: Suami yang terlalu otoriter. Dia bebas melakukan apa saja tapi selalu mengekang istri. Istri tidak boleh keluar rumah, kecuali harus ikut dia.
U: Dia bebas melakukan apa saja itu adalah tanggung jawabnya sendiri di hadapan Allah. Kalau yang dilakukannya perbuatan dosa tentu dia akan mendapat hukuman dari Allah atas dosanya. Ketika dia mengekang istrinya harus dilihat juga secara jelas apa alasannya. Dalam Islam seorang istri wajib menjaga kehormatan dirinya dan kehormatan suaminya. Seorang istri dilarang keluar rumah tanpa izin suaminya.
W: Kalau seorang istri karena merasa terkekang itu lalu minta diceraikan?
U: Kalau alasannya hanya itu, si istri tidak layak minta diceraikan. Lebih baik dia bersabar, Ada hadits Rasulullah Shalallahu'alaihi wa sallam yang artinya: 'Siapa saja perempuan yang meminta cerai kepada suaminya tanpa alasan yang dibenarkan maka diharamkan bau surga atas perempuan tersebut.' (hadits riwayat Abu Daud, At Tirmidzi dan Ibnu Majah.)
W: Apakah seorang istri harus patuh total kepada suami?
U: Dalam batas-batas normal iya. Istri boleh menolak untuk patuh kepada suami ketika suami menyuruhnya berbuat dosa. Ada hadits Rasulullah yang berbunyi: "Apabila seorang wanita memelihara shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya dan dia taat kepada suaminya, maka dikatakan kepadanya; masuklah ke dalam surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki." (hadits riwayat Ahmad dan Thabrani.)
W: Apa yang dimaksud dengan nusyuz? Kapan wanita dinyatakan nusyuz?
U: Secara bahasa nusyuz berarti membangkang atau tidak taat. Wanita dikatakan nusyuz ketika dia menolak berhubungan dengan suami tanpa alasan syar'i. Keluar rumah tanpa izin suami. Bersikap kasar atau merendahkan suami. Tidak menjalankan peran sebagai seorang istri.
W: Bagaimana seharusnya sikap suami kalau istrinya nusyuz?
U: Firman Allah pada surat An Nisa ayat 34 yang artinya: "Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasihatilah mereka, pisahkanlah mereka di tempat tidur dan (jika perlu) pukullah mereka dengan cara yang tidak menyakitkan. Tetapi jika mereka menaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari alasan untuk menyusahkannya...."
****