Jumat, 16 Mei 2025

Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (3)

 Nostalgia Awal Bekerja Di Total Indonesie (3)      

Yang juga sangat sibuk adalah bapak-bapak dan ibu draftmen di bawah pimpinan pak Syahril Mudani. Mereka mengukir dengan tangan completion log berskala 1:500 yang panjangnya bisa mencapai 3m. Semua informasi tentang sumur ditulis dan digambar, lithologi yang berbeda, deskripsi batuan,  marker dan nama reservoir, hasil perhitungan, ketebalan reservoir, *VCl*, *porosity* dan *Sw* untuk puluhan bahkan mungkin ratusan lapisan, yang sering pula harus dibongkar pasang karena koreksi dari geologist, hasil RFT dan pressure test, dan lain-lain sebagainya. Semua itu diukir dengan tangan mereka. Dan completion log yang harus dibuat itu datang bertubi-tubi sepanjang tahun menyibukkan para draftmen yang sering terpaksa harus bekerja lembur. Ada lagi pekerjaan memperbaharui peta-peta geologi yang rutin dilakukan. Belum lagi mempersiapkan bahan presentasi geologist ketika ada pertemuan-pertemuan khusus dengan tamu dari Paris. Adakalanya staff pak Syahril terpaksa minta bantuan tenaga draftmen dari Jakarta.

Di sekretariat Irma yang pindah ke KE di pertengahan tahun 1981 digantikan oleh Pungki. Kesibukan di sekretariat ini juga lumayan tinggi, mengetik laporan-laporan sumur, menyiapkan draft call for tender, evaluasi dan laporan hasil tender, menyiapkan draft kontrak yang ditangani KG, disamping berbagai surat dan memo lainnya.

Bagian KG yang lain adalah *Core Room*, tempat menyimpan cores, cutting samples, oil samples dari RFT, jerican plastik kosong yang  akan dikirim ke rig dan lain-lain. Core Room letaknya terpisah di daerah  community center, berdekatan dengan klinik. Penanggung jawabnya adalah Aspani dibantu oleh Sukardi. Mereka berdua menata dan menyusun berbagai macam benda-benda itu dengan teratur rapi. Aspani bertanggung jawab menyiapkan ketika sebagian dari cores atau cutting samples itu yang akan dikirim untuk dianalisa di laboratorium di Jakarta atau di Perancis.

Meskipun semua personnel KG itu sibuk dengan pekerjaan masing-masing namun kita guyub dan kompak. Atas inisiatif Syamsuddin, draftman, pernah semua personnel Indonesia memakai baju seragam. Pertama berwarna hijau muda, yang kedua berwarna abu-abu. Pada hari tertentu setiap minggu yang disepakati bersama semua memakai baju seragam ini.

Kita juga sangat kompak kalau ada acara perpisahan, yang bukan hanya untuk sekedar makan-makan tapi juga bernyanyi bersama. Acara seperti ini biasanya diadakan di rumah pak Miko di Gunung Utara. Semua hadir dengan pasangan masing-masing dan biasanya acara seperti ini berubah jadi seperti malam gembira dan cukup heboh. Masih ingat bagaimana Aspani melantunkan lagu "Don't forget to remember" dengan suaranya yang khas.

Waktu perpisahan dengan M. Coudeyre, Michel dan istrinya didandani berpakaian penganten Jawa. Perpisahan P. Picard mereka didandani dengan pakaian penganten Minang (saya dititipi untuk membelikannya di Bukit Tinggi waktu saya cuti). Sedang waktu perpisahan A. Seigneurin juga pakaian penganten Jawa.

Demikianlah suasana KG yang saya amati dan alami sampai bulan Oktober 1983, saat saya dikirim ke Paris untuk belajar bahasa Perancis. Sebelum saya berangkat anggota KG/O yang tinggal adalah Bruno Simon, Bambang Seto dan Harry. Sekretaris KG Normah sudah mengambil ancang-ancang untuk pindah departemen.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar