Minggu, 31 Desember 2017

Hamizan Dan Fathimah Pulang Kampung (5)

Hamizan Dan Fathimah Pulang Kampung (5)     

Rabu adalah hari kelima perjalanan pulang kampung ini. Sampai hari ini kami telah mengunjungi tempat-tempat sesuai dengan yang direncanakan. Kunjungan ke Sungai Janiah yang tertunda karena hujan di hari pertama,  sepulang dari Maninjau di hari kedua, telah pula terlaksana. 

Hari ini kami check-out dari hotel di Bukit Tinggi. Siang ini kami akan ke Sawahlunto, mengunjungi nenek N dengan anak cucunya. Nenek N adalah kakaknya nenek. Tapi sebelumnya kami akan singgah di Pagaruyung, mengunjungi istano basa. Dan sebelumnya lagi, atas saran inyiak R (adik nenek) kami akan makan nasi Kapau di nagari Kapau. Makan nasi Kapau adalah pesanan khusus si Tengah. Semula dia mengusulkan makan di lapau uni Lis di Pasa Ateh. Tapi dengan pertimbangan dan saran dari inyiak R, mengingat jalan ke Pasa Ateh itu tertutup karena dipakai oleh pedagang korban kebakaran Pasa Ateh beberapa pekan yang lalu, usulan si Tengah akhirnya dialihkan. 

Sayangnya lapau di Kapau yang direkomendasi inyiak R tutup. Kami singgah di sembarang lapau saja akhirnya. (Rupanya di kampung ini ada beberapa rumah yang membuka lapau nasi). Yang ini memang tidak terlalu istimewa, tapi ya sudahlah. Sesudah makan perjalanan dilanjutkan menuju Pagaruyung. Sempat pula singgah untuk mencicipi kawa daun di depan sebuah mesjid sesudah kami berhenti shalat.

Ketika kami sedang di lapau kawa daun, inyiak R rupanya menyusul kami dan akan ikut ke Sawahlunto. Perjalanan dilanjutkan menuju istano basa. Si Tengah ingat waktu kami mampir ke sini melihat puing setelah kebakaran ketika kami pergi mengantarkan sumbangan untuk korban gempa di tahun 2007.


Hanya kami berlima yang masuk ke dalam istano basa sementara nenek dan inyik R menunggu di pelataran parkir. Si Tengah cukup antusias. Dia naik sampai ke tingkat tiga. Hamizan dengan tekun mendengar keterangan inyiak tentang rumah gadang Minangkabau ini. Sementara Fathimah, minta naik kuda, ketika dia melihat dari jendela ada beberapa kuda tunggangan di pekarangan. Dia pergi ditemani ayahnya. 


Selesai pula kunjungan ke istano basa. Lanjut lagi sekarang menuju Sawahlunto. Nenek ikut di mobil inyik R. Kami ikuti mobil inyiak R yang mengambil jalan arah ke Lintau.  Aku belum pernah menempuh bagian jalan ini.

Hampir jam lima sore ketika kami sampai di rumah nenek N. Kepada Hamizan dijelaskan bahwa cucu-cucu nenek N itu adalah saudara sepupunya. Semua sekampung di Simawang yang kita kunjungi kemarin. Entahlah kalau Izan faham. Nenek N dengan dua anak perempuannya tinggal di kota ini. Pertemuan yang cukup ramai. Kami beramah tamah sampai jam sebelas malam. Hamizan dan Fathimah sudah tidur kecapekan. Kami menginap di hotel di tengah kota Sawahlunto malam itu.


Besok siang kami akan melihat-lihat kota Sawahlunto sebelum melanjutkan perjalanan ke Padang.



****

                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar