Minggu, 10 Desember 2017

Cucu Di Rumah Orang

Cucu Di Rumah Orang   

Ketika kita beranjak tua, bertemu dengan teman-teman yang sudah berpisah puluhan tahun, salah satu pertanyaan yang cukup umum ditanyakan adalah sudah berapa orang cucu. Dan tentu saja setelah itu dilanjutkan dengan kebahagiaan mempunyai cucu (-cucu) tersebut. Yang agak menyentak ketika aku menanyakan hal yang sama kepada seorang teman wanita (urang awak) adalah jawaban tambahannya. Cucunya empat orang, tapi hanya satu orang cucu di rumah awak..... Orang bukan Minang tidak akan langsung mengerti maksudnya. Dan orang Minang seumurku (66 tahun) mungkin juga banyak yang tidak faham.

Jawaban seperti itu umum di kalangan orang-orang tua kami. Cucu-cucu itu dibagi menjadi cucu di rumah awak dan cucu di rumah urang. Cucu di rumah awak artinya cucu melalui anak perempuannya. Karena orang Minang yang matriakhat itu diikat melalui jalur ibu. Di rumah gadang tinggal nenek (ibu dari ibu) saudara-saudara perempuan ibu dan anak-anak perempuan mereka bersama-sama. Maka cucu melalui anak perempuan juga akan jadi penghuni rumah gadang. Itulah cucu di rumah awak. Sementara anak laki, ketika dia menikah, dia pergi kerumah istrinya. Ketika istrinya melahirkan anak-anak, anak-anak itu jadi cucu di rumah orang bagi ibu dari anak laki-laki. 

Tapi sekarang sudah jarang keluarga besar Minang berkumpul di rumah gadang. Anak-anak mereka sudah pergi merantau. Membangun rumah tangganya di rantau orang. Pulang ke kampung sekali semasa. Baik cucu di rumah orang ataupun cucu di rumah awak, ketika pulang berlibur ke kampung dia tinggal sebentar di rumah gadang. Sudah tidak kentara perbedaan antara cucu melalui anak perempuan dan anak laki-laki. Makanya aku agak terkesiap ketika mendengar penjelasan teman sebayaku tentang cucu di rumah awak dan cucu di rumah orang, yang padahal tidak ada di antara cucu-cucunya itu yang tinggal permanen dengannya. 

Cucu akan tetap saja cucu. Apakah yang melalui anak laki-laki atau melalui anak perempuan. Mereka akan sama-sama memanggil kita kakek / nenek. Dan yang seharusnya kita kasihi dengan kasih sayang yang sama. 

****                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar