Kamis, 11 Mei 2017

Le Train de la Rhune

Le Train de la Rhune   

Aku punya seorang rekan sekerja dulu di Total yang berasal dari Basque. Dia pernah bercerita tentang negerinya, Basque. Pays Basque, yang terletak di bagian utara Spanyol dan barat daya Perancis. Ada kelompok yang menginginkan kemerdekaan sendiri bagi negeri Basque.  Di Spanyol mereka dicap sebagai kaum separatis / pemberontak. Dulu, beberapa belas tahun yang lalu kelompok ini sering membuat kerusuhan dalam usaha mereka memisahkan diri dari Spanyol. Tapi akhir-akhir ini gebrakan mereka sudah tidak terdengar lagi.
Sebagian dari negeri orang Basque terletak di Perancis, sambungan dari yang di Spanyol.  Konon orang Basque mengaku bahwa mereka adalah penduduk lebih asli dari orang Eropah lain. Bahasa mereka sangat berbeda dengan bahasa Perancis atau Spanyol yang serumpun.

Hari Ahad yang lalu kami pergi melancong kesana. Ke kota Rhune. 140 km dari Pau. Menantu bercerita bahwa di sana ada objek wisata, naik kereta api mendaki sebuah bukit. Naik kereta? Aku bertanya dalam hati, mula-mula. Tapi, ya ikut sajalah. Namanya juga dibawa jalan-jalan. Dalam perjalanan ke Rhune kami lalui kota Espelette yang unik, yang mendeklarasikan kotanya sebagai kota cabe. Cabe merah jadi lambang kota ini. Waktu berada di kota ini, kami diingatkan kalau akan pergi ke tempat wisata kereta api harus bersegera karena hari itu pasti penuh dengan pengunjung. 

Kami lanjutkan perjalanan melalui jalan yang relatif sepi. Tapi begitu sampai di dekat lokasi, ternyata benar. Banyak sekali mobil terparkir di pinggir jalan. 

Kami sampai di lokasi dan segera antri untuk membeli karcis. Kereta api itu diberangkatkan setiap 40 menit. Kami harus menunggu hampir satu jam sebelum dapat giliran menaikinya. Aku masih bertanya-tanya dalam hati, apa istimewanya kereta dengan gerbong sederhana ini?
Giliran kami akhirnya datang. Kami naiki gerbong kayu dengan tempat duduk kayu. Seperti kereta api yang aku naiki di kampung setengah abad yang lalu. Sempat terlihat rel kereta bergigi. Tentulah gigi itu diperlukan untuk menanjak ke arah gunung. Ada dua rombongan kereta, masing-masing terdiri dari dua gerbong, ditunda oleh sebuah lokomotif.

Perjalanan itupun dimulai. Kereta itu bergerak pelan. Ada penjelasan dengan tape yang diputar melalui mikrofon tentang kereta gunung ini dalam tiga bahasa, Perancis, Spanyol dan satu lagi kemungkinan  bahasa Basque. Kereta gunung ini diperkenalkan pertama kali di tahun 1924. Sudah lama sekali. Jarak yang akan ditempuh hanya 4.2 km. Tapi kereta ini memerlukan setengah jam untuk melintasinya.

Perjalanan itu ternyata cukup spektakuler. Kereta menanjak, berliku, mendaki cukup tajam untuk mencapai puncak bukit setinggi 900 meter di atas muka laut. Melalui perbukitan berbatu, di pinggir jurang yang cukup terjal. Aku perkirakan stasiun pemberangkatannya di ketinggian 400 meter. Jadi artinya kereta ini menanjak setinggi 500 meter dalam jarak 4 kilometer.

Dari pemberhentiannya kami harus naik tangga lagi untuk sampai ke puncak gunung. Di puncak itu ada lapangan, restoran dan toko souvenir. Kita bisa melayangkan pandangan ke segala arah. Di bawah sana  di sebelah barat terlihat kota Biaritz dan pantai lautan Atlantik. 

Pemandangan yang sangat cantik pada perjalanan yang mendebarkan ini. Keindahan yang dikelola dengan apik dan dipertahankan. Tiket kereta ini lumayan mahal. Tapi pengunjungnya ternyata sangat banyak. Tempat ini hanya dibuka dari pertengan Maret sampai pertengahan November setiap tahun. Dan paling ramai selama liburan musim panas di bulan Juli - Agustus. 

Hari yang sangat berkesan.

****                            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar