Kunjungan Ke Paris
Paris adalah sebuah kota idola (bagi yang mengidolakan). Kota pusat mode (bagi yang senang mode). Sebuah kota yang indah dan teratur. Dengan bangunan-bangunan tua tapi kokoh, simetris dan berseni. Dengan jembatan-jembatan kokoh yang berpacu-pacu melintasi sungai Seine yang membelah kota itu melingkar-lingkar. Ada patung-patung besar dan ukiran-ukiran sebagai hiasan di mana-mana. Ada menara Eiffel yang tersohor dan sudah berumur satu seperempat abad. Kita menjuluki kota Bandung dengan Paris van Java, mungkin berharap agar Bandung seindah Paris. Meski sepertinya agak jauh panggang dari api. Paris memang dirancang dan dipelihara agar senantiasa rapi. Ada saluran air mengiringi setiap jalan di dalam kota, sehingga tidak ada ancaman air tergenang menjadi banjir. Dan kereta bawah tanah yang mereka sebut metro yang jaringannya seperti benang laba-laba, bertingkat-tingkat di bawah tanah, bahkan ada yang menunjam lebih dalam dari dasar sungai Seine.
Aku pernah mendiami kota ini selama tujuh bulan di tahun 1983 - 1984, ketika dikirim kantor untuk belajar bahasa Perancis. Tinggal di sektor 15. Waktu itu tidak terlalu banyak melihat permukanan kota karena kalaupun berlalu lalang sekadarnya, lebih sering menyelam dalam tanah, menumpang metro. Dan kembali lagi untuk waktu lebih lama antara tahun 1987 dan 1989 meski tinggal sedikit di luar kota Paris. Tepatnya di Courbevoie, di sebelah barat. Pada kesempatan kali ini lebih banyak menjelajahi permukaan kota Paris dibandingkan waktu sebelumnya.
Setelah itu pernah mampir dan sekedar melintas dua hari dalam perjalanan untuk menghadiri seminar di Pau di tahun 2004. Dan sesudah kunjungan terakhir itu tidak terbayangkan akan punya kesempatan untuk kembali lagi mengunjungi kota ini.
Setelah itu pernah mampir dan sekedar melintas dua hari dalam perjalanan untuk menghadiri seminar di Pau di tahun 2004. Dan sesudah kunjungan terakhir itu tidak terbayangkan akan punya kesempatan untuk kembali lagi mengunjungi kota ini.
Kami berhenti untuk shalat subuh di sebuah rest area. Dan sempat berhenti pula untuk B sedikit beristirahat setelah itu, ketika dia diserang kantuk. Dalam perjalanan panjang ini dia tidak mau digantikan menyetir.
Sebelum jam dua belas siang kami sudah sampai di Paris. Langsung ke sebuah restoran halal di bagian selatan. Restoran Alhambra namanya yang sudah pernah mereka kunjungi sebelumnya.
Dari restoran kami langsung menuju hotel tempat menginap di Courbevoie. Melalui jalan lingkar dalam kota Paris. Yang masih seperti yang aku kenal 27 tahun yang lalu. Paris sepertinya tidak banyak berubah. Dengan lalu lintas yang relatif lancar. Tidak ada kemacetan.
****
Ada yang menarik dari Paris. Mungkin berdasar pendapat pribadi saya saja..
BalasHapusJalan-jalan yang menghubungkan antar node yang satu dengan node yang lain biasanya bercabang 5-6 ya Pak..?