Senin, 04 Mei 2015

Alhambra

Alhambra

Aku pernah membaca tentang kemegahan istana di sebuah bukit di Granada Spanyol yang dibangun oleh penguasa Islam di sekitar abad ke delapan. Istana megah itu jadi pusat kekuasaan kerajaan Islam selama beberapa ratus tahun, namun akhirnya jatuh ke tangan penguasa beragama Katholik di akhir abad ke lima belas. Meskipun bangunan istana itu sudah diubah suai dengan kepentingan penguasa beragama Katholik namun masih ada hiasan dan ornamen khas Islam seperti kalighrafi yang masih dipertahankan.

Ketika aku dan keluarga pernah tinggal di Perancis selama sekitar dua tahun antara tahun 1987 - 1989, ada terniat untuk pergi melihat bangunan peninggalan sejarah tersebut tapi sayang tidak kesampaian. Alhamdulillah, keinginan tersebut baru terealisasi hari Jumat tanggal 1 Mai kemarin. Kami berangkat dengan santai dari Ecija jam setengah sepuluh pagi. Kota Granada terletak dua jam berkendaraan dari tempat kami menginap. Kemungkinan untuk bisa masuk ke Alhambra kami letakkan di posisi 50 - 50.  Kalau toh tidak bisa masuk melihat taman dan istana Alhambra maka cukuplah melihat dari luar atau dari jauh saja. 

Jam dua belas kami sampai di pelataran parkir komplek istana itu. Aku dan B pergi ke tempat penjualan tiket masuk. Agak surprise dan jadi bersemangat karena di sana ternyata ada antrian orang di depan loket. Kami ikut antri. Di samping loket ada panel pengumuman elektronik menunjukkan karcis untuk jam berapa dan untuk mengunjungi apa saja yang dijual. Yang paling atas adalah untuk mengunjungi semua bagian istana dan taman, tapi tiketnya untuk hari itu sudah habis. Di bawahnya untuk mengunjungi taman dan bagian istana lain kecuali bangunan utama, yang akan diizinkan masuk jam dua siang sampai jam delapan. Tiket ini masih tersedia sebanyak 15 lagi. Di bawahnya ada lagi tiket untuk kunjungan malam (jam 22.00) memasuki bangunan utama. Kami membeli 4 tiket untuk jam dua siang. Anak-anak di bawah 10 tahun gratis.

Jam dua kami masuk bersamaan dengan banyak sekali pengunjung. Ada rombongan anak sekolah dari Perancis, pengunjung berjilbab dari Arab dan dari Turki, pengunjung berbahasa Inggeris dan sebagainya. Mengikuti petunjuk nomor titik-titik yang akan dilihat, kami mengawali kunjung ke taman di bagian utara komplek itu. Taman yang diselingi oleh kolam-kolam dan air mancur yang tertata sangat rapi. Kolam dan air mancur itu termasuk salah satu keistimewaan bangunan ini, karena air adalah kebutuhan mutlak untuk bersuci. Sistim pengairan dengan air mancur itu sudah ada sejak awal. Taman ini dibatasi oleh tanaman pagar yang rapi. Ada pokok bunga mawar yang sedang berbunga. Dan pohon jeruk yang sedang berbuah lebat.






Mengelilingi bagian taman dan bangunan pertama ini (yang aku kurang tahu apa fungsi bangunan yang bagian-bagian dindingnya dihiasi kalighrafi) memerlukan tenaga ekstra karena harus menaiki tangga bertingkat-tingkat. Kasihan juga B, yang harus mengangkat kereta dorong Fathimah setiap menaiki tangga. Aku mencoba mengeja sebagian kalighrafi yang tidak terlalu mudah membacanya. Ada tulisan Wa laa..... illa 'llah, yang baru kemudian aku ketahui dari buku tentang Alhambra yang kami beli, bahwa tulisan itu adalah Wa Laa Ghaliba illa 'llah (tidak ada kemenangan kecuali (dengan) Allah).

Berikutnya kami menuju ke bagian utama istana Alhambra, yang sayangnya hanya untuk melihat bagian luarnya saja. Berjalan menyusuri dinding benteng dari batu bata yang terlihat kokoh dan tinggi di sebelah kiri jalan. Lalu ada mesjid yang sudah dirobah jadi gereja dengan menara dengan tanda salib yang sekarang jadi menara lonceng. Berikutnya adalah sebuah bangunan besar yang sekarang disebut istana raja Carlos. Bangunan ini dihiasi dengan patung-patung orang suci Katholik. Bagian tengah bangunan besar ini adalah sebuah arena melingkar yang terbuka. Sayang kami tidak bisa masuk melihat bagian dalam bangunan ini.

Terakhir kami mengunjungi benteng di bagian barat komplek. Bagian ini adalah bangunan yang paling awal dari komplek Alhambra, yang kelihatan tidak terawat.

Kami menghabiskan waktu 3 1/2 jam untuk mengelilingi semua bagian tadi. Komplek Alhambra yang sangat luas dan banyak bagian yang menarik untuk dilihat. Aku membeli buku Reading The Alhambra karangan Jose Miguel Puerta Vilchez untuk memahami apa yang telah dilihat. Buku ini cukup rinci menjelaskan tentang para penguasa yang bertahta di Alhambra. 

Interpretasi secara dangkal, kemewahan penguasa-penguasa Muslim yang bertahta di istana ini dengan segala intrik dan persaingan di antara kerabat istana, mungkin menjadi sebab utama runtuhnya kekuasaanan Islam yang tadinya sangat besar di Granada.

Wallahu A'lam.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar