Minggu, 20 Juli 2025

Dekatnya Kita Dengan Kematian

Dekatnya Kita Dengan Kematian  

Aku sering teringat betapa dekatnya kita dengan kematian. Semua kita yang hidup pasti akan menemui akhir kehidupan. Itulah ajal atau kematian. Aku menyaksikan kematian demi kematian yang sangat dekat sepanjang hidupku. Yang paling awal yang ada dalam ingatanku adalah kematian ayahku ketika aku berumur belum tujuh tahun. Lalu disusul nenek (ibu dari ibuku). Lalu kemudian ada mak tuo (sepupu ibuku). Ada nenek (ibu dari ayahku). Semua itu berlalu dalam jarak waktu cukup dekat. 

Sesudah itu aku biasa menghitung-hitung orang-orang yang aku kenal cukup dekat dalam kehidupanku yang sudah meninggal. Misalnya teman-teman sekolah waktu di Sekolah Rakyat dulu di tahun enam puluhan. Lalu teman-teman di SMP. Teman-teman di SMA. Teman-teman kuliah. Dan bahkan teman-teman di lingkungan pekerjaan. Dan tetangga-tetangga satu komplek sejak aku tinggal di Bekasi sejak akhir tahun 1993. Sudah sangat banyak jumlahnya.

Kematian-kematian itu datang begitu saja, tanpa nomor urut sesuai dengan seniotitas. Dia datang sesuai dengan ketetapan Allah Sang Pencipta untuk masing-masing individu. Dan tidak mesti pula dengan ketentuan harus melalui fasa sakit parahnya seseorang. Ada orang yang menderita sakit cukup lama tapi belum mati, sebaliknya ada orang yang terlihat sehat-sehat saja, tiba-tiba mati. Bagaimana caranya seseorang mati, dimana dia akan mati hanya Allah saja yang tahu.

Orang beriman diingatkan Allah untuk berusaha agar mati dalam keadaan Islam. Dalam keadaan berserah diri kepada Allah dalam mentauhidkan Allah. Mati dengan akhir kehidupan yang baik dalam iman yang teguh. Kita mengenalnya dengan husnul khatimah. Kebalikannya adalah mati dalam keadaan tidak beriman. Dalam keadaan kafir atau musyrik. Yang disebut sebagai suul khatimah

Untuk mencapai husnul khatimah itu diperlukan kesungguh-sungguhan dalam menjalankan perintah-perintah Allah, menjauhi berbuat dosa atau melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Ketika kita terlanjur berbuat dosa, melanggar perintah Allah segera bertaubat memohon ampunan Allah. Sadari betul bahwa Allah senantiasa mengawasi segala perbuatan kita. Dengan cara ini mudah-mudahan kita dapat mati dalam husnul khatimah

****               

Jumat, 18 Juli 2025

Marinasi

Marinasi.... 

Sebelum memasak berbagai jenis daging baik daging sapi, kambing, ayam atau bahkan ikan, daging-daging itu di marinasi terlebih dahulu. Digarami dan bahkan ditetesi asam jeruk dan dibiarkan garam dan asamnya itu meresap sebelum dilanjutkan memasaknya. Inilah yang disebut marinasi. Tehnik ini sudah sangat dikenal oleh amai-amai di kampung. Daging yang akan mereka masak jadi rendang atau asam padeh ayau dendeng kering selalu mereka garami terlebih dahulu. Kalau tidak digarami, meskipun bumbu-bumbunya lengkap dimasukkan, pasti masakannya nanti akan tawar rasanya, tidak diresapi bumbu. 

Kadang-kadang ibu-ibu lupa menggarami daging atau ikan yang akan dimasak. Setelah jadi dan dicicipi ternyata..... Hal seperti ini pernah terjadi di rumahku. Istriku memasak pepes ikan. Lengkap bumbunya dan wangi baunya. Tapi setelah dicicipi tidak pas rasanya. Bumbunya ada terasa garamnya tapi rasa asinnya garam tidak meresap ke dalam ikan. Terjadi sedikit debat di meja makan. Aku mengatakan pasti istri lupa menggarami ikan tadi. Istriku menjawab, rasanya dia sudah menggaraminya. Tapi rasa akhirnya sekarang mengatakan belum.

Pada suatu kesempatan kami makan di restoran masakan Padang terkenal. Aku makan dengan gulai ayam. Kecewa sekali karena rasa gulai ayam itu hambar. Sangat berbeda dengan gulai ayam yang biasa dibuat di rumah. Tukang masak restoran itu kadang-kadang, mungkin karena terlalu sibuk dan terlalu banyak yang dimasaknya jadi kurang berhati-hati dalam memarinasi bahan yang akan dimasak. 

Istriku sering menuduh bahwa aku terlalu berlebih-lebihan menilai rasa makanan. Mana mungkin rasa gulai ayam di restoran terkenal itu hambar. Aku yakin aku tidak berlebih-lebihan, tapi memang lidahku lebih peka menilai enak tidaknya suatu masakan, terutama masakan awak. 

****                 .