Dekatnya Kita Dengan Kematian
Aku sering teringat betapa dekatnya kita dengan kematian. Semua kita yang hidup pasti akan menemui akhir kehidupan. Itulah ajal atau kematian. Aku menyaksikan kematian demi kematian yang sangat dekat sepanjang hidupku. Yang paling awal yang ada dalam ingatanku adalah kematian ayahku ketika aku berumur belum tujuh tahun. Lalu disusul nenek (ibu dari ibuku). Lalu kemudian ada mak tuo (sepupu ibuku). Ada nenek (ibu dari ayahku). Semua itu berlalu dalam jarak waktu cukup dekat.
Sesudah itu aku biasa menghitung-hitung orang-orang yang aku kenal cukup dekat dalam kehidupanku yang sudah meninggal. Misalnya teman-teman sekolah waktu di Sekolah Rakyat dulu di tahun enam puluhan. Lalu teman-teman di SMP. Teman-teman di SMA. Teman-teman kuliah. Dan bahkan teman-teman di lingkungan pekerjaan. Dan tetangga-tetangga satu komplek sejak aku tinggal di Bekasi sejak akhir tahun 1993. Sudah sangat banyak jumlahnya.
Kematian-kematian itu datang begitu saja, tanpa nomor urut sesuai dengan seniotitas. Dia datang sesuai dengan ketetapan Allah Sang Pencipta untuk masing-masing individu. Dan tidak mesti pula dengan ketentuan harus melalui fasa sakit parahnya seseorang. Ada orang yang menderita sakit cukup lama tapi belum mati, sebaliknya ada orang yang terlihat sehat-sehat saja, tiba-tiba mati. Bagaimana caranya seseorang mati, dimana dia akan mati hanya Allah saja yang tahu.
Orang beriman diingatkan Allah untuk berusaha agar mati dalam keadaan Islam. Dalam keadaan berserah diri kepada Allah dalam mentauhidkan Allah. Mati dengan akhir kehidupan yang baik dalam iman yang teguh. Kita mengenalnya dengan husnul khatimah. Kebalikannya adalah mati dalam keadaan tidak beriman. Dalam keadaan kafir atau musyrik. Yang disebut sebagai suul khatimah.
Untuk mencapai husnul khatimah itu diperlukan kesungguh-sungguhan dalam menjalankan perintah-perintah Allah, menjauhi berbuat dosa atau melakukan perbuatan yang dilarang Allah. Ketika kita terlanjur berbuat dosa, melanggar perintah Allah segera bertaubat memohon ampunan Allah. Sadari betul bahwa Allah senantiasa mengawasi segala perbuatan kita. Dengan cara ini mudah-mudahan kita dapat mati dalam husnul khatimah.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar