Jumat, 20 Juni 2025

Buatan China

Buatan China    

Entah kita sadar atau tidak mobil-mobil buatan China sedang menunjukkan kehadirannya dengan cukup agresif di jalan-jalan raya negeri kita. Terutamanya mobil-mobil listrik mereka. Ada yang mereknya Wuling, BYD, Chery, DFSK dan entah apa lagi. Suasananya mirip-mirip tahun tujuh puluhan ketika tiba-tiba negara kita dibanjiri mobil-mobil buatan Jepang. Sepertinya di tahun-tahun yang akan datang banjir mobil buatan China ini akan semakin deras.

Ekspansi hasil industri  mesin buatan China sudah terasa (setidak-tidaknya olehku) di awal tahun 2000 an. Ketika itu kita mengenal masuknya motor-motor buatan China. Meski kala itu kualitasnya rendah. Orang mencemooh motor buatan China itu Mochin.  Motor yang gampang rusak sehingga tidak populer.  

Tapi ternyata sejak tahun 2000 an itu China sedang giat-giatnya berinovasi disegala bidang. Mereka mengcopy-paste hasil teknologi apa saja. Secara sederhana, mereka membeli produk Jerman, Jepang atau negara industri manapun yang kemudian mereka preteli dan dibuat duplikatnya. Mereka membuat duplikat mobil Mercedes atau BMW, membuat duplikat kereta api Shinkansen Jepang. Dan memproduksinya untuk kepentingan dalam negeri mereka. Hasilnya tidak main-main. Sekarang jaringan kereta api cepat China adalah yang terpanjang dan tercanggih di dunia. 

Hasil industri mereka tidak hanya untuk pasar dalam negeri China tapi juga untuk diekspor. Mereka mengirimnya ke segenap penjuru dunia.  

Kemajuan teknologi China dilakukan di berbagai bidang. Semua maju dengan pesat dan sangat mengagumkan. Waktu mereka membuat kereta api cepat, tentu dibarengi oleh pembangunan sarana jalannya yang mengharuskan pula membangun sarana penunjang seperti perlengkapan rel kereta api maupun tiang-tiang penyangga yang tinggi, jembatan-jembatan, terowongan-terowongan dan sebagainya. Semua itu dibuat bagaikan disulap. 

Kota-kota di China berlomba-lomba membuat bangunan-bangunan bertingkat tinggi yang megah, sarana transportasi dalam kota. Mereka membangunnya dengan sangat cekatan dalam waktu singkat. Begitu pula mereka membuat bendungan-bendungan raksasa. Dan lapangan-lapangan terbang moderen. 

China yang di tahun 1960an masih dijuluki sebagai Negeri Tirai Bambu, sebuah negeri yang mungkin setara dengan Indonesia dan Korea pada waktu itu yang disebut pula sebagai negeri berkembang, benar-benar telah melakukan loncatan besar yang sangat luar biasa.

****

Sabtu, 14 Juni 2025

Pemotongan Hewan Kurban 1446H

Pemotongan Hewan Kurban 1446H 

Seperti tahun lalu kali ini pemotongan hewan kurban jamaah mesjid Al Husna dilakukan di rumah potong Amanah Bersama Argo di Jatimurni Bekasi. Tahun kemarin aku tidak hadir karena kondisi kesehatanku. Tahun ini aku ingin ikut menyaksikan penyembelihan sapi kurban. Penyembelihan itu dilakukan pada hari Sabtu 11 Zulhijjah. Panitia memberi tahu bahwa rombongan panitia mesjid akan berangkat jam setengah empat subuh, karena pemotongan akan dilaksanakan jam lima sesudah shalat subuh. Menurut jadwal, pemotongan 10 ekor sapi itu akan dilakukan dari jam 5 sampai jam 7. 

Aku tidak ikut rombongan panitia tapi minta tolong diantar anakku dan akan berangkat sesudah shalat subuh di mesjid Al Husna. Diperkirakan sebelum jam enam kami sudah akan sampai di lokasi. Kalau mengikuti jadwal seperti yang direncanakan harusnya aku masih berkesempatan melihat separo pekerjaan pemotongan itu. Dan aku sampai di tempat itu masih belum jam enam.  

Ternyata pekerjaan pemotongan bahkan sampai pencacahan dan pengemasan ke dalam kantong plastik sudah selesai. Bahkan sudah dimuat di mobil yang siap  berangkat ke mesjid Al Husna. Aku tanyakan jam berapa mereka mulai bekerja. Jawabnya begitu selesai shalat subuh, masih kurang dari jam lima. Aku terheran-heran mendengar penjelasan bahwa dalam satu jam 10 ekor sapi sudah selesai dicacah dan bahkan sudah dikantongi. Dagingnya sudah dicacah, jeroannya sudah dipotong dan dibersihkan dan tulang-tulangnya sudah dipotong-potong. Bahkan kepalanya sudah dibelah. Sulit bagiku membayangkan betapa cekatannya para pekerja-pekerja itu menuntaskan pekerjaan besar itu dalam waktu singkat.

Aku sempat diperkenalkan dengan bapak W pemilik usaha pemotongan ini. Dia bercerita bahwa usaha ini sudah dijalankannya sejak 22 tahun yang lalu. Usaha yang diawali dengan penggemukan sapi yang akan dipotong di Hari Raya Kurban. Untuk tahun ini jumlah sapi yang dipotong selama hari raya berjumlah 300 ekor. Untuk hari ini pemotongan sudah dimulai sejak jam 2 subuh. Pemotongan berlangsung selama 4 hari, hari-hari tasyrik. Pelanggannya adalah panitia-panitia dari berbagai mesjid. Yang harus antri dan menyesuaikan jadwal masing-masing.

Bapak W sendiri adalah jagalnya. Dan pekerja-pekerjanya umumnya orang yang tinggal dekat rumah potong itu. Pekerja laki-laki dan perempuan. Puluhan banyaknya. Mereka adalah pekerja-pekerja yang sangat terampil. Keberadaan rumah potong itu juga memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Limbah kotoran sapi dikumpulkan di dalam sebuah tangki bawah tanah yang ternyata menghasilkan gas yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Gas yang dapat dipakai di dapur mereka secara gratis.    

Aku bertanya apakah kesibukan ini hanya di saat hari raya kurban saja. Jawabnya, yang paling sibuk memang di saat ini. Tapi yang sehari-hari ada juga pemotongan untuk dijual di pasar. 

****   

Minggu, 08 Juni 2025

Komplek Depkes II Jatibening

Komplek Depkes II Jatibening   

Tidak habis-habis cerita mengenai komplek perumahan tempat tinggal kami ini yang telah lebih 32 tahun aku bermukim di dalamnya. Kali ini aku ingin bercerita tentang pergantian kepemilikan rumah-rumah di komplek ini. Dari pemilik lama ke pemilik baru yang karena pemilik lama sudah meninggal sementara anak keturunannya sudah punya tempat tinggal di tempat lain lalu menjual rumah peninggalan orang tuanya. Dari 200 an rumah sudah belasan yang berganti pemilik karena kasus yang sama. Sementara saat ini ada belasan rumah lagi yang memajang iklan Rumah Dijual di pagarnya.

Menjual rumah sepertinya tidak mudah. Rumah-rumah yang menempelkan pesan Rumah Dijual itu ada yang sudah bertahun-tahun belum juga laku. Termasuk rumah tetangga di depan rumahku. Pemiliknya adalah almarhum bapak N yang sudah berpulang kira-kira lima tahun yang lalu. Waktu beliau masih hidup rumah ini cukup ramai terutama disaat Hari Raya. Lebih kurang lima belas tahun yang lalu penghuni rumah ini adalah bapak dan ibu N dengan dua anak beliau yang sudah berkeluarga dan beberapa orang kemenakan mereka. Di Hari Raya tiga orang anaknya yang lain berikut keluarga mereka biasanya datang berkumpul. Tentu saja rumah itu jadi ramai.

Kira-kira sepuluh tahun yang lalu ibu N meninggal dunia. Sepeninggal beliau yang teramati kemenakan-kemenakan mereka tidak lagi ikut tinggal di rumah ini. Tinggalah bapak N dan dua anaknya. Ketiga anak yang lain secara berkala datang mengunjungi ayah mereka. Lebih kurang lima tahun yang lalu bapak N juga meninggal dunia di usianya sekitar 80 tahun. Segera sesudah itu satu dari dua anaknya yang tadinya tinggal serumah pindah. Tinggallah satu anak beliau berdua dengan anak gadisnya menempati rumah datuk yang cukup besar itu. Sejak itu anak-anak bapak N sepakat ingin menjual rumah. Dan iklan Rumah Dijual mulai terpampang di pagar rumah mereka. 

Dua tahun yang lalu anak gadis yang adalah cucu bapak N menikah dan dibawa suaminya ke tempat tinggal suaminya. Tinggal ibunya atau anak perempuan pak N sendirian yang tidak berani tinggal sendiri di rumah itu lalu pindah pula. Dan rumah itu sekarang kosong menunggu calon pemilik baru. 

Cukup prihatin melihat rumah yang tadinya semarak ramai dengan anak menantu dan cucu-cucu bahkan dengan kemenakan-kemenakan, tapi kini ditinggal kosong. Rumah-rumah yang bernasib sama ada beberapa buah di komplek ini. Aku membayangkan kejadian yang sama bisa saja terjadi di rumah tempat tinggalku sekarang.

****


            

Senin, 02 Juni 2025

Hari Raya Aidil Adha 1446

Hari Raya Aidil Adha 1446  

Beberapa hari menjelang Hari Raya Aidil Adha 1446H. Hampir tidak ada kesibukan khusus di mesjid Al Husna di Komplek Perumahan kami menjelang hari raya kurban. Sejak beberapa tahun terakhir kami tidak lagi melakukan pemotongan hewan kurban di pekarangan mesjid. Mula-mula sejak ramainya kasus covid di tahun 2020, kegiatan itu dipindahkan ke sebuah rumah potong hewan di Cikarang. Tahun 2022 ketika wabah covid reda mesjid di renovasi lagi. Ditinggikan lantainya sekitar 30 senti. Beranda belakang mesjid dirapikan, di batasi dinding kaca, dipasang ac, lantainya dilapisi karpet, untuk tempat shalat jamaah wanita. 

Dahulu, beranda belakang mesjid ini hanya dipergunakan waktu shalat Jumat atau di bulan puasa. Di hari-hari biasa, jamaah ibu-ibu shalat di bagian belakang ruang utama mesjid yang dibatasi dengan tirai kain. Beranda belakang ini adalah tempat kami bergotong royong mencacah daging hewan kurban. Penyembelihan hewan kurban baik sapi maupun kambing dilakukan di pekarangan belakang dan samping mesjid.  

Selama bertahun-tahun sejak aku tinggal di komplek ini. kami jamaah mesjid bergotong royong di hari raya kurban, memotong dan mencacah daging kurban sampai membagi-bagikannya kepada masyarakat yang tinggal di perkampungan sekitar komplek. Bergotong royong, bapak-bapak dan ibu-ibu jamaah termasuk anak-anak muda remaja mesjid. Hari itu kami bekerja keras sejak jam delapan pagi biasanya sampai menjelang maghrib, ketika semua daging hewan kurban itu habis dibagikan. Kami hanya berhenti untuk shalat dan makan siang. 

Syiar hari raya kurban ini senantiasa dapat perhatian yang yang sangat baik dari para jamaah mesjid warga komplek. Peserta berkurban selalu meningkat dari tahun ke tahun. Pada puncaknya kami pernah menyembelih 18 ekor sapi dan sekitar 15 ekor kambing. Untuk penyembelihan sapi kami mendatangkan jagalnya dari luar. Jagal dan anggota pekerjanya empat-lima orang yang menangani penyembelihan sapi, menguliti dan memotong menjadi potongan-potongan besar. Lalu kami para jamaah mesjid mencacahnya, membaginya menjadi tumpukan-tumpukan dan memasukkan ke kantong plastik. 

Semua itu kini tinggal jadi kenangan. Pengurus mesjid memutuskan tidak akan pernah lagi melakukan penyembelihan hewan kurban di pekarangan mesjid dengan  alasan ruang tempat bekerja sudah menjadi sempit, karena beranda belakang mesjid tidak dapat lagi digunakan. Untuk penyembelihan hewan kurban kami menompang di rumah jagal di Cikarang dan sejak tahun lalu pindah ke rumah potong di daerah Jatiasih. Pengerjaannya diawasi oleh beberapa orang panitia anggota jamaah mesjid. Waktu dulu bergotong royong di mesjid aku termasuk yang ikut sibuk bekerja tapi sejak pindah ke rumah jagal aku tidak atau belum pernah ikut menjadi pengawas. Entah ada hubungannya dengan pengalihan tempat pemotongan tersebut, animo berkurban warga komplek agak mengalami penurunan. Tahun lalu dan tahun sekarang hanya 10 ekor sapi. Panitia tidak menerima kurban kambing.

****