Pemotongan Hewan Kurban 1446H
Seperti tahun lalu kali ini pemotongan hewan kurban jamaah mesjid Al Husna dilakukan di rumah potong Amanah Bersama Argo di Jatimurni Bekasi. Tahun kemarin aku tidak hadir karena kondisi kesehatanku. Tahun ini aku ingin ikut menyaksikan penyembelihan sapi kurban. Penyembelihan itu dilakukan pada hari Sabtu 11 Zulhijjah. Panitia memberi tahu bahwa rombongan panitia mesjid akan berangkat jam setengah empat subuh, karena pemotongan akan dilaksanakan jam lima sesudah shalat subuh. Menurut jadwal, pemotongan 10 ekor sapi itu akan dilakukan dari jam 5 sampai jam 7.
Aku tidak ikut rombongan panitia tapi minta tolong diantar anakku dan akan berangkat sesudah shalat subuh di mesjid Al Husna. Diperkirakan sebelum jam enam kami sudah akan sampai di lokasi. Kalau mengikuti jadwal seperti yang direncanakan harusnya aku masih berkesempatan melihat separo pekerjaan pemotongan itu. Dan aku sampai di tempat itu masih belum jam enam.
Ternyata pekerjaan pemotongan bahkan sampai pencacahan dan pengemasan ke dalam kantong plastik sudah selesai. Bahkan sudah dimuat di mobil yang siap berangkat ke mesjid Al Husna. Aku tanyakan jam berapa mereka mulai bekerja. Jawabnya begitu selesai shalat subuh, masih kurang dari jam lima. Aku terheran-heran mendengar penjelasan bahwa dalam satu jam 10 ekor sapi sudah selesai dicacah dan bahkan sudah dikantongi. Dagingnya sudah dicacah, jeroannya sudah dipotong dan dibersihkan dan tulang-tulangnya sudah dipotong-potong. Bahkan kepalanya sudah dibelah. Sulit bagiku membayangkan betapa cekatannya para pekerja-pekerja itu menuntaskan pekerjaan besar itu dalam waktu singkat.
Aku sempat diperkenalkan dengan bapak W pemilik usaha pemotongan ini. Dia bercerita bahwa usaha ini sudah dijalankannya sejak 22 tahun yang lalu. Usaha yang diawali dengan penggemukan sapi yang akan dipotong di Hari Raya Kurban. Untuk tahun ini jumlah sapi yang dipotong selama hari raya berjumlah 300 ekor. Untuk hari ini pemotongan sudah dimulai sejak jam 2 subuh. Pemotongan berlangsung selama 4 hari, hari-hari tasyrik. Pelanggannya adalah panitia-panitia dari berbagai mesjid. Yang harus antri dan menyesuaikan jadwal masing-masing.
Bapak W sendiri adalah jagalnya. Dan pekerja-pekerjanya umumnya orang yang tinggal dekat rumah potong itu. Pekerja laki-laki dan perempuan. Puluhan banyaknya. Mereka adalah pekerja-pekerja yang sangat terampil. Keberadaan rumah potong itu juga memberi manfaat kepada masyarakat di sekitarnya. Limbah kotoran sapi dikumpulkan di dalam sebuah tangki bawah tanah yang ternyata menghasilkan gas yang disalurkan ke rumah-rumah penduduk di sekitarnya. Gas yang dapat dipakai di dapur mereka secara gratis.
Aku bertanya apakah kesibukan ini hanya di saat hari raya kurban saja. Jawabnya, yang paling sibuk memang di saat ini. Tapi yang sehari-hari ada juga pemotongan untuk dijual di pasar.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar