Minggu, 21 Agustus 2016

Dua Puluh Satu Agustus - Tujuh Belas Zulqaidah

Dua Puluh Satu Agustus - Tujuh Belas Zulqaidah     

Menurut catatan ibuku yang beliau tulis di halaman terakhir kitab tafsir Mahmud Yunus milik beliau, bahwa aku dilahirkan di Rumah Sakit Umum Bukit Tinggi, hari Selasa, jam 2.15 siang WSU, tanggal 21 Agustus 1951 bertepatan dengan tanggal 17 Zulqaidah 1370. Kebiasaan mencatat tanggal lahir di halaman kitab tafsir ini, aku tiru. Aku mencatat semua tanggal kelahiran anak-anak dan sekarang cucu-cucuku di kitab tafsir Al Quran pula.

Ini bukan untuk memperingati apalagi merayakan hari ulang tahun. Aku semakin menyetujui dan memahami hari lahir tidak perlu dirayakan. Tidak perlu diselamat-selamati karena ucapan selamat di hari ulang tahun jelas sangat tidak bermakna selain sekedar ucapan pemanis belaka. Selamat dari apa? Kalau kita mengerti bahwa sebenarnya dengan berjalannya waktu maka semakin dekatlah kita kepada akhir kehidupan kita. Kepada kematian. Lalu apakah kita yakin setelah datangnya hari kematian itu nanti kita akan selamat?  

Sudah agak lama aku tidak menyampaikan ucapan selamat ulang tahun kepada siapapun termasuk kepada anak-anak sendiri. Mungkin ada yang menganggap aku aneh. Dengan kecanggihan perangkat komunikasi sekarang, kemarin aku menerima ucapan selamat melalui WA dari teman, saudara, kemenakan. Secara spontan saja, dari mereka yang mengetahui tanggal kelahiranku. Tentu tidak mungkin ditolak. Atau didiamkan saja. Aku ucapkan terima kasih kepada mereka.    

Mengenang hari lahir, untuk sekedar mengingat bertambahnya umur yang kemudian mengingat semakin berkurangnya jatah hidup boleh-boleh saja. Mudah-mudahan dengan demikian kita selalu ingat bahwa kita semakin mendekati kematian. Dan oleh karenanya kita berusaha mempersiapkan bekal yang akan kita bawa ke kampung akhirat.

Kenapa aku menulis ini? Karena memang ada yang agak khas. Tanggal 21 Agustus 2016 bertepatan dengan tanggal 17 Zulqaidah 1437. Dalam perhitungan tahun Masehi aku genap berusia 65 tahun sementara menurut penanggalan Hijriyah di hari yang sama aku genap berumur 67 tahun. Usia yang menurut Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam adalah dalam kisaran usia umumnya umat beliau, antara 60 dan 70 tahun. 

Berapa waktu lagikah yang tersisa? Allah saja yang Maha Mengetahui. Mungkin masih dalam bilangan tahun, atau mungkin bilangan bulan, atau pekan, atau bahkan hari. Tapi saat itu pasti datang dan dia semakin mendekat. Ya Allah, bila tiba saatnya, matikanlah aku dalam husnul khaatimah. Aamiin.....

****              

1 komentar:

  1. Aamiin Allaahumma aamiin..

    Ya Allaah rahmati dan berkahilah ayahku yang sudah bersusah payah membesarkan aku,yang selalu menyayangiku hingga saat ini..ampunilah seluruh dosa-dosanya, berkahilah waktu yang telah ia lewati dan yang tersisa baginya. Karuniakanlah kepadanya dan kepadaku husnul khatimah..pertemukanlah kami kembali di akhirat nanti dalam kebahagiaan dan keselamatan di surga Mu. Semoga shalawat dan sallam senantiasa tercurah bagi suri tauladan kami Rasulullaah shalallaahu 'alaihi wa sallaam. Aamiin yaa Rabb al 'aalamiin.

    BalasHapus