Sabtu, 13 Agustus 2016

Cerita Dua Cucu

Cerita Dua Cucu

Yang pertama tentang yang perempuan satu-satunya. Fathimah yang masih di Perancis sana tempat dia dilahirkan. Sudah semakin besar. Semakin lincah. Semakin pintar in sya Allah. Sudah dua tahun tepat tanggal 12 Agustus kemarin. Yang jauh hari sebelumnya diingatkan umi bahwa kalau sudah dua tahun, No more NENEN. Diajarkan, suka diulanginya kata-kata itu, dan sepertinya dipahaminya pula. Menurut berita dari uminya, ikrar itu ditepati. Sejak dua hari yang lalu, tidak ada lagi nenen sebelum tidur dan dia tidak protes. 

Meski masih cadel, cerewetnya sudah lumayan. Sudah bisa duet dengan abang Izan dalam menyanyi. Sudah mulai belajar menghafalkan alfatihah. Mudah-mudahan Fathimah berkembang semakin cerdas dan sehat.

Sering menyuruh umi untuk menghubungi inyiak dan nenek via skype. Dan menikmati ngobrol dengan semua orang melalui skype tersebut.

Keluarga si Tengah ini menikmati berlanglang buana di Eropah, menjelajah negeri-negeri sampai ke bagian timur Eropah. Berkelana dengan mobil. Beberapa minggu yang lalu mereka berkeliling sampai ke Bosnia, Hongaria, Austria dan entah kemana lagi. Menempuh jarak lebih dari 5000 km dalam dua minggu. Lha, saat ini pergi lagi. Sang menantu memang punya jatah libur lumayan panjang, lebih dari 50 hari kerja dalam setahun. Ditambah lagi, selama musim panas, orang sekantornya memang seperti berlomba-lomba pergi libur kemana saja. Alhamdulillaah kedua anaknya, Hamizan dan Fathimah ikut menikmati dan menyukai pengembaraan tersebut. 

Yang kedua adalah yang paling bungsu sementara ini, Razzan. Baru beberapa hari lebih dari 40 hari. Sangat saulah. Jarang kita mendengar tangisnya. Menangis benar-benar bila perlu saja, ketika haus atau minta diganti popok. Yang agak unik, dia kurang begitu suka dengan udara dingin AC. Lebih suka udara tanpa AC. Ini sangat berbeda dengan abangnya Rayyan, yang maunya tiap sebentar kalau sudah capek bermain, maunya ngadem dulu ke kamar ber AC.

Kedua orang tuanya sepakat untuk mengkhitan Razan. Menurut saran dokter waktu abang-abangnya dikhitan beberapa bulan yang lalu, yang paling aman itu adalah melaksanakan khitanan ketika bayi masih berumur hanya beberapa minggu.

Dan itulah yang dilakukan. Razan sudah dikhitan kemarin di tempat abang-abang dulu dikhitan. Alhamdulillaah, kelihatannya aman-aman saja.

Mudah-mudahan dia bertumbuh dengan sebaik-baiknya, menjadi hamba Allah yang sehat, cerdas dan bertakwa kepada-Nya.  

Fabiayyia laa irabbikuma tukadzdzibaan....

****
       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar