Kisah Penyakit Juli 2023
(Yang berikut ini adalah pesan di WA waktu saya berkonsultasi dengan seorang teman tanggal 10 Juli 2023).
Berawal sejak pertengahan bulan puasa kemarin. Keluhan pertama sering kram kaki waktu tidur. Kedua kaki dan berulang-ulang. Waktu kram saya bangun dan berdiri dan dibawa berjalan beberapa langkah. Kramnya hilang, dan saya lanjut tidur. Tapi beberapa menit kemudian mungkin sampai satu jam, kram lagi. Semalam bisa sampai dua tiga kali, bergantian kaki kiri dan kaki kanan. Saya menduga, apa mungkin karena saya duduk agak lama di mesjid sesudah shalat tarawih.
Berikutnya kaki kiri, di samping kiri (di sebelah kiri betis), ngilu dan nyeri waktu berjalan. Dan teramati pula rasa nyerinya lebih berat di waktu sore. Pagi sehabis bangun tidur tidak seberapa tapi sore (waktu magrib dan isya) lebih parah.
Yang pertama saya lakukan adalah memanggil tukang pijit dan minta tolong dipijit. Hasilnya nihil.
Setelah itu saya ke rumah sakit ke dokter spesiaĺis saraf. Saya diperiksa dan ditanya bagaimana asal mula kejadiannya. Dan saya ceritakan apa adanya. Saya dikasih obat, untuk anti radang dan untuk menghilangkan rasa sakit, ditambah dengan obat lambung untuk antisipasi karena menurut dia obat yang dia berikan agak keras dan khawatir akan ada efek ke lambung.
Obatnya saya minum sampai habis. Dan tidak ada hasilnya. Oh ya, kaki yang sakit itu tidak terlihat sakit, tidak ada bengkak. Kalau lagi nyeri saya pukul-pukul dengan tangan, biasanya agak mengurangi rasa sakitnya sementara.
Sebenarnya dokter itu menyarankan saya kembali kalau hasil obatnya tidak maksimal. Saya tanya waktu itu apa yang akan dilakukan kalau belum ada hasilnya. Akan diperiksa ulang, mungkin akan dirontgen atau MRI atau apa.
Sementara itu, saya coba lagi usaha lain, dibekam. Saya minta supaya kaki kiri itu dibekam lebih intens.
Ternyata hasilnya nihil juga. Sebelum kembali ke dokter saraf di Mitra Keluarga, saya konsultasi dengan kemenakan dokter spesialis penyakit dalam. Dia tinggal di Jogya. Sebenarnya yang ingin saya tanyakan waktu itu, apakah tepat saya berobat ke dokter spesialis saraf. Kemenakan ini menganjurkan agar saya mencoba obat dari dia lalu dia mengirim resep. Saya ambil obat yang dianjurkannya. Secara awam saya mengerti obat itu juga obat anti radang dan anti biotik. Saya minum pula obat tersebut. Tetap tidak ada hasilnya.
Gejalanya tetap sama, agak enteng di waktu pagi tapi nyeri di waktu sore. Itu saya rasakan setiap kali saya pergi ke mesjid yang jaraknya hanya 150m dari rumah. Tambahan informasinya, kalau saya jalan ke mesjid waktu perginya relatif tidak seberapa nyeri. Waktu saya berdiri shalat, awal-awalnya kaki kiri saya kesemutan sejak dari pangkal paha sampai ke ujung kaki. Waktu duduk antara sujud, kesemutannya berkurang sedikit. Di rakaat berikutnya semakin berkurang kesemutannya. Oh ya kalau saya tidur tidak ada terasa sakit. Dan kram waktu tidur sudah sangat jarang, bahkan sejak saya dipijit.
Ada pula kakak ipar dokter umum, menyarankan senam. Dia mengirimi saya video terapi senam. Ini rutin saya lakukan.
Terakhir saya berobat dengan kemenakan yang lain. Cara pengobatannya dengan pijit totok. Ini kemenakan, anak kakak saya satu ayah, dia tinggal di Bogor. Sudah dua kali saya jalani. Saya dipijat totok di seluruh tubuh tapi yang lebih lama di kaki kiri itu. Agak mengherankan saya ilmunya. Saya dipijitnya selama 2.5 jam non stop. Alhamdulillah nyeri di kaki itu sangat banyak berkurang. Tapi kesemutan masih sering. Sehabis dipijit bagian yang dipijit itu memar dan terasa agak sakit. Antara pijit pertama dan kedua berjarak dua minggu, waktu untuk menghilangkan memar. Hari Sabtu kemarin saya seharusnya dipijit lagi, tapi gagal karena mobil saya mogok sebelum masuk tol lingkar Bogor.
Mungkin ada masukan atau saran untuk mengurangi kesemutan.
Terimakasih.
****