Melancong Ke Millau
Sang menantu adalah seorang yang sangat senang menyetir. Inilah awal cerita. Menyetir di negara-negara Eropah adalah sesuatu yang sangat menyenangkan karena jalan yang sangat bagus terbentang beribu-ribu kilometer ke segala arah. Hampir tidak ada hari libur (panjang) tanpa keluarga ini pergi melancong, menempuh jarak beratus kilometer.


Menjelang siang kami sampai di Toulouse dan rupanya memang sudah direncanakan untuk mampir makan siang di sebuah restoran Indonesia. Restoran kecil mungil yang konon katanya cukup terkenal dan diminati oleh orang-orang Perancis. Nama restoran itu O Bali.
Kami memesan mie goreng a la Padang. Mie goreng yang ditemani tiga tusuk sate ayam dengan kuah sate Padang. Masakannya memang terasa keminangannya. Ketika kami hampir selesai makan, si pemilik restoran itu muncul. Orang muda, atau setidaknya jauh lebih muda dariku. Dan ternyata dia urang awak asli dari Lawang Tigo Balai. Orangnya sangat ramah. Kami bercakap-cakap bahaso Minang. Dia bercerita bahwa dia sudah delapan belas tahun tinggal di Perancis dan sudah memegang paspor Perancis.


Pemandangan yang cukup menyenangkan di udara yang lumayan cerah. Kadang-kadang terlihat kawanan sapi dan domba tapi tidak dalam jumlah banyak di tanah lapang di pinggir jalan. Daerah yang kami lalui ini terkenal dengan hasil kejunya.

Kami melintasi beberapa kota kecil dan kampung-kampung. Akhirnya, jam lima sore kami sampai di penginapan di luar kota Millau. Apakah yang istimewa di kota ini sehingga kami dibawa melancong ke sini? Besok kita bahas in sya Allah.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar