Selasa, 18 April 2017

Melancong Ke Millau

Melancong Ke Millau    

Sang menantu adalah seorang yang sangat senang menyetir. Inilah awal cerita. Menyetir di negara-negara Eropah adalah sesuatu yang sangat menyenangkan karena jalan yang sangat bagus terbentang beribu-ribu kilometer ke segala arah. Hampir tidak ada hari libur (panjang) tanpa keluarga ini pergi melancong, menempuh jarak beratus kilometer. 

Hari Senin kemarin adalah hari libur di Perancis. Si menantu telah merencanakan sebuah perjalanan lumayan jauh ke Millau yang jaraknya sekitar 400 kilometer di timur laut Pau. Kami berangkat hari Sabtu pagi. Melalui Toulouse di sebelah timur. Perjalanan melalui jalan tol yang santai. Tidak ada kemacetan sama sekali.  

Menjelang siang kami sampai di Toulouse dan rupanya memang sudah direncanakan untuk mampir makan siang di sebuah restoran Indonesia. Restoran kecil mungil yang konon katanya cukup terkenal dan diminati oleh orang-orang Perancis. Nama restoran itu O Bali.



Kami memesan mie goreng a la Padang. Mie goreng yang ditemani tiga tusuk sate ayam dengan kuah sate Padang. Masakannya memang terasa keminangannya. Ketika kami hampir selesai makan, si pemilik restoran itu muncul. Orang muda, atau setidaknya jauh lebih muda dariku. Dan ternyata dia urang awak asli dari Lawang Tigo Balai. Orangnya sangat ramah. Kami bercakap-cakap bahaso Minang. Dia bercerita bahwa dia sudah delapan belas tahun tinggal di Perancis dan sudah memegang paspor Perancis.   

Ruangan restoran itu hanya mempunyai 20 buah tempat duduk. Ada enam belas orang yang sama-sama makan siang dengan kami. Dilayani dua orang pelayan, seorang wanita Bali dan seorang laki-laki Perancis. Restoran ini buka dua jam siang hari dan empat jam untuk makan malam.

Sesudah makan siang kami lanjutkan perjalanan. Kali ini melalui jalan nasional yang lebih kecil. Jalan berliku melalui lahan pertanian dan peternakan. 

Pemandangan yang cukup menyenangkan di udara yang lumayan cerah.  Kadang-kadang terlihat kawanan sapi dan domba tapi tidak dalam jumlah banyak di tanah lapang di pinggir jalan. Daerah yang kami lalui ini terkenal dengan hasil kejunya. 



Kami melintasi beberapa kota kecil dan kampung-kampung. Akhirnya, jam lima sore kami sampai di penginapan di luar kota Millau. Apakah yang istimewa di kota ini sehingga kami dibawa melancong ke sini? Besok kita bahas in sya Allah.

****    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar