Kamis, 23 Maret 2017

Ghauzwul Fikri

Ghauzwul Fikri  

Ta'lim di mesjid kami hari Ahad ba'da subuh kemarin membahas tentang ghauzwul fikri.  Apa yang dimaksud dengan ghauzwul fikri? Artinya secara harfiah adalah pembelokan pemikiran. Maksudnya pembelokan pemikiran yang tadinya cenderung kepada kebaikan dibelokkan agar menyalahi kebaikan tersebut. Taktik ini dijalankan oleh musuh-musuh Islam untuk mengalahkan umat Islam.

Kebenaran dibalikkan dengan cara 'pencucian otak'. Sebagai contoh, di sebuah kelas sekolah dasar guru mengajarkan agar murid-murid menyatakan 'yang besar itu adalah semut, yang kecil itu adalah gajah' dengan mengucapkannya berulang-ulang. Pada awalnya murid-murid menolak, tapi karena guru menyuruh mengucapkan pernyataan itu terus menerus, lama kelamaan, para murid mulai menghafalnya. Dan akhirnya menerima bahwa isi ungkapan itu adalah benar.

Bandingkanlah dengan pernyataan-pernyataan yang sering kita dengar akhir-akhir ini. 'Ciri-ciri teroris itu adalah, orangnya berjenggot, keningnya bertanda hitam bekas sujud, celananya cingkrang dan orangnya hafal al Quran.' Pernyataan ini dikeluarkan berulang-ulang, bahkan oleh orang-orang yang kononnya bergelar pemuka agama Islam. Ada lagi pernyataan, 'Al Quran itu adalah sumber dari segala tindakan teror.' Atau 'lebih baik seorang pemimpin bukan Islam tapi jujur daripada seorang pemimpin Muslim tapi korup.'

Contoh-contoh seperti ini adalah ghauzwul fikri yang sudah semakin kasar dan kotor. Islam dipojokkan dengan pemikiran-pemikiran yang salah. Segala sesuatu yang berbau Islam, entah itu pemuka agamanya (yang istiqamah dalam kebenaran), kitab sucinya, penganutnya yang berusaha untuk taat, di pojokkan, disalah-salahkan, bahkan bila perlu diperkarakan atas dasar hukum yang dibuat-buat. Yang sangat menyedihkan, ada di antara mereka yang mengkampanyekan pemikiran yang kacau itu adalah orang yang berkartu penduduk Islam.

Di satu sisi kita memahami bahwa ungkapan-ungkapan seperti di atas keluar dari mulut-mulut orang fasiq. Orang yang benci Islam. Tapi di sisi lain kita harus menyadari bahwa kita umat Islam sedang diuji Allah. Allah sedang menguji keteguhan iman umat Islam. Apakah mereka mampu berada di posisi yang benar-benar diridhai Allah, atau sebaliknya menyerah kepada kebathilan.  In sya Allah, kebenaran akan senantiasa tegak dan yang bathil itu pasti akan tumbang. Demikian itu janji Allah. Mudah-mudahan kita senantiasa mampu memelihara diri dari penyimpangan pemikiran atau gauzwul fikri.

****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar