Sabtu, 17 Oktober 2015

Tahun Baru Hijriyah Dan Evaluasi Diri

Tahun Baru Hijriyah Dan Evaluasi Diri  

Pengajian kami  ba'da subuh tadi pagi di mesjid komplek membahas tentang momen pergantian tahun dan saat untuk mengevaluasi diri. Kita mengamati perjalanan waktu, bergilirnya siang dan malam, yang adalah merupakan tanda kebesaran Allah Subhanahu wa ta'ala. Kita hadir dalam (sedikit masa) perputaran waktu itu, selama kita diizinkan Allah untuk tinggal di dunia ini. Tahun berganti, seperti yang baru saja kita catat. Pada waktunya kita akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatan kita selama kehadiran kita di dunia. 

Allah mengingatkan kita dalam surah Al Hasyr (59) ayat 18; 'Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang sudah disiapkannya untuk hari esok (akhirat). Bertaqwalah kepada Allah! Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dengan apa-apa yang kamu kerjakan.'  Sebagai orang yang beriman hendaklah kita berusaha menyiapkan bekal untuk hari akhirat itu dengan bersungguh-sungguh. Diperhitungkan betul setiap amal perbuatan yang mungkin diridhai Allah dan dibedakan dengan perbuatan yang mungkin dimurkai Allah. Karena setiap amal perbuatan itu tercatat dengan sangat teliti di dalam kitab yang nanti akan diperlihatkan kepada kita di hari pengadilan Allah. Bahkan kita akan disuruh membacanya sendiri (surah Al Isra' (17) ayat 14). Dan setelah itu kita tahu kemana kita akan bergabung sesuai dengan catatan amal tersebut, ke surga atau ke neraka.

Bayangkan ketika kita pergi mengambil rapor sekolah. Guru kelas memberikan rapor lalu kita lihat isinya, hampir semuanya merah. Tentu kita faham bahwa kita tidak naik kelas. Tapi masih ada kesempatan memperbaiki diri setelah tinggal kelas dengan giat belajar di tahun berikutnya. Di pengadilan Allah nanti tidaklah demikian keadaannya. Baca kitab kita dan lalu kita segera diarahkan ke tujuan akhir. Seandainya catatan kita lebih banyak nilai negatifnya, niscaya kita akan dimasukkan ke dalam neraka. Tidak ada lagi kesempatan untuk memperbaiki diri di saat itu agar terhindar dari neraka.

Tidak ada yang bisa disembunyikan. Sebuah ilustrasi perbuatan jahat yang dikerjakan dengan penuh kehati-hatian. Seseorang masuk ke dalam mesjid di tengah malam bulan Ramadhan. Jauh di depan dilihatnya seseorang sedang tertidur. Hapenya tergeletak di sampingnya terlepas dari genggaman orang tidur itu. Si orang yang baru masuk ini diperdaya oleh setan untuk mengambil hape itu. Dia lakukan dengan hati-hati. Dia tidur beberapa meter dari si empunya hape. Lalu perlahan-lahan berguling mendekatinya sambil tetap mengawasi keadaan. Ketika sudah dekat diambilnya hape tersebut. Setelah itu kembali dia berguling-guling menjauh dalam kesenyapan. 

Pagi-pagi dia ditangkap oleh petugas keamanan mesjid dengan tuduhan mencuri hape. Dia menyangkal. Tapi kepadanya diperlihatkan rekaman cctv dan dia tidak bisa mengelak. Itu pembuktian dengan cctv buatan manusia. Nanti di pengadilan Allah, akan berbicara tangan kita, sementara mulut kita dikunci. Menjadi saksi kaki kita, atas perbuatan-perbuatan jahat yang pernah kita lakukan (surah Yaasiin (36) ayat 65).

Sungguh pengadilan Allah itu adalah sesuatu yang pasti akan kita lalui. Maka persiapkanlah diri dengan sebaik-baiknya. Sebelum terlambat.

****

                                         

Tidak ada komentar:

Posting Komentar