Selasa, 26 Agustus 2014

Kemerdekaan

Kemerdekaan  

Bulan Agustus kita rayakan sebagai bulan kemerdekaan. Tepatnya tanggal 17 Agustus karena pada tanggal itulah 69 tahun yang lalu pemimpin negeri ini memproklamirkan kemerdekaan Negara Indonesia, yang sebelumnya selama kurun waktu yang sangat panjang adalah merupakan tanah jajahan. Dijajah oleh bangsa-bangsa asing yang berkuasa di setiap pelosok yang sekarang menjadi sebuah negara. Republik Indonesia. 

Apa arti kemerdekaan itu sebenarnya? Manusia semuanya dilahirkan dengan proses yang sama, dalam keadaan tidak berdaya. Tapi status sosial yang dibuat oleh manusia  membaginya dengan kelas-kelas tertentu. Ada bayi bangsawan, bahkan ada bayi yang sejak lahir sudah jadi calon raja. Ada bayi orang biasa, orang kebanyakan. Lalu ada pula yang ditakdirkan untuk jadi budak. Budak adalah orang yang tidak merdeka. Orang yang diwajibkan oleh tuannya, pemiliknya, untuk mengabdi kepada sang pemilik. Tuannya boleh berbuat apa saja kepada sang budak, sekehendak hatinya. 

Sebelum datangnya bangsa-bangsa penjajah, Portugis, Belanda, Inggeris dan terakhir Jepang di Nusantara ini sudah berdiri banyak sekali kerajaan-kerajaan. Di dalam kerajaan-kerajaan itu manusia terbagi menjadi beberapa lapis status seperti di atas. Ada raja dengan kerabat kerajaan sebagai orang yang menempati status paling tinggi. Ada pegawai-pegawai kerajaan yang kelasnya ditinggikan dari rakyat biasa. Ada rakyat biasa yang bekerja sebagai pedagang kecil, petani, nelayan. Dan ada golongan budak belian yang berada di kelas paling bawah. Pembagian status sosial seperti ini dipengaruhi oleh budaya dan agama Hindu yang pernah dianut masyarakat Nusantara ini selama berabad-abad sebelumnya.

Ketika penjajah Belanda datang dan mengalahkan raja-raja di kerajaan manapun, raja yang kalah itu biasanya diasingkan. Kadang-kadang Belanda mengangkat raja baru, raja boneka yang bisa diaturnya dengan mudah. Susunan strata masyarakat pada dasarnya masih sama seperti sebelumnya, kecuali sekarang pada lapisan paling atas bercokol si penjajah. Penjajah ini yang berkuasa menghitam-memutihkan di tengah masyarakat. Dengan cara halus atau dengan cara kasar. Si penjajah yang menerapkan dan membuat hukum menurut kepentingannya. Raja-raja boneka hanya bisa menurut. Si penjajah bisa saja meminta agar disuplai dengan tenaga manusia untuk kerja paksa. Maka Raja boneka memerintahkan kepada pamong di bawahnya untuk mematuhi perintah atasan Raja alias si tuan penjajah.  

Bagaimana caranya mengerahkan tenaga manusia dalam jumlah banyak untuk melakukan kerja paksa? Sangat mudah. Dikumpulkan saja manusia-manusia yang bersalah di tengah-tengah masyarakat. Baik yang kesalahannya dicari-cari maupun pelaku kriminal sungguhan. Misalnya saja, kepada rakyat banyak ditetapkan kewajiban membayar pajak. Blasting. Jumlahnya penguasa yang menentukan. Jika rakyat tidak sanggup membayarnya, maka dia adalah orang yang melanggar hukum. Dia bisa diambil untuk dipekerjapaksakan. 

Akhirnya, orang-orang lemah di antara rakyat kebanyakan inilah yang jadi korban. Yang disandera dengan kelicikan untuk dirampas kemerdekaannya. Mereka inilah golongan yang benar-benar terjajah. Para raja boneka dengan aparat dibawahnya yang mau bekerja sama dengan si penjajah, mereka hidup dalam kenyamanan. Mereka digaji oleh penjajah dengan gaji yang memadai dibandingkan dengan pendapatan rata-rata rakyat biasa. Dengan syarat bahwa mereka senantiasa loyal dan patuh kepada juragannya. Yang membayarnya. Yakni si penjajah. Dengan cara seperti itulah Belanda berhasil menguasai negeri ini untuk jangka waktu yang sangat lama. 

Kalau ada negeri-negeri yang berontak, maka negeri itu diperangi. Dikerahkan serdadu-serdadu berkulit gelap atau sawo matang untuk memerangi negeri-negeri itu. Karena didukung oleh biaya besar, serta peralatan yang canggih untuk masa itu ditambah dengan serdadu-serdadu yang jauh lebih banyak jumlahnya, Belanda selalu menang dalam setiap peperangan. 

Sampai suatu saat Belanda dikalahkan oleh Jepang. Lalu dalam waktu  tidak terlalu lama Jepang dikalahkan oleh tentara Sekutu. Pada kesempatan yang sempit sesudah kekalahan Jepang maka kemerdekaan Indonesia diproklamirkan. Indonesia kemudian dihadapkan kepada kenyataan bahwa Belanda ingin kembali berkuasa di sini. Sesudah melalui masa konfrontasi dengan Belanda, akhirnya mereka mengakui kedaulatan Indonesia. Indonesia merdeka.

Tapi kemudian. Kalau kita menengok dengan seksama ke tengah kehidupan masyarakat, sesudah 69 tahun kemerdekaan itu diproklamirkan, pembagian status masyarakat sepertinya masih begitu-begitu juga. Masih ada golongan yang hidup seperti nenek-nenek mereka di jaman penjajahan Belanda dulu. Mereka terpinggirkan. Didera dengan bermacam kesulitan hidup. Karena mereka adalah orang-orang lemah di antara rakyat biasa. Timbul pertanyaan. Apa sebenarnya arti dari kemerdekaan Negara Republik Indonesia ini?

****                                       

Tidak ada komentar:

Posting Komentar