Ketika Si Kucing Putih Beranak


Peraturan perkucingan di rumah kami tetap sama, kucing tidak boleh masuk ke dalam rumah. Dan Cici cukup bermain di pekarangan belakang. Yang eloknya, dia rupanya tidak suka kelayapan. Tidak pernah sekali juga dia keluar pekarangan kami.
Sampailah dia cukup umur untuk kawin. Entah dari mana saja datangnya, beberapa ekor kucing jantan kampung datang menghampir. Dan si Cici pun bunting. Dan akhirnya melahirkan anak. Empat ekor dan terlihat sehat-sehat dan gemuk. Pada waktu anak kucing itu lahir si Bungsu sedang ke luar kota.

Kasihan sekali melihatnya. Si Bungsu yang dikabari bahwa kucingnya sudah beranak, sangat excited tentu saja. Tapi kemudian ketika diberitahu bahwa anak-anak kucing itu dibunuh 'bapak'nya, si Bungsu pasti sangat sedih. Namun apa boleh buat, sudah seperti itu ketentuannya. Entahlah kalau si kucing Cici juga bersedih kehilangan anak-anaknya itu. Dia terlihat biasa-biasa saja.
Tidak berapa lama kemudian, dia sudah kawin dan bunting lagi. Si Bungsu membelikannya kandang besi berjeruji untuk dia melahirkan anaknya nanti. Dan Cici pun melahirkan kedua kalinya. Kali ini tiga ekor semua berwarna putih. Alhamdulillah, anak-anaknya terlindung di dalam kandang berjeruji. Si kucing jantan pemakan anak masih suka datang, meski setiap kali datang kalau terlihat pasti kami usir.
Kucing-kucing kecil itu saat ini sudah berumur sebulan lebih. Sudah semakin lincah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar