Jumat, 27 Oktober 2017

Apresiasi

Apresiasi   

Seorang pembaca buku karanganku bertanya, apakah novel Derai-derai Cinta itu berdasarkan pengalaman pribadi? Dan aku jawab, tidak. Itu murni imajinasi alias cerita fiktif. Memangnya kenapa? aku balik bertanya. Karena mak Lembang kan sarjana geologi dari ITB, dan lakon utama dalam cerita itu juga sarjana geologi ITB. Begitu katanya. 

Ceritanya sangat menarik mak, tambahnya. Dan dihubungkan dengan peristiwa yang memang pernah terjadi, peristiwa 'galodo' di kaki gunung Marapi. Aku jawab lagi bahwa cerita itu didasari atas hal-hal yang pernah ada. Peristiwa galodo pernah ada, anak muda yang giat berusaha dan mandiri mudah-mudahan juga ada. Begitu juga lanjutan yang terjadi dalam kisah itu adalah serba mungkin terjadi di lokasi dan tempat yang memang ada. Meskipun semua itu hanya 'cerita'.

Cerita mak Lembang enak dibaca. Bahasanya dan alur ceritanya menyebabkan saya hampir tidak melepaskan buku itu sebelum tamat, katanya lagi. 

Ada beberapa orang yang memberikan apresiasi yang serupa. Ada yang mengatakan sampai menitikkan airmata membaca bagian-bagian tertentu dari rangkaian cerita itu. 

Lalu ada yang bertanya pula, kenapa buku itu tidak dijual di toko buku? Karena memang buku itu aku biayai pencetakannya sendiri dalam jumlah terbatas. Sebelumnya ada karanganku yang lain, Anak Manusia Korban Politik dicetak dan didistribusikan oleh percetakannya ke toko-toko buku. Dan tidak laku. Ada ratusan eksemplar yang dikembalikan percetakan kepadaku (karena biaya percetakan juga aku bayar sendiri sesuai perjanjian waktu itu). Padahal menurut yang membacanya cerita ini juga sangat menarik dan enak dibaca (ada belasan orang yang memberikan komentar yang sama). Jadi kenapa tidak dibeli orang? Aku merasa karena pengarangnya tidak dikenal orang. Atau karena tidak ada publisiti. Ada pula seorang rekan yang kritikus mengatakan judulnya tidak ada greget dan bahkan mengundang antipati orang untuk membelinya. Mungkin semua alasan itu benar. 

Baru-baru ini ada yang menanyakan apakah buku Anak Manusia Korban Politik masih ada stok? Ringkasnya kepada beliau-beliau ini aku kirim tiga buah buku seperti di foto di atas. 
Jadi memang begitu caranya. Kepada yang berminat aku minta alamat rumahnya lalu buku aku kirim dengan jasa Tiki.  Siapa tahu masih ada lagi yang berminat.....

****                    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar