Ketika Keenam Cucu Berkumpul


Bagi Hamizan ini adalah momen yang paling disenanginya. Bermain bersama abang Afi, abang Asyid, dan Rayyan. Mereka berempat ini seperti dua pasang saudara kembar (Rafi dan Rasyid yang memang kembar, Izan dan Rayyan juga seperti saudara kembar). Sibuk dan heboh.
Fathimah, satu-satunya perempuan juga bisa menyesuaikan diri dan ikut gembira bermain dengan abang-abang itu. Bahkan si kecil Razzan, dengan bahasanya yang masih belum jelas, kalau sudah berkumpul, tidak mau kalah. Ikut-ikutan heboh.
Tempat bermain bisa di mana saja. Yang paling favorit adalah di kabar inyiak/nenek, sambil memelototi Ipad. Atau di ruang tengah sambil bermain petak umpet. Atau memancing di dua kolam kecil di belakang rumah.

Yang juga sangat disenangi kalau pas pergi bersama onti Nadya. Ke Gramedia, nonton bioskop. Bahkan terakhir Izan dan Fathimah sekedar berkunjung ke tempat onti bekerja, untuk main dengan kucing yang memang banyak di sana.

Sebelas hari ternyata sangat cepat berakhir. Datanglah saat yang paling tidak disukai Izan, harus berpisah. Izan ini memang sangat peka untuk urusan perpisahan ini. Tidak bisa menahan haru, dan air matanya bercucuran. Inyiak selalu menyemangati, bahwa bertemu dan berpisah akan selalau saja terjadi dalam hidup. Tidak boleh disikapi dengan kesedihan berlebihan.
Demikianlah, tadi malam umi, Izan dan Fathimah diantar ke bandara Halim. Mereka berangkat kembali ke Balikpapan. Kebersamaan sementara itupun berakhir.
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar