Menhir Di Mahek
Aku pernah membaca dan mendengar cerita tentang keberadaan benda purbakala yang disebut menhir di sebuah kampung di pedalaman Sumatera Barat. Tepatnya di kampung Mahek di Kabupaten Limo Puluah Koto. Sudah sejak lama aku tertarik untuk pergi melihat aslinya, tapi belum pernah kesampaian. Hal ini disebabkan juga oleh sarana jalan menuju lokasi itu menurut berita yang aku dengar kurang baik.
Ada yang diukir seperti pada foto di bawah.
Kami dikenalkan kepada seorang bapak petugas kepurbakalaan di lokasi itu (sayang aku lupa nama beliau). Beliau bercerita bahwa menhir di lokasi ini terlanjur sudah banyak yang dirusak penduduk untuk dijadikan pondasi rumah. Sampai dikeluarkannya peraturan pemerintah pada tahun 1980 yang melarang masyarakat merusaknya. Tapi masih ada dua lokasi lagi di sebelah utara yang masih terpelihara. Di sana masih berdiri tegak puluhan menhir. Kami tidak pergi ke lokasi itu.
Bapak itu menjelaskan bahwa pernah ditemukan kerangka manusia dalam posisi duduk di bawah menhir. Beliau menduga bahwa sebagian dari menhir itu mungkin berfungsi sebagai batu kuburan.
Berikut ini adalah ikhtisar tentang budaya megalith yang diambil dari Wikipedia;
Kebudayaan Megalith
Antara zaman neolitikum dan zaman logam telah berkembang kebudayaan
megalith, yaitu kebudayaan yang menggunakan media batu-batu besar
sebagai alatnya, bahkan puncak kebudayaan megalith justru pada zaman
logam. Hasil kebudayaan Megalith, antara lain:
- Menhir: tugu batu yang dibangun untuk pemujaan terhadap arwah-arwah nenek moyang.
- Dolmen: meja batu tempat meletakkan sesaji untuk upacara pemujaan roh nenek moyang
- Sarchopagus/keranda atau peti mati (berbentuk lesung bertutup)
- Punden berundak: tempat pemujaan bertingkat
- Kubur batu: peti mati yang terbuat dari batu besar yang dapat dibuka-tutup
- Arca/patung batu: simbol untuk mengungkapkan kepercayaan mereka
****
Tidak ada komentar:
Posting Komentar