Minggu, 23 Agustus 2015

Ketetapan Allah Yang Sudah Berlaku

Ketetapan Allah Yang Sudah Berlaku     

Rukun iman yang ke enam adalah percaya dengan ketetapan Allah atau takdir Allah, yang baik ataupun yang buruk. Apa-apa yang telah berlaku harus diimani dan urusannya dikembalikan kepada Allah. Seandainya yang terjadi adalah sesuatu yang buruk, misalnya kehilangan, kecelakaan atau musibah lainnya, tidak boleh diumpat atau disesali. Diterima saja apa adanya dengan berserah diri kepada Allah. Kita harus cepat menyadari bahwa yang terjadi itu adalah ketetapan Allah. Maka ketika ditimpa musibah kita diajarkan agar membaca Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. (Sesungguhnya kami datang dari Allah dan kepada-Nya kami akan kembali). 

Memang kadang-kadang sebuah musibah bisa terjadi karena seseorang mengambil satu dari dua pilihan. Misalnya di saat hujan lebat, dia ragu-ragu antara akan pergi atau tidak. Akhirnya di ujung keragu-raguan itu diambilnya keputusan untuk berangkat. Dan ternyata terjadi musibah, dia mendapat kecelakaan. Yang terjadi itu adalah takdir Allah kepadanya. Tidak ada gunanya dia menyesali dan mengatakan, 'coba tadi aku tidak jadi pergi.' 

Ada lagi kebiasaan sementara kita menyesali suatu kejadian yang sudah lama berlalu tapi akibatnya terasa sekarang. Beberapa tahun yang lalu kita jual sebidang tanah dengan harga waktu itu. Ternyata sekarang harganya sudah naik berkali lipat. Timbul penyesalan dan diungkapkan, 'seandainya dulu tidak aku jual.....' Padahal seandainya waktu itu tidak dijual, tapi dijual sekarang, beberapa tahun yang akan datang hal yang sama dapat saja terjadi. Harganya semakin naik. Lalu apa gunanya disesali?

Banyak contoh lain yang mirip dengan hal ini. Misalnya ketika kita salah membeli barang. Atau salah memilih tempat bekerja. Atau keliru memilih teman. Waktu kita memutuskan untuk mengambilnya dulu seyogianya sudah hasil dari pertimbangan yang matang. Bahwa kemudian ternyata tidak sesuai dengan yang diharapkan lain lagi persoalannya. Itulah takdir.

Kebalikannya juga bisa berlaku. Sesuatu yang kita awali dengan biasa-biasa saja. Tidak dibayangkan akan membawa keuntungan. Tapi ternyata atas izin Allah banyak manfaat dan kebaikan yang diperoleh. Itulah takdir.   

Bagi orang yang beriman, apapun yang menimpa dirinya senantiasa akan berbuah kebaikan untuknya di sisi Allah. Ketika dia diberi kemuliaan atau keberhasilan, dia bersyukur kepada Allah. Begitu pula, ketika dia mendapat ujian dari Allah berupa musibah apapun, dia bersabar dan berserah diri kepada Allah. 

****                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar