Sabtu, 11 Agustus 2012

Shalat Tarawih Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam

Shalat Tarawih Nabi Shalallahu 'Alaihi Wa Sallam

Masa-masa kesibukan dengan shalat tarawih kembali hampir berakhir. Hanya tinggal enam hari lagi saja. Kita tahu, bahwa di negeri kita, seperti di negeri Muslim lain ada beberapa versi jumlah rakaat shalat tarawih. Yang delapan ditambah tiga rakaat witir, yang dua puluh ditambah tiga rakaat witir. Bahkan yang empat puluh rakaat ditambah dengan shalat witir. Bahkan lagi, kabarnya ada yang sampai enampuluh rakaat ditutup dengan shalat witir.

Yang mengerjakan delapan rakaat plus tiga rakaat witir mendasarkannya kepada keterangan dari 'Aisyah istri Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam yang mengatakan bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam tidak pernah shalat malam (qiyamul lail) lebih dari sebelas rakaat, yang adalah delapan plus tiga itu. Meski pernah juga beliau mengerjakannya sepuluh plus satu rakaat. 

Tentang shalat tarawih beliau shalallahu 'alaihi wa sallam, riwayat yang sangat masyhur adalah yang mengatakan bahwa beliau shalat di mesjid (keluar dari rumah beliau) di awal malam di awal Ramadhan selama tiga hari pertama saja. Para sahabat yang bermakmum kepada beliau bertambah di malam kedua dan ketiga, setelah berita bahwa beliau shalat di mesjid pada malam hari diikuti orang banyak, menyebar di tengah umat Muslim di Madinah. Namun di hari keempat, beliau tidak keluar dan shalat di rumah beliau saja. Keesokan harinya beliau menjelaskan kepada para sahabat, bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam tidak keluar karena khawatir shalat tarawih itu nanti akan dikira wajib hukumnya.  

Setelah itu, para sahabat shalat sendiri-sendiri, dengan rakaat yang berbeda-beda jumlahnya dan hal itu tidak dilarang Rasulullah.

Pada acara i'tikaf di mesjid kami tadi malam terjadi diskusi dan tela'ahan tentang shalat tarawih bersama Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam. Keterangan bahwa beliau shalallahu 'alaihi wa sallam hanya shalat tarawih tiga kali saja, di awal Ramadhan, sangat mungkin terbantahkan. Ini berhubungan dengan keterangan tentang i'tikaf Rasulullah shalallahu 'alaihi wa sallam di sepertiga bulan terakhir bulan Ramadhan, di mana beliau pada kurun waktu itu berada di mesjid, siang dan malam, tidak keluar-keluar kecuali tentu saja untuk berwudhu dan ke tempat buang hajat. Sampai-sampai, rambut beliau shalallahu 'alaihi wa sallam dibantu menyisirkannya oleh 'Aisyah dari jendela mesjid. 

Artinya, dapat dipastikan bahwa beliau juga menegakkan shalat tarawih di malam-malam sepuluh malam terakhir itu di dalam mesjid dan diikuti oleh kaum Muslimin. Artinya, dengan menyesuaikan dengan keterangan dari 'Aisyah bahwa beliau tidak pernah melakukan shalat malam lebih dari sebelas rakaat, shalat tarawih beliau di sepuluh malam terakhir bulan Ramadhan itupun tentunya juga tidak lebih dari sebelas rakaat.

*****

Tidak ada komentar:

Posting Komentar