Sabtu, 24 Desember 2011

Mujur Sepanjang Hari - Malang Sekejap Mata

Mujur Sepanjang Hari - Malang Sekejap Mata 

Begitu kata pepatah. Begitu petuah nenek dahulu di kampung. Dan aku mengalami sebuah kejadian seperti itu tadi malam.

Bermula dari rasa 'anyang-anyangan', rasa seperti mau buang air kecil tapi tidak lancar. Seolah-olah ada yang menyumbat di saluran air seni. Dan ada rasa yang tidak nyaman di bawah 'ari-ari'. Akibatnya aku tidak bisa tidur, padahal biasanya, begitu kepala diletakkan di bantal, dalam bilangan menit yang pendek sudah langsung terlena. Tapi tidak tadi malam. Rasa anyang-anyangan dan rasa nyeri itu benar-benar mengganggu dan aku tidak bisa tidur. Hampir tengah malam aku minta diambilkan air minum kepada istri. Berharap dengan minum, akan segera buang air kecil dan mudah-mudahan bisa mendorong sesuatu yang seperti menyumbat di saluran air seni itu.

Tapi yang terjadi, aku jadi mual dan berakhir dengan muntah-muntah. Semua makanan yang disantap tadi keluar lagi. Sesudah muntah, istriku membalur punggungku dengan balsem. Terasa agak enak di badan dan aku berusaha untuk tidur. Dan istriku juga segera tertidur.

Tidak lama kemudian, rasanya aku ingin muntah lagi. Lalu bangkit berdiri untuk berjalan ke kamar mandi. Yang aku ingat, aku sudah berdiri di sisi tempat tidur tapi setelah itu blank, aku tidak ingat apa-apa. Tahu-tahu aku sudah terkapar di lantai di unjuran tempat tidur dan istriku setengah berteriak menanyakan apa yang terjadi. Aku tersadar dan merasa seolah-olah aku terjatuh dari tempat tidur. Posisiku tertelungkup. Istriku membantuku bangun sambil tidak berhenti-henti bertanya apa yang terjadi. Aku meraba kepala yang ternyata basah oleh darah. Istriku menyalakan lampu dan memeriksa luka di kepalaku itu. Masya Allah, katanya. Luka ini sangat besar. Kita harus segera ke rumah sakit, katanya menambahkan. 

Kami hanya berdua saja di rumah. Tidak ada pembantu. Istriku bergerak cepat mengganti baju, memakaikan baju untukku sambil menyuruh agar aku memegang terus kapas yang diletakkannya di kepalaku. Ke garasi mengeluarkan mobil, menutup pintu garasi, sementara aku duduk menunggu. Akhirnya kami pergi ke klinik bersalin adikku yang tidak terlalu jauh dari rumah. Karena jika dibawa ke rumah sakit, kami khawatir tidak akan segera dapat pertolongan.

Adikku yang dibangunkan jam satu malam tentu sangat terkejut. Ringkas cerita, dia bersama perawat-perawat di kliniknya bekerja keras menjahit luka di kepala itu. Empat belas jahitan. Alhamdulillah, anyang-anyang pelan-pelan hilang. Tinggal sedikit rasa nyeri di bekas jahitan di kepala. Itulah yang terjadi tadi malam. Malang sekejap mata......

*****                                           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar