Selasa, 27 September 2011

Imajinasi Kanak-kanak

Imajinasi Kanak-kanak 

Aku punya sebuah tas setengah koper tua, persegi dan kaku bentuknya. Tas yang dulu, tiga puluh tahun yang lalu (disebut pilot case, karena mirip seperti tas para pilot pesawat, kala itu),  biasanya digunakan ketika bertugas ke menara pengeboran. Tas antik itu sekarang berfungsi sebagai tempat menyimpan surat-surat dan diletakkan di bagian atas lemari. Surat apa saja, sejak dari ijazah-ijazah, akte kelahiran, surat nikah, surat tanah dan sebagainya. Sangat jarang diturunkan.

Karena ada keperluan, beberapa hari yang lalu tas antik itu diturunkan dan dibiarkan berada di bawah selama dua hari. Hari kedua, cucuku Rafi dan Rasyid yang tinggal di rumah sebelah, seperti biasa main ke rumah belakang, begitu mereka menyebutnya. Rafi yang mula-mula melihat tas antik itu, langsung lari memanggil saudara kembarnya. 'Syid, di kamar inyiak ada harta karun,' teriaknya. Keduanya kembali masuk kamar untuk mengamat-amati tas itu dan  bertanya.  

'Inyiak dapat harta karun di mana?'

'Mana harta karun?' tanyaku berpura-pura.

'Ini, inikan harta karun, nyiak. Inyiak dapat di mana?'

'Oo...... ini bukan harta karun. Ini tas inyiak...... Isinya surat-surat.'

'Benaran, nyiak? Rafi lihat dong?!'

Setelah aku perlihatkan isinya, Rafi dan Rasyid masih berkomentar.

'Wah, kirain harta karun....... Tapi ini mirip tas harta karun lho, nyiak?'

'Tahu dari mana tas harta karun seperti ini?' tanyaku.

'Dari filem kartun,' jawab Rasyid.

'Memang kalau tas harta karun itu isinya apa, sih?' tanyaku pula.

'Ya harta karun lah, nyiak,' jawab Rafi.

'Harta karun itu apa?'
'Harta karun......... Ya harta karun..... Pokoknya harta karun. Masak inyiak nggak tahu?'

'Ooo ya sudah..... Rafi dan Rasyid sudah pernah lihat, memangnya?'

'Lihat di filem kartun sudah. Tapi yang benarannya belum. Makanya tadi Asyid kirain ini harta karun benaran....'

Begitulah perbincangan kami sore kemarin......

*****


                                   

1 komentar:

  1. HAHAHAHHAHAHAHA
    Bilang dong Pa, surat-surat itu harta karun emaaang :))

    BalasHapus